Selamat Membaca
"Tidak tidak saya mau makan di warteg saja." Suara Naya terdengar antusias meski malu malu.
Zio memelankan laju mobilnya.
"Warteg? Aku belum pernah makan di warteg." Zio sedikit keberatan sebenarnya membayangkan makan di pinggir jalan.
Gak level pikirnya, dia terbiasa makan di restoran berbintang.
"Tapi saya ingin." Suara Naya memelan.
Teringat Naya yang sedang hamil, akhirnya Zio setuju. Demi anak yang ada dalam rahim Naya pikir nya.
Zio mencari warteg terdekat, untungnya cukup banyak warteg berjejer di jalan yang dilewati nya.
Setelah memutuskan warteg yang mana yang akan disinggahi, Zio menepikan mobilnya.
Kini mereka sudah duduk di bangku panjang yang ada di warteg tersebut.
Zio terlihat kurang nyaman, apalagi harus duduk berjajar dengan beberapa orang yang kebetulan makan di sana juga.
Sedangkan Naya terlihat sangat senang.
Naya memesan soto daging, begitupun Zio memesan makanan yang sama.
Naya makan begitu lahapnya, sedangkan Zio terlihat canggung dan kurang nyaman.
"Ini pertama dan terakhir kalinya aku makan di warteg ya, meski tak kupungkiri masakan nya enak juga." Bisik Zio pada Naya.
Naya hanya tersenyum menanggapi perkataan Zio barusan.
Ah terserahlah, ya g penting perutku kenyang dan hatiku senang. Pikir Naya.
Usai makan, mereka segera pulang.
Naya tidur dalam pelukan Zio malam ini. Sebenarnya Naya berniat tidur sendirian, tak mau jika tiba-tiba saja Alena muncul dan marah lagi.
Tapi Zio terus memaksanya untuk tidur bersama, meski tak melakukan apapun. Hanya sebatas saling memeluk saja.
Zio beralasan bahwa dirinya harus menjaga bayi dan ibunya.
Akhirnya mau tidak mau Naya setuju saja , daripada urusannya jadi ribet.
Jam Sebelas Malam
Terdengar suara deru mesin mobil dari luar. Siapa lagi yang datang malam-malam begini kalau bukan Alena.
Alena pulang setelah lebih dari satu Minggu dia bersenang-senang dengan Dandi.
Satpam segera membuka pintu gerbang. Dan Art sigap membuka pintu utama setelah tahu ALena pulang.
Alena masuk ke rumah dengan wajah jutek nya.
Berjalan angkuh masuk ke kamar nya, tak ada Zio disana.
"Apa dia di kamar Naya!" Gumamnya, raut wajahnya berubah kesal.
Alena melemparkan tas nya di atas tempat tidur, lalu dia segera menuju ke kamar Naya.
Memegang gagang pintu hendak membuka nya, tentu saja pintu terkunci rapat.
Dengan kasar Alena menggedor pintu kamar Naya.
Tok
Tok
Tok
Di dalam kamar
Naya dan Zio terperanjat kaget mendengar gedoran pintu kamar yang begitu kuat.
Mereka segera memunguti pakaiannya yang berserakan usai pertempuran tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DiJodohkan dengan Om om
RomanceNaya terpaksa menikah dengan Zio, Karena butuh uang untuk pengobatan ayahnya yang kecelakaan. Dan Zio membutuhkan Naya, untuk melahirkan anak nya. Sehingga mereka melakukan pernikahan kontrak. Awalnya Zio menolak, namun karena Alena isterinya terus...