Kebaya Nikah

4.1K 138 0
                                    

Naya mengikuti dari belakang, kemudian masuk ke dalam mobil.

"Pak Agus, ke butik." Ucap Zio.

"Baik tuan." jawab pak Agus, dia sudah tahu butik langganan keluarga Zio.

Di dalam mobil Naya dan Zio tak berbicara apapun. Mereka sibuk dengan pemikiran mereka sendiri.

Naya yang merasa canggung memilih untuk memainkan ponselnya, dia membaca novel online pavorit nya.

Begitu pula dengan Zio, dia membuka aplikasi chat dan menelpon Alena isteri nya.

Tut Tut

Tut Tut

Setelah dua kali menghubungi nya, Alena baru menjawab telponnya.

"Halo sayang?" Terdengar suara Alena yang lembut mendayu.

"Kamu lagi ngapain sayang?" Zio tersenyum senang mendengar suara Alena.

"Aku baru saja selesai pemotretan," jawab nya.

"Pemotretan? Bukannya sudah selesai? Kamu bilang hari ini kamu pulang." Terdengar nada kecewa dari suara Zio.

"Maap, ada pemotretan tambahan dan dadakan untuk 3 hari kedepan. Kamu baik-baik di sana ya dan jangan sampai jatuh cinta sama perempuan itu." Suara Alena terdengar tegas.

"Mana mungkin aku akan jatuh cinta padanya, kamu satu-satunya yang ada di hati ku." Zio berkata dengan sangat yakin, ekor matanya melirik ke arah Naya yang terlihat Pokus pada ponselnya.

Sebenarnya Naya mendengar semua perkataan Zio, namun dia tidak ambil pusing. Toh aku tidak mencintai Zio pikirnya.

Setelah berbicara cukup lama di telpon, Zio mengakhiri percakapan nya. Karena, mereka sudah sampai di butik.

"Sudah dulu ya sayang, sampai ketemu."

"Iya, aku sangat merindukanmu."

"Tut" Sambungan telpon pun Zio tutup.

"Ayo turun sudah sampai." Ajak Zio, dengan cepat Naya turun mengekori Zio.

Kini mereka sudah berada di dalam butik.

"Selamat siang tuan Zio, ada yang perlu kamu bantu." Sapa seorang wanita matang berwajah cantik yang merupakan pemilik butik.

"Saya ingin mencari kebaya nikah untuk dia." Menunjuk dengan telapak tangan nya.

"Oh, dengan nona siapa ini?" Sapa nya ramah.

"Saya Naya." jawab Naya, mengulurkan tangannya dengan sopan.

"Saya Santi, pemilik butik ini." Menerima jabatan tangan Naya dengan ramah nya.

"Mana calon suami nya?" Santi celingukan mencari sodok pria yang akan menjadi suami Naya.

"Saya." Zio berkata dengan datarnya.

"A~apa, anda? Apa saya tidak salah dengar!" Terkejut, karena setahunya Zio adalah suami dari Alena.

"Begitulah. Sebaiknya kamu cepat tunjukkan kebaya yang kamu punya yang cocok untuk nya. Pernikahan kami besok." Zio menatap Santi dengan tatapan yang tajam menyuruh nya berhenti bertanya.

"Baiklah, ayo nona ikut saya." Tersenyum ke arah Zio, lalu ke arah Naya.

Naya mengikuti Santi ke ruangan dimana banyak baju kebaya modern berjajar rapi.

Santi menunjukkan sebuah kebaya dengan model simpel namun elegan yan di hiasi mutiara dan manik-manik berkualitas.

Naya membawa nya ke ruang ganti, baju itu begitu pas dengan Lekukan tubuh Naya. Bagian dadanya yang agak rendah dan pas membuat benda padat itu menonjol sempurna.

DiJodohkan dengan Om omTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang