Setuju

7.6K 213 1
                                    

"lalu kita harus bagaimana?" zio memandang wajah istrinya dengan tatapan yang bingung.

" huuuh,aku tidak tahu mas ,tapi sepertinya aku memang harus setuju kamu menikah lagi, tapi biarlah aku yang akan cari istri baru mu nanti "
jawab Alena dengan wajah sendu nya.

"Apa kamu yakin?" zio tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh istri nya*

"aku yakin mas,tapi..." Alena tidak melanjutkan perkataannya.

"tapi apa ?" Zio menatap intens wajah istrinya yang terlihat makin cantik di matanya.

"Tapi setelah menikah dan melahirkan satu anak aku ingin kamu menceraikan nya, anggap saja ini pernikahan kontrak" jawab Alena , dengan tegas.

"Apa ada yang mau dengan pernikahan semacam itu?" Tanya zio tak percaya.

"Tentu saja ada ,nanti aku pasti akan mendapatkan nya" Jawab Alena dengan yakin.

"Baiklah kalau begitu, aku akan mempercayakan nya padamu sayang" Jawab Zio dengan lembut.

Alena memeluk erat suaminya. Dirinya begitu mencintai zio , tapi juga mencintai karirnya.

Kehadiran anak hanya akan menghambat karir nya saja menurut nya, dia tidak ingin bentuk tubuh nya rusak, gendut, atau pun tida kencang setelah melahirkan.

Terlebih dia tidak suka mendengarkan rengekan dan tangisan bayi nantinya, itulah yang menyebabkan dirinya memilih untuk KB,dan belum mau melepaskan nya.

Zio mengecup bibir Alena dengan lembut, Alena membalas nya dengan panas. Akhirnya aktivitas ciuman itu berubah menjadi makin panas.

Zio sudah tak bisa mengendalikan hasratnya ,kini tangan nya sudah bergerilya menyentuh semua bagian dari tubuh istrinya itu.

Kini mereka sudah berada diatas kasur king size yang empuk, bibir mereka yang saling melu**t, sementara tangan zio menyususup mere**s squishy milik Istri nya yang besar dan kenyal.

Aktivitas pun makin hot , hingga akhirnya terjadilah hubungan intim yang begitu panas antara zio dan Alena istri nya.

Heheh bayangin aja sendiri, apa yang terjadi selanjutnya. Ups hanya untuk 21+ ya, bocil dan yang masih belum nikah dilarang baca??~

Setelah aktivitas panas itu selesai, tubuh mereka kini tertidur. Zio memeluk tubuh Alena yang masih polos.

Usai Sarapan Di Rumah Zio

"bagaimana apa sudah ada keputusan?" Tanya mama menatap ke arah Alena.

"Iya mam.  Aku udah memutuskan kalau aku yang akan mencari kan istri untuk suamiku." Jawab Alena yakin.

"Benarkah? Apa kamu yakin Lena, apa kamu bisa mencari istri untuk suamimu?" Tanya mama mertua nya dengan tak percaya.

"Aku yakin mah, hari ini aku akan pergi menemui teman ku. Dia punya banyak kenalan, aku mungkin akan menemukan wanit itu di sana" Jawab Alena meyakinkan mama.

"Baiklah kalau begitu,tapi ingat mama ingin wanita baik - baik, wanita yang masih perawan,mama gak mau bekas orang" Jawab mama dengan tegas.

"Okey mah,aku pasti akan mencari yang terbaik, Jawab Alena mantap.

Sementara Zio dan papanya saling memandang.

"Tapi jika kamu tidak dapat menemukan calon istri untuk zio, maka mama yang akan mencari nya" Mama dengan tegas.

"Baiklah mam" Jawab Alena, mulai bosan dengan segala bahasan mertuanya, yang terus membahas calon istri untuk suaminya.

Waktu sudah menunjukkan jam 8 pagi, Zio segera pamit kepada orang tuanya untuk pergi ke kantor. Begitu pula Alena pamit untuk pergi bertemu dengan teman nya,ia sudah membuat janji.

Zio

Dia mengendarai kendaraan dengan kecepatan sedang, otak nya seakan penuh dengan perkataan mama nya yang selalu menginginkan cucu.

tak bisa di pungkiri dirinya pun menginginkan keturunan,apalagi usianya yang menginjak 40.

"Lena sayang kenapa kamu lebih memilih aku menikah lagi, dari pada mengandung anak ku, lebih penting karir kah daripada suamimu" Batin zio.

Kini dirinya sampai di perusahaan milik nya. Segera memarkirkan mobilnya, lalu masuk ke kantor dengan naik lift khusus bos.

Di ruangan nya, setumpuk berkas sudah menunggu, dengan serius ia bekerja.

Zio adalah sosok pekerja keras, dia selalu serius dalam setiap pekerjaan nya.

Dia sosok yang dingin dan jarang bicara kecuali dengan orang terdekat nya.

Zio bisa berlaku lembut dan romantis hanya kepada orang yang di cintai nya, seperti kepada Alena dan orang tua nya misalnya.

bersambung

DiJodohkan dengan Om omTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang