Sat-set

101 9 2
                                    

▼・ᴥ・▼
|
|
|
~~~~~
|

|




Evandro Leonard Sanjaya, CEO muda tampan yang sangat berwibawa. Dia disegani oleh banyak orang karena kepiawaiannya dalam berbisnis diusianya yang belum genap dua puluh tiga tahun.

Hal itu membuat pria dengan mata berbentuk bulan sabit saat tersenyum itu terkenal di kalangan para bisnisman muda maupun pebisnis senior yang kebanyakan adalah kolega lama ayahnya. Evan mencoba membangun kembali relasi dengan meyakinkan mereka yang telah dirusak kepercayaannya oleh sang ayah agar setuju untuk kembali berinvestasi di Sanjaya group.

Temperamen adalah salah satu sifat buruknya. Tak segan-segan Evan akan menyingkirkan orang-orang yang berani mengusik bisnis yang sudah ia perjuangkan mati-matian agar selamat dari kebangkrutan.

Mungkin itu adalah salah satu sifat buruk ayahnya yang menurun sempurna pada dirinya.

Pendendam.

Namun terlepas dari semua itu, Evan juga hanyalah seorang anak dan kakak laki-laki yang sangat menyayangi keluarga kecilnya. Apapun akan dilakukannya demi kebahagiaan mama dan adik-adiknya.

•÷•÷•÷•


Satu bulan kemudian.....

Clara sekarang tengah tertegun menatap sebuah bangunan megah dihadapannya. Rumah berlantai tiga dengan desain unik juga halaman luas ditumbuhi berbagai macam bunga. Disetiap sudut halamannya terdapat air mancur berbentuk angsa putih yang sangat indah, membuat siapapun yang melihatnya akan betah memandangi setiap detail dengan nuansa bak negri para peri itu.

Entah mengapa rumah itu mengingatkannya pada perangai sahabat lamanya yang lembut dan penyayang seperti ibu peri. Mengingat kembali kenangan lama mereka membuat Clara menitikkan airmata karena kini mereka berada dalam dimensi yang berbeda. Clara berharap sahabatnya mendapat tempat terbaik di surga.

Clara melangkahkan kakinya memasuki pekarangan yang sangat asri. Kebetulan sekali gerbang rumah itu sedang terbuka lebar tanpa ada satpam yang menjaganya, jadi Clara bisa masuk dengan mudah.


Wanita yang masih terlihat segar dan cantik meski usianya sudah masuk kepala empat itu melihat-liat sekeliling berharap dirinya bisa langsung bertemu dengan seseorang yang menjadi alasannya datang ke rumah itu.

Sebenarnya Clara ingin mencarinya secara langsung, agar dia puas. Tapi mau bagaimana lagi jika dirinya harus disibukkan dengan urusan bisnisnya. Dan belum lagi ada Emel dan Angel yang akhir-akhir ini sangat manja dan tak mau berhenti menempel padanya.

Salah satu anak buah kepercayaan Clara, Nadya namanya, melapor pada Clara bahwa ia melihat remaja perempuan cantik yang ciri-cirinya sama seperti yang selama ini dicari oleh bosnya.

Sudah tahun ketiga sejak Clara memerintahkan Nadya mencari gadis bernama Lily dengan bermodalkan foto masa kecil gadis itu, namun Nadya yang notabenenya pernah bekerja sebagai agen rahasia di Korea pun tidak bisa menemukan petunjuk apapun seakan semua informasi mengenai hidup Lily sudah terkubur dalam-dalam. Jangan ragukan kemampuannya dalam bidang ini karena meretas data dan menyamar sudah menjadi sebagian dari hidupnya.

Tak sengaja saat merasa jenuh karena tak bisa menemukan petunjuk apapun mengenai gadis bernama Lily, Nadya menghibur diri dengan mengunjungi pasar wengi, begitu mereka menyebutnya karena hanya beroperasi menjelang malam hari.

Tempat yang sudah menjadi langganannya untuk mengupdate senjata terbaru untuk para bodyguard Clara.

Saat hendak menuju stand yang menjual sampel dari pistol keluaran terbaru, Nadya tak sengaja melihat seorang remaja perempuan yang terasa tak asing dimatanya. Terlihat polos tapi menawan. Sama seperti gadis kecil dalam foto yang selalu disimpannya dalam saku.

Tempest of Love (REVISI DULU GUYS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang