Malam Tragis

116 9 1
                                    

"P-paman? "

Anton tersenyum miring menatap Lila dari ujung rambut sampai ujung kaki gadis itu. Kebetulan sekali Lila membuka pintu kamarnya, dengan begitu, ia jadi tidak usah repot- repot mencari cara untuk masuk ke kamar keponakannya itu.

"Ap-pa paman mem-butuhkan sesuatu? " tanya Lila gugup. Pasalnya aura yang ditunjukkan oleh Anton sekarang sangatlah mengerikan. Raut wajah Anton sama sekali tidak menunjukkan keramahan. Ditambah lagi dengan seringaianya yang membuat Lila merinding.

Lila merasa ada yang aneh dengan pamannya. Untuk apa malam-malam seperti ini Anton datang ke kamarnya yang letaknya cukup jauh dari kamar bibinya.

Lila tidak sepenuhnya sadar karena rasa sakit di sekujur tubuhnya mulai kembali. Sudah waktunya untuk dia kembali meminum racikan obatnya.

Anton terdiam tidak menjawab pertanyaan Lila. Suami dari Ratna itu terdiam sejenak, lalu melihat ke sekeliling rumah dengan tatapan waspada.

Saat dirasa aman dan tidak ada siapapun, tiba-tiba Anton memaksa masuk sambil mendorong Lila agar gadis itu ikut masuk ke dalam kamarnya.

Kerasnya dorongan Anton membuat tubuh ringkih itu lagi-lagi tersungkur di lantai.

Dengan gerakan cepat, Anton mengunci pintu kamar Lila dan memasukkan kuncinya ke dalam kantung celanana pendek yang dipakainya.

Lila yang merasa sangat shock hanya bisa menunduk sembari mengatur deru nafasnya yang semakin menggila.

Tanpa gadis itu sadari, Anton mulai melangkah mendekatinya.

Mendengar langkah kaki mendekati dirinya, membuat kesadaran Lila kembali sepenuhnya. Ia mendongak dan seketika bola mata cantik itu membulat sempurna.

Lila melihat gerakan tangan Anton yang sedang berusaha melepas kancing kemeja yang dipakainya, sembari berjalan tidak sabar kearahnya.

"Paman mau apa! " reflek gadis itu sambil berusaha untuk berdiri meski rasanya sangat sulit. Dengan sempoyongan Lila ikut melangkah mundur hingga punggungnya sekarang sudah menempel di dinding.

Anton menghentikan langkahnya. Ia bersedakap sembari menatap dalam manik mata Lila.

"Kenapa? kamu takut sama saya? " ekspresi yang ditunjukkan Anton kali ini sangat membuat Lila ketakutan.

Pasalnya sekarang sudah masuk tengah malam dan pasti akan sulit mencari pertolongan jika Anton hendak berbuat jahat padanya.

Suasana menjadi sangat hening karena Lila tidak tahu apa maksud perkataan Anton barusan.

Hanya suara denting jam yang terdengar membuat keadaan semakin terasa menakutkan untuk gadis itu sampai akhirnya Anton lah yang kembali membuka suara.

"Kamu tahu kenapa saya tidak memukuli kamu seperti yang dilakukan oleh istri saya? Padahal apa yang sudah kamu lakukan tidak bisa di anggap perkara biasa. Tanpa kamu sadari, kamu sudah menghancurkan masa depan Anara, putri saya. " Ujar Anton dingin. Tapi tiba-tiba ia tertawa keras dan kembali melangkah mendekati Lila yang sudah bergetar ketakutan.

Lelaki dengan kaos pendek itu sekarang sudah berada tepat didepan Lila dengan kedua lengan yang digunakan untuk mengungkung gadis itu.

Anton mencengkram dagu Lila kuat sampai dagu gadis itu terluka.

Anton mendekatkan wajahnya ke telinga Lila membuat gadis itu memalingkan wajahnya.

"Tentu saja saya punya cara saya sendiri untuk menghukum kamu, saya juga akan menghancurkan masa depan kamu seperti yang kamu perbuat pada putri saya! Cukup nikmati apa yang akan saya lakukan, asal kamu tahu, saya sudah cukup lama menahan diri selama ini. " Anton mencengkram dagu Lila hendak memberikan kecupan di bibir ranum gadis itu.

Tempest of Love (REVISI DULU GUYS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang