Sekelebat Bayangan Masalalu

89 8 3
                                    




Saat hendak pergi, Lila merasakan tangan seseorang menahan bahunya.

" Tunggu dulu! Siapa gadis manis ini? kenapa saya baru melihatnya? " tanya Clara membuat Ratna tersentak.

Lila memakai penutup kepala seperti biasanya, namun kali ini bukan syal kesayangannya, melainkan sehelai kain yang tampak sudah sangat lusuh. Lila memakainya sampai menutupi bagian bawah wajahnya membuat Clara tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Karena penasaran, Clara menarik kain penutup yang dipakai Lila dan tampaklah wajah cantik gadis itu membuat Clara terkejut. Tidak salah lagi, gadis malang yang ada dihadapannya sekarang adalah gadis yang sama yang sedang dicari nya.

Clara tertegun melihat banyak sekali luka lebam diwajah Lila. Mengapa bisa seperti ini? Bahkan banyak luka yang masih basah di tangan dan kakinya. Kejam sekali orang yang melakukan hal buruk ini pada gadis lugu seperti Lila.

Clara mengamati setiap inci wajah cantik dihadapannya. Jika dilihat sedekat ini, wajah gadis ini benar-benar sangat mirip dengan sosok di masa lalunya membuat Clara ingin menitikkan air mata.

Kenapa dia mirip banget sama kamu, Sya...

Lila bingung harus berbuat apa. Tangannya sekarang tengah digenggam erat oleh Clara.

Kalau ia menyentaknya, itu akan terlihat sangat tidak sopan dan pasti Ratna akan mengamuk padanya. Tapi jika ia diam saja, dia juga takut karena sekarang Ratna tengah menatapnya tajam seakan ingin menelannya hidup-hidup.

" Dia hanya seorang pelayan nyonya, maaf kalau penampilannya aneh dan mengganggu penglihatan nyonya. Saya sudah sering memberitahunya untuk membuka penutup wajahnya itu, tapi dia selalu menolak. Mungkin dia malu dengan wajahnya, " ujar Ratna disertai dengan kekehan di akhir kalimatnya.

Lila menjerit dalam hati. Bahkan bibinya sendiri yang selalu menyuruhnya memakai penutup wajah agar luka-luka diseluruh wajahnya tidak menimbulkan pertanyaan banyak orang.

Seorang pelayan? Benarkah itu?
batin Clara bertanya-tanya.

Clara memaksakan senyumnya.

" Oh, tidak apa-apa nyonya, saya sama sekali tidak mempermasalahkan penampilannya. Mari kita lanjutkan yang tadi saja. " Clara kembali duduk seperti tidak terjadi apa-apa. Padahal dalam hatinya ia sangat penasaran dengan sosok Lila. Tapi rasanya kurang pantas jika ia menanyakan tentang luka-luka yang ada di sekujur tubuh Lila. Untuk saat ini, ia tidak mau bertindak lebih jauh dulu.

Sedangkan Lila sendiri sudah melenggang masuk kembali ke dalam dapur melanjutkan pekerjaannya yang lain. Waktu istirahat yang tak seberapa harus hilang karena Clara tadi menahannya cukup lama di ruang tamu.

Di ruang tamu....

" Jadi bagaimana nyonya? Jika setelah hari kelulusan putri saya nanti, kita langsungkan pertemuan keluarga untuk membicarakan pertunangan bla bla bla... " Ratna terus menyerocos membahas perjodohan, sedangkan Clara tidak menanggapinya sama sekali. Ia masih memikirkan siapa sebenarnya gadis pelayan bernama Lila itu, dan kenapa Clara merasa begitu familiar dengan wajahnya?

Clara merasa ada yang tidak beres dengan keluarga ini. Sepertinya mereka memperlakukan Lila dengan buruk. Clara merasa ia harus menolong Lila. Persetan dengan pekerjaan dan status Lila, ia sudah sangat yakin dengan gadis itu. Dan kalaupun ia tidak bisa menjadikan Lila sebagai menantunya, setidaknya ia harus bisa menolong gadis malang itu keluar dari tempat ini.

Tempest of Love (REVISI DULU GUYS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang