🌺
🦋
🦋
🦋🥀Tidak semua hal yang aku tunjukkan adalah sebuah kebenaran dari apa yang aku rasakan🌦
_Nathaniel👨⚕
Clara tergopoh-gopoh membukakan pintu karena ada seseorang yang terus-terusan menekan bel rumahnya.
" Iyee, sabar kali kaki saya cuma dua! ini pembantu juga pada kemana sih " gerutunya disepanjang ia berjalan.
" Selamat siang nyonya Clara, saya dari bagian pengiriman Sanjaya Mall, ingin mengantarkan pesanan dari tuan muda. Beliau bilang pesanannya langsung saja di antar ke mansion utama, nyonya. " ujar seorang lelaki tambun berpakaian rapi.
" Bener Evan yang nyuruh? " tanya Clara antusias.
"Iya nyonya, saya sendiri yang diperintahkan langsung oleh tuan Evan melalui telepon beberapa jam lalu "
Clara manggut-manggut " Oke, langsung aja bawa masuk, lantai dua kamar pojok kanan ya " walaupun ia merasa bahagia, tak menampik Clara juga menerka-nerka kenapa Evan dengan sukarela bersedia mengatur semua kebutuhan Lila secara Langsung. Bukankah putranya itu sangat membenci Lila melebihi apapun? apakah secepat itu Evan luluh? huh rasa-rasanya tidak mungkin.
Sembari menunggu orang-orang pengantar barang menyelesaikan tugasnya, Clara duduk di sofa kebanggaannya sembari bermain ponsel.
" Onti! " panggil seseorang membuatnya menoleh ke arah pintu utama mansion nya. Ia sengaja tidak menutup pintu agar para pekerja lebih mudah memasukkan barang-barang Lila.
"Oi, Nathan ganteng ponakan aunty! "
Clara lantas bangun untuk menghampiri tamu istimewanya itu. Saat sampai dihadapan Nathan, Clara mencubit pipi Nathan gemas. " Kenapa nggak bilang-bilang mau dateng kesini hah? tau gitu kan aunty bisa bikin sambutan buat kamu "" Onti ini bisa aja, Nathan cuma kangen sama Emel Angel kok On. Lagian tu ya, yang harusnya dikasih sambutan meriah itu bang Evan sama istrinya, mereka kan pengantin baru. " Nathan keki sendiri dengan ucapannya. Kenapa juga dia harus membawa-bawa Evan dan Lila. Dan ucapan Nathan sukses membuat Clara terdiam.
Clara tersadar kalau dia sama sekali belum menyiapkan apa-apa untuk penyambutan Lila ke rumahnya. Memang terlihat sedikit berlebihan, tapi Lila hanya melakukan pernikahannya dengan sangat sederhana. Setidaknya saat pulang ke rumah harus ada sedikit penyambutan agar dia merasa dihargai. Dari tadi Clara hanya sibuk memikirkan kepulangan putra dan menantunya sampai lupa dengan hal sepenting itu.
Nathan merasa aneh dengan Ontinya yang terlihat asyik dengan lamunannya hingga mengabaikan keberadaan dirinya. " Onti ngapain dah melongo begitu? nanti kalo kesambet siapa yang mau nolongin coba? " monolognya.
Mata Clara mengamati pintu lalu tatapan nya beralih melihat ke arah jam dinding yang tergantung diruang tamunya.
mungkin mereka masih agak lama pulangnya, masih ada waktu buat nyiapin sambutan kecil-kecilan
" Nathan! kamu harus bantuin aunty ini urgent! "
Clara panik sendiri sampai bingung harus berbuat apa. Ia malah berjalan kesana kemari mencari para pembantunya yang tiba-tiba hilang entah kemana. Nathan yang belum paham dengan apa yang dikatakan oleh ontinya pun ikut kebingungan. Saat Clara melintas di depannya, Nathan segera menghentikan Clara.
" Oitttt! stop on! Onti ngapain mondar-mandir kesono kemari sih? Onti mau apa? Nathan disuruh bantuin apaan? Kalo minta tolong itu yang jelas dong, "
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempest of Love (REVISI DULU GUYS)
Teen Fiction"Nikah sama anak tante, maka otomatis kamu bisa keluar selamanya dari rumah itu. " "Hah? Ni-nikah? Diusia ini? " "Tante juga bisa lindungi kamu dari keluarga itu. Gimana? " Evandro Leonard Sanjaya... "Lo nggak usah mimpi buat dapetin hati gue. Jiwa...