Bukan Untuk Perjodohan

91 11 0
                                    

🌹
🌹
🌹
▼・ᴥ・▼



Siang ini, Clara sudah berdiri tepat di depan pintu rumah keluarga Rafael. Ia terlihat sangat resah.

Dengan menarik nafas panjang lalu menghembuskanya perlahan, Clara memantapkan hatinya untuk menekan bel.

Ting tong ting tong....

Tak lama, tampak sosok gadis bertudung dengan wajah setengah tertutup muncul dari balik pintu.

Clara semakin merasa bersalah melihatnya. Bahkan gadis malang itu menunduk sangat dalam saat sedang menerima tamu seperti ini. Entah apa yang dikatakan oleh Ratna kepada gadis itu sampai ia bisa sepatuh ini.

" Silahkan masuk nyonya, anda sudah ditunggu oleh tuan dan nyonya besar di dalam. " ujar Lila sopan masih dengan kepala yang setia menunduk. Clara tertegun sejenak mendengar suara Lila yang terdengar halus dan menenangkan.

" Oh iya terimakasih "  balas Clara, kemudian ia melangkah memasuki rumah itu.

Di ruang tamu, Clara melihat Ratna tengah berbincang serius dengan seorang pria yang kemungkinan besar adalah suaminya. Mereka terlihat tengah menunggu seseorang.

Setelah menyadari kehadiran Clara sepasang suami-istri itu langsung berdiri untuk menyambutnya.

Dengan langkah tenang dan pasti, Clara melangkah menghampiri mereka.

" Selamat datang nyonya Cecil, silahkan duduk. Sebelumnya perkenalkan, ini Anton suami saya. " Ratna dengan ramahnya memperkenalkan suaminya kepada Clara dengan senyum merekah.

Sedangkan Anton mengangguk ramah sembari tersenyum. Tak lupa ia mengulirkan tangannya untuk memperkenalkan diri secara langsung.

Namun Clara tak kunjung menyambutnya membuat Anton menarik kembali uluran tangannya. Tak bisa dipungkiri lelaki itu merasa terhina dengan sikap Clara.

Clara sendiri bisa merasakan tatapan tidak menyenangkan dari Anton untuk dirinya. Sedari ia duduk di sofa yang ada di samping mereka, suami Ratna itu fokus menatap paha mulus Clara yang sedikit tersingkap saat ia duduk. Benar-benar tipe laki-laki hidung belang yang sok-sok an mengumbar janji kesetiaan tapi di belakang istrinya diam-diam suka jajan lonte.

Tiba-tiba wajah ramah Clara berganti dengan ekspresi yang datar, membuat suasana menjadi agak canggung.

Setelah hening beberapa saat, akhirnya Clara yang membuka suara terlebih dahulu.

" Maaf sebelumnya nyonya dan tuan Rafael yang terhormat, saya kemari bukan untuk membahas mengenai perjodohan. " ujar Clara tajam membuat pasangan suami istri itu terdiam. Mereka bertanya-tanya apakah yang membuat Clara berubah fikiran secepat dan semudah ini.

Mereka sangat tahu keluarga Clara bukanlah orang sembarangan yang hanya akan iseng bertanya-tanya tentang anak gadis orang seperti yang dilakukannya kemarin. Hal seperti itu  akan sangat membuang-buang waktu mereka tentunya.

Ratna yang merasa tidak terima pun ingin meminta penjelasan kepada Clara tentang apa yang barusan dikatakan oleh nyonya besar dihadapannya itu.

" Tapi kenapa nyonya Cecil? bukankah kemarin kita sudah sepakat? Bahkan saya sudah menyuruh Anara putri saya untuk tetap berada di rumah hari ini agar bisa bertemu dengan nyonya secara langsung. Anda tidak bisa seenaknya membatalkan semuanya seperti ini. Saya merasa sangat dipermainkan " protes Clara.

Clara tersenyum smirk sembari melirik ke arah Ratna.

" Jaga ucapan anda. Saya tidak akan memutuskan sesuatu tanpa sebab apalagi ini adalah hal sepenting ini. "

Tempest of Love (REVISI DULU GUYS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang