to be Wife

96 6 2
                                    

Tiba-tiba pintu kamar terbuka menampilkan dua bocah yang langsung melihat kearah Evan dan Lila secara bergantian dengan tatapan polos mereka. Mata dia bocah itu melebar saat Lila menyibak rambut dan melihat kearah mereka.

"KAKAK CANTIKKKKK " teriak mereka bersamaan.

Lila ikut menoleh kearah pintu, dan ikut melebarkan matanya saat Angel dan Emel dengan tiba-tiba muncul di depan pintu kamarnya.

Karena berbagai drama yang terjadi di hidupnya akhir-akhir ini, Lila sampai lupa kalau ia sekarang sudah resmi menjadi kakak ipar dari dua bocah yang pernah ditolongnya beberapa bulan lalu itu.

Karena bingung harus menjelaskan bagaimana, dengan tampang tak berdosanya Lila hanya menyengir "Hehe, sayang... Kita ketemu lagi. "

Karena tidak mendapat respon apapun, Lila jadi bingung sendiri. Emel dan Amel masih diam mematung dengan mulut terbuka sembari terus menatap dirinya yang sudah mati kutu.

Seharusnya dia memperkenalkan diri lebih awal saat di rumah sakit atau saat dirinya baru tiba di rumah keluarga Sanjaya kemarin. Bagaimana  ia bisa melupakan hal sepenting ini.

"KAKAK CANTIKKKK! " teriak duo kembar sembari berlari kencang ke arah Lila yang masih terduduk di lantai. Mereka memeluk Lila dengan begitu erat seakan tidak boleh ada seorangpun yang bisa melepaskan pelukan mereka.

"wo, wo hei pelan-pelan aja sayang, nanti jatoh. " peringat Lila pada Emel dan Angel yang menubruknya dengan brutal.

"Kakak cantik kemana aja? kita cali-cali kakak cantik celama ini... "
lirih Emel membuat Lila tersenyum. Sedangkan Evan diam-diam memerhatikan interaksi kedua adiknya dengan Lila. Pemuda itu masih sama seperti posisi awal duduk dengan nyaman di tempat tidur king size miliknya.

"Iya kakak cantik... bang Papan dulhaka ndak bolehin kita ketemu sama kakak cantik lagi.

Evan yang tiba-tiba disebut namanya pun melotot ke arah Angel. Lila ikut menatap ke arah suaminya dengan tatapan bertanya.

"Apa lo liatin gue kayak gitu?! " Sentaknya, Evan merasa kesal kenapa malah dirinya yang dibawa-bawa.

Lila seketika mengalihkan pandangannya kebali menatap Emel dan Angel. Sebenarya ia tak berniat menatap wajah suami garangnya itu. Tapi ia akui dirinya sempat sedikit terpesona melihat Evan dengan muka bantal dan rambut acak-acakannya yang terkesan seksi. Seakan ketampanan pemuda itu bertambah berkali-kali lipat saja.

"Kakak kok malah bengon gitu? " tanya Angel polos.

"Eh, nggak kok sayang, kakak masih terharu aja bisa ketemu kalian lagi, hehe " jawab gadis itu gelagapan.

"Cih, kebanyakan drama, cari muka mulu lo " sinis Evan.

"Ihhhh bang papan udah dong jangan gangguin kakak cantik telusss! bilangin mama nih! " balas Emel. Bocah satu ini memang lebih badas daripada adiknya Angel yang bersifat lemah lembut dan sabar, dan sedikit lemot tentunya.

"Iya tu, nakal banget bang papan " timpal Angel.

Evan membelalak kesal karena lagi-lagi di pojokkan ia merasa akhir-akhir ini dua adik nya sering sekali memojokkan dan mengejeknya juga bersifat kurang ajar dengan pacarnya.

"Eh bocil! gue ini abang kadung kalian! yang biasanya cebokin kalian, gang dulu gantiin pampers segala macem, lu pada malah belain cewek ini mulu. Kalian berdua kalo durhaka sama abang nanti abang kutuk jadi bekicot mau?! " ujar Evan menggebu-gebu sengaja ingin menyindir keberadaan Lila di sana.

Tempest of Love (REVISI DULU GUYS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang