Melawan Kematian

109 8 2
                                    

Ya Tuhan.... Lily nggak kuat lagi... Mama papa maafin Lily karna nggak bisa merjuangin keadilan buat kalian... Lily capek, pengen istirahat pengen nyusul mama papa aja... Maafin lily ma... Pa... Lily udah gagal

Lila benar-benar sudah kehilangan kesadarannya.

Tanpa Ratna tahu, sedari tadi ada seseorang yang setia memerhatikan semua perbuatan keji nya. Orang itu terlihat sedang menghubungi seseorang dan seseorang yang dihubungi oleh seseorang itu sepertinya memang sudah menunggu telepon dari seseorang tersebut dan akhirnya seseorang itu berbicara pada seseorang di sebrang sana. Ya intinya begitu dah😅

"Nyonya, siap lapor! kami melihat dari monitor nona Lila disiksa dan di buang di dekat hutan yang berada di belakang rumah mereka, nyonya, " ujarnya pada seseorang disambungan telepon.

"APA?! SAYA KE SANA SEKARANG! "

tut. Panggilan diputus sepihak.

                             🌹🌹🌹

Clara yang baru saja mendapat laporan pun langsung bergagas ke lokasi yang diberitahukan oleh anak buahnya.

"Mana? dimana menantu saya? " tanya Clara panik sembari mengguncang-guncangkan tubuh salah satu anak buahnya sampai membuat yang lain kebingungan. Siapa sebenarnya wanita yang berani berbuat seperti ini pada pimpinan mereka? Sangat pemberani memang.

"Anda siapa? " tanya Nike memicing kepada Clara membuat Clara ingin sekali memecatnya sekarang juga.

Wajar mereka tidak mengenali Clara. Karena tadi ia sangat terburu-buru, Clara jadi tak sempat mengganti pakaiannya.

Clara hanya memakai daster bunga-bunga selutut tanpa riasan apapun. Jangan lupakan rambutnya yang sudah awut-awutan seperti korban jambret.

"KURANG AJAR! SAYA INI BOS KALIAN! ANAK BUAH SIALAN!!!MAU SAYA PECAT KALIAN SEKARANG?! "

Nike terbelalak mendengar suara keras Clara tepat di dekat telinganya.

Suaranya memang sangat mirip dengan suara majikannya.Tapi pria itu masih saja ragu. Ia melirik pergelangan tangan Clara yang dihiasi sebuah gelang giok antik.

Ya, itu adalah gelang khusus yang hanya dimiliki oleh Clara. Tersadar dengan apa yang dilakukannya, Nike menunduk patuh dan meminta maaf pada Clara.

"Maaf Bu bos, kami tidak mengenali anda tadi" Sesal Nike. Mendengar ucapan pimpinan mereka, anak buah Clara yang lain juga melakukan hal yang sama membuat Clara jengah.

Memangnya siapa yang bisa masuk ke tempat ini seenaknya kalau bukan dirinya.

"SAYA TANYA DIMANA  MEMANTU SAYA! "

"Inget bu bos, baru calon belum jadi mantu beneran itu, " ceplos Nike yang langsung mendapat pelototan maut dari sang majikan.

Seakan tersadar, Nike menunjuk ke arah layar laptop nya. Disana ada sebuah titik kecil yang jika diperbesar akan memperlihatkan tubuh Lila yang sudah tergeletak tak berdaya.

Clara hampir menangis saat melihat keadaan Lila yang begitu menyedihkan. Dalam hati ia berdoa semoga gadis malang itu masih bisa diselamatkan.

FYI, sekarang mereka semua ada di rumah besar tepat di samping kediaman Rafael. Clara sengaja membeli rumah itu agar anak buahnya bisa memantau keadaan Lila dengan mudah.

"Kenapa kalian nggak langsung tolongin mantu saya ha?! GOBLOK banget punya anak buah! "

Setelah puas mencaci maki Nike dan teman-temannya, Clara bergegas turun dan membuka sebuah pintu yang bisa menghubungkannya langsung dengan halaman belakang rumah keluarga Rafael.

Tempest of Love (REVISI DULU GUYS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang