Happy Reading
Sakura menarik kuat belakang leher kaos Sasuke dengan tangan kananya yang bebas hingga pria itu sedikit terjembab. Mata hijaunya melotot tak kalah sengit kala Sasuke berbalik dengan tatapan tajamnya.
"Kau pikir aku sapi bisa diseret sesukamu?" Kedua alis Sakura menukik tajam lantas mengendur perlahan. "Tunggu, bahkan sapi bisa menyerudukmu jika kau menarikknya dengan kasar," Sakura mengepalkan kedua tangannya sambil kembali memasang wajah garangnya. "Kau mau ku seruduk di sini begitu?"
Sementara si pria pelaku penyereten mengangkat sebelah alisnya dibarengi kedutan di kedua ujung bibirnya. Tangan kirinya mendorong pelan kepala merah muda yang mulai condong ke arah dadanya, sembari ia longgarkan genggaman pada pergelangan tangan Sakura.
"Kau ini ada-ada saja."
"Kau yang mulai," dumel Sakura sembari melangkahkan sepatu lusuhnya kali ini beriringan dengan Sasuke. "Lagipula kenapa pakai acara lari terus sembunyi-sembunyian, mau daftar jadi lakon dagelan profesional?"
"Dagelan?" gumam Sasuke heran, pasalnya si Itachi sialan sering sekali menggunakan kosa kata dagelan atau sekedar mengatainya pelakon dagelan dan ia terlalu malas untuk mencari kosa kata tidak penting itu di internet. "Apa itu dagelan?"
"Kau ini manusia model apa semua hal tidak tahu," Lirikan curiga Sakura layangkan. "Lagipula tidak penting, sekarang katakan siapa orang-orang berjas tadi?"
"Mereka juga tidak penting," jawab Sasuke asal.
"Oke kalau begitu kau keluar dari rumahku," ancam Sakura dengan tatapan sinisnya. "Dan ngomong-ngomong bisa lepakan tanganku?"
Mengabaikan permintaan si gadis, Sasuke malah beralih menyusupkan jemarinya ke sela-sela jari Sakura membuat sudut bibirnya tanpa sadar tertarik samar. "Ide buruk, kau bisa kabur nanti."
"Halah alasan," dumel Sakura sembari mengerucutkan bibirnya kesal. "Jadi kau anak mafia kaya raya atau memang dikejar rentenir?"
"Opsi pertama dan hapus kata mafia."
"Baiklah, juragan sawah kaya raya dari Osaka?"
"Bukan."
"Peternak sapi? Kerbau? Atau ..." Sakura menoleh antusias. "kau anak juragan emas?"
"Bukan Sakura."
Sakura mendengus dengan jawaban Sasuke yang terkesan tak peduli. Ia beralih mengayunkan tangan mereka yang saling tertaut, namun otaknya tak pantang menyerah memikirkan kemungkinan-kemungkinan latar balakang pria di sampingnya.
"Sasuke."
"Hn?"
"Jangan bilang kalau kau anak makelar tanah?"
Sasuke memiringkan kepalanya cepat, iris hitamnya menyorot sinis. "Bukan bodoh," Tangannya yang bebas bergerak kilat menyentil jidat lebar Sakura hingga ringisan pelan dari si gadis terdengar. "Berhenti memikirkan hal yang tidak penting."
"Sakit tahu," Tangan bebas Sakura mengusap pelan jidatnya yang memerah perih. "ngomong-ngomong Sasuke, pria berjas hitam tadi siapa? Jangan bilang kau-"
"Aku apa lagi?" Sasuke melirik sekilas, lantas mengeratkan tautan tangan mereka di setiap langkah ringannya. Ya Tuhan kenapa ia tak sedikitpun risih atau keberatan dengan segala macam ocehan Sakura. "Mereka orang suruhan papaku atau Itachi sialan."
"Itachi sialan?"
Sasuke mengangguk samar, iris hitamnya menerawang dengan sorot tajamnya. "Orang paling menyebalkan di muka bumi, sok keren, berlagak sempurna, dia bahkan menerima perjodohan dengan gadis yang ku-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vibrasi
Teen FictionGetaran yang ia rasakan kali ini sungguh melampau batas, terasa asing, mendebarkan dan menyenangkan. Disclaimer @Masashi Kishimoto