17

2.8K 436 219
                                    

Happy Reading!







































Sakura menggenggam erat sumpitnya, ekor matanya melirik keluarga Sasuke yang makan dengan tenang. Bahkan si pria yang bisanya akan sibuk mengomentari masakannya ketika di desa kini hanya diam tanpa suara. Mungkinkah makanan disini terlalu enak hingga Sasuke tak sanggup berkomentar, atau beginikah cara seorang Uchiha Sasuke makan, jangan bilang sebenarnya dia hanya cari muka.

"Makan," ujar Sasuke sembari meletakkan potongan sashimi di mangkuk Sakura.

Anggukan pelan dari Sakura agaknya mengundang rasa penasaran Mikoto. Ibu dua anak itu pernah berada dalam posisi ini ketika Fugaku mengenalkannya sebagai calon anggota keluarga baru, dan sungguh rasanya benar-benar campur aduk.

"Sakura-chan," Mikoto meletakkan sumpitnya diatas tatakan. Nera hitamnya bergulir kearah ayah mertua, senyumnya mengembang kala mendapat anggukan persetujuan. "Bagaimana jika setelah makan nanti kita buat puding bersama, kau mau rasa apa?"

"Puding?" bisik Sakura membuat Mikoto mengangguk antusias. Giok hijaunya melirik awas. "Puding ... makanan?"

Mikoto mengangguk ragu. "Hm, sejenis makanan manis yang melalui proses pembekuan."

"Maksud bibi agar-agar?"

"Agar-agar?" beo Mikoto.

"Iya agar-agar, kita juga harus menunggunya beku baru bisa dimakan."

Melihat kebingungan mama mertuanya, Izumi bergegas meletakkan sumpit dan menimpali. "Mirip agar-agar," jemari telunjuk dan ibu jarinya saling mendekat. "Hanya saja puding sedikit lebih lembut, Sakura-chan mau membuat bersama?"

"Boleh, pasti rasanya lebih enak dari agar-agar," ujarnya bersemangat.

Kali ini Mikoto mengangguk mantap. "Kalau begitu ayo cepat habiskan makananmu."

"Baik bibi."

Ekor mata Sasuke melirik, genggaman pada sumpitnya mengerat. Hatinya terenyuh mendengar penuturan semangat yang terkesan miris dari Sakura. Bagaimana mungkin orang yang seharusnya hidup bersanding dengan kelimpahan harta malah tersisihkan bahkan tak pernah mencicipi puding yang keberadaannya tersebar diseluruh penjuru Jepang. Dan jenis makanan aneh apalagi itu agar-agar.

Selepas makan siang dan membuat puding cokelat serta jeruk, Mikoto mengajak dua perempuan cantik itu bergabung bersama anggota lain diruang keluarga. Agaknya kepala merah muda itu sedikit celingak-celinguk kala tak mendapati presensi Sasuke disana.

"Sasuke dikamarnya jika kau mencarinya," ujar Kaguya.

Sakura mengangguk singkat lantas mendudukkan dirinya pada sofa kosong yang ditepuk Izumi. Ya Tuhan, bisa-bisanya pria itu membiarkannya sendirian dikandang kobra begini, bisa mati seketika dirinya kalau kena patuk salah satunya.

"Sasuke tidak menyulitkanmu selama di Konoha?"

Apa ia bilang.

"Tidak nek," Sakura menegakkan duduknya, ekor matanya menangkap anggukan singkat dari Mikoto lengkap dengan senyum kecilnya. "Dia cukup bisa diandalkan untuk membajak sawah, mencari rumput, atau ..." Susah payah Sakura meneguk ludahnya menyadari pelototon tajam tingkat Dewa dari wanita nomer satu di Uchiha. "Menggembala sapi."

"Apa kau bilang?" Kaguya berdesis tajam. "Kau menyuruh cucuku untuk menggembala sapi, mencari rumput?"

Itachi menggiggit bibirnya keras dirasa tawanya akan menyeruak keluar. Tahu begini ia akan menerima perjodohan dari Hyuga sial itu sedari dulu.

VibrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang