Happy Reading!!
Sumpah chapter ini flat banget
Sungkem satu-satu pokoknyaKetukan teratur sebanyak tiga kali dua itu membuat pemilik kamar yang semula rebahan santai buru-buru mengenakan boxer hitamnya. Agaknya, ia masih terbawa suasana dengan kebiasaan baik bangun pagi buta di Konoha. Si pria segera menarik gagang pintu dan disambut wajah cantik lengkap dengan raut bersalah milik Sakura.
"Maafkan aku membangunkanmu sepagi ini," Sakura meremat kedua tangannya. "Aku sudah berusaha untuk tidur kembali tapi tidak bisa, jadi aku putuskan untuk mandi kemudian-"
"Kenapa tidak mengajakku?"
"Mengajakmu kemana?"
"Mandi."
Delikan tajam Sakura layangkan disertai kedua pipi yang memerah sempurna membuat si pria mengulas senyum di pagi hari. Panas tubuhnya semakin memabara ketika mata bersihnya ternodai tampilan kotor Sasuke yang hanya mengenakan kaos oblong putih dipadu boxer hitam.
"Apa-apaan pakaianmu itu!" tegur Sakura.
Jidat Sasuke berkedut, atensinya bergulir menelisik pakaiannya yang terlihat biasa saja, menurutnya. "Ada apa dengan pakaianku?"
"K-kau ... dasar tidak sopan."
Sasuke melangkah mendekat lantas mengulurkan tangan kanannya menyentuh jidat Sakura. "Tidak panas, tapi wajahmu merah," godanya.
"Menjauh," Sakura menepis pelan tangan Sasuke lantas mundur dua langkah sembari mengipas wajahnya yang semakin memanas. "Kau benar-benar membuatku merinding, dasar bodoh."
"Merinding tapi wajahmu merah," Sasuke menyeringai lebar menyadari pikiran sempit Sakura. "Jangan serakah Sakura, sebenarnya kau kedinginan atau kepanasan?"
"Sasuke!"
Kekehan ringan meluncur bebas dari bibir Sasuke, pria itu menyentil jidat Sakura cukup keras hingga sang empu meringis.
"Aku mau masak tapi tidak ada bahan apapun di dapur," Dengan canggung Sakura berbalik cepat menuju kamar tamu milik Sasuke. "Cepat mandi dan ganti pakainmu, temani aku ke pasar."
"Kau harus membiasakan diri mulai sekarang," Seringai Sasuke melebar. "Seingatku kau sudah pernah melihat lebih dari ini bukan?"
Perkataan yang sarat akan godaan itu mampu menghentikan tindakan Sakura yang hendak menutup pintu. Sekali lagi surai merah mudanya menoleh, melayangkan pelototan tajam dengan kedua pipi memerah. Benar-benar menggemaskan bagi Sasuke
"Dasar bodoh," ketus Sakura lantas menutup pintu kamarnya.
"Gadis itu, benar-benar," ujar Sasuke disertai gelengan samar.
Sasuke bergegas masuk ke kamarnya lantas melaksanakan ritual mandi secepat kilat. Sedikitnya ia merindukan segarnya guyuran air pegunungan desa, atau atensi gayung merah muda Sakura yang menemaninya. Selepasnya pria itu disibukkan dengan acara memilih baju yang sekiranya tidak membuat calon isterinya minder. Sialnya baju rumahan tak banyak tersisa di apartemen yang jarang ditinggalinya ini.
Si bungsu Uchiha itu menggantung handuk putih kecil pada lehernya, mengenakan celana dalam disusul celana jeans komprang selutut, lantas bergegas keluar mengetuk pintu kamar sebelahnya. Sekali lagi mengabaikan tampilannya tanpa atasan.
"Ada apa ..." Sakura menggantung kalimatnya, giok hijaunya melebar malu.
"Ada kaosku di tasmu? Kemarin aku-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vibrasi
Teen FictionGetaran yang ia rasakan kali ini sungguh melampau batas, terasa asing, mendebarkan dan menyenangkan. Disclaimer @Masashi Kishimoto