15. O untuk 'Over Limit'

701 82 16
                                    

"Harusnya tuh bagian ini isinya 'katanya'. Tapi, bagian ini lebih chaos dari sebelumnya. Jadi, prepare aja lah."
















«A.L.F.A.B.E.T»
















"Jiji. Jiji enggak mau keluar dari sana?"

Itu gundukan selimut malah gerak-gerak buat jawab omongan Felix. Kebiasaan pagi video call. Tapi malah Felix di bikin kaget waktu video callnya di jawab, si tupai malah lagi di buntel selimut gitu.

"Jiji keluar dong. Licie kan enggak bisa liat Jiji kalau Jiji di dalem selimut kaya gitu."

Enggak tau udah keberapa kali Felix bujukin si tupai biar keluar selimut. Tapi, Jisung masih betah sama selimut dia. Felix cuma takutnya si tupai enggak bisa napas gitu kalau lama-lama di dalem selimut. Felix yang liat aja udah engap, apalagi Jisung yang ada di dalem sana.

"Jiji enggak mau keluar, nih?"

Gundukan selimut itu lagi-lagi gerak. Meski enggak tau Jisung geleng atau apa, tapi Felix bisa nebak sih kalau si tupai itu tetep enggak mau keluar. Pengen nyerah aja rasanya. Tapi, bukan Felix kalau dia enggak bisa bikin Jisung keluar dari selimutnya.

"Jiji, keluar dong. Liat, Licie punya i-oh? Hai, Kak Minho."

Brugh!

"Dimana?! Dimana?!"

Berhasil! Felix senyum puas liat Jisung celingukan gitu. Meski harus boongin si tupai dulu, seenggaknya berhasil buat Jisung keluar dari selimut.

"Gercep banget kalau ada yang bilang Kak Minho. Jiji pasti ada apa-apa ya sama Kak Minho? Oh oh! Jiji udah pacaran sama Kak Minho, ya?"

"E-enggak! Enggak mau! Kak Minho nyebelin!"

"Eh? Kok muka Jiji merah gitu? Aa, Jiji malu ya? Ayo ngaku, pasti Jiji udah pacaran sama Kak Minho ya?" Felix gencar banget buat godain si tupai.

"Ih! Enggak, Licie! Muka Jiji merah gara-gara Jiji keinget sama kejadian kemaren waktu Kak Minho ci-" Jisung langsung nutup mulut pake tangannya.

"Ci? Ci apa, Jiji? Jiji kalau ngomong jangan setengah-setengah! Licie jadi penasaran! Ci apa? Kasih tau Licie!"

"Eng-enggak ada. Udah, Licie lupain aja. Tadi Jiji salah ngomong."

Jisung panik sendiri. Dia hampir aja keceplosan bilang soal ciuman kemaren. Enggak si, Minho yang cium dia. Itu enggak bisa di bilang ciuman, kan?

"Ah, Jiji! Licie penasaran! Apa apa apa? Kasih tau, Licie."

Felix yang udah kepo maksimal jadi makin menjadi-jadi. Dia udah kaya anak anjing yang miringin kepala ke kanan ke kiri biar Jisung mau kasih tau. Tapi ya, yang di adepin ini anak tupai, jadi ya mana mempan.

"Enggak ada, Licie."

"Kasih tau, dong. Licie kan pengen ta- oh? Kak Minho?" Felix masang kaget.

"Enggak, Jiji enggak akan kena lagi sama tipuannya Licie." Jisung ngelipet tangan di dada sambil geleng-geleng.

"Licie enggak boong, Jiji. Itu di belakang ada Kak Minho." Felix nunjuk-nunjuk ke arah belakang Jisung.

"Jiji enggak bakal kena tipuan Licie lagi. Jiji enggak percaya." Jisung geleng-geleng ribut.

Grep.

"Sekarang udah percaya?"

Badan Jisung langsung tegang waktu ada tangan yang meluk pinggang dia. Posisi dia lagi duduk di kasur ngadep hpnya yang di taruh di meja kecil. Terus tiba-tiba ada tangan yang meluk pinggang dia dan suara yang ngebisikin di telinga kanan.

ALFABET || MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang