8. H untuk 'Hubungan Kita?'

848 102 2
                                    

"Kata Licie kalo deket sama orang, pasti ada rasa suka terus nantinya punya hubungan. Tapi kenapa ini malah makin nyebelin?"

















«A.L.F.A.B.E.T»

















"Jisung. Ayo bangun."

Suara lembut Tante Jihan kedengeran sampe kamar si tupai yang lagi tidur. Jam di atas meja Jisung udah nunjukin pukul enam lebih lima menit. Hari ini harusnya, Jisung pergi sekolah. Makanya Tante Jihan udah teriak-teriak dari tadi.

Cklek.

"Astaga, masih belum bangun juga."

Tante Jihan geleng-geleng kepala liat anaknya yang masih selimutan di atas kasur. Mau enggak mau, Tante Jihan harus turun tangan buat bangunin anaknya. Kalau enggak di bangunin, bisa-bisa telat ke sekolah.

"Aduh, anak ini. Kenapa dari tadi enggak bisa di bangunin? Jisung, hey. Bangun, nak. Udah mau jam tujuh ini." Tante Jihan nepuk-nepuk pelan pipi Jisung. Tapi si tupai cuma gerak bentar sambil ngerengek terus balik tidur lagi.

"Jisung, bangun, dong. Sekolah, sayang."

Tante Jihan masih coba buat bangunin si tupai. Enggak tau kenapa, kok tiba-tiba si tupai susah banget buat di bangunin. Seinget Tante Jihan juga semalem, Jisung ijin tidur lebih awal.

"Tante? Jisungnya belum bangun?"

Tante Jihan noleh ke arah pintu waktu denger suara yang enggak asing. Di ambang pintu kamar Jisung, ada Minho yang lagi berdiri sambil bawa paper bag di tangannya.

"Eh, Minho? Dari tadi di situ?" Tante Jihan milih buat samperin Minho dari pada lanjut bangunin Jisung. Susah di bangunin itu si tupai.

"Baru aja kok, tan. Tadi kesini mau nganterin ini, oleh-oleh dari ayah." Minho mengulurkan paper bag itu ke Tante Jihan.

"Wah, ayah kamu udah pulang, Ho?" Tante Jihan nerima paper bag itu.

"Iya, tante. Baru sampe rumah semalem." kata Minho.

"Aduh, makasih ya oleh-olehnya. Enggak perlu repot-repot juga sebenernya."

"Enggak papa kok, tan. Eem, tante masih mau bangunin Jisung?" tanya Minho. Tante Jihan noleh ke Jisung sebentar terus balik noleh ke Minho.

"Tante minta tolong, kamu bangunin Jisung, ya? Kalau tante yang bangunin, pasti susah bangunnya."

"Maaf, tante. Tante yang bangunin aja susah, apalagi saya, tan."

"Kamu pasti bisa bangunin Jisung. Tolong, ya? Tante mau lanjutin masak. Itu tadi tante lagi masak ikan udah tante tinggal. Tolong ya, Minho?" Tante Jihan nepuk pelan bahu Minho terus di tinggal pergi.

Minho jadi bingung sendiri di depan kamar Jisung. Dia liat si tupai masih anteng di atas tempat tidur. Kayanya udah balik lagi ke alam mimpi sampe dia ngobrol sama Tante Jihan, si tupai enggak bangun. Biasanya kan, Jisung suka kemusuhan kalau dia dateng ke rumah.

"Oke. Waktunya buat bangunin anakan tupai. Siap-siap lo."

Minho mulai lemesin tangannya. Dia pemanasan bentar biar enggak kaku ototnya. Entar kalo kaku, bukan Jisung yang bangun, malah dia yang kena encok. Minho jalan ngedeketin kasur Jisung. Dia mulai senyum jail liat Jisung yang masih enggak sadar kalau kondisi berbahaya udah ada di dekat dia.

"Siap-siap bangun lo." Minho senyum miring. Keliatan jahat, tapi kok malah ganteng, ya?

Sret!

ALFABET || MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang