Chapter 2 : Suami?

83 6 0
                                    

Disclaimer!!!

Cerita ini hanya fiktif belaka, funfiction, humor, sedikit bumbu yang bikin esmosi, kegabutan yang nulis jadi pikirannya ngelantrah kesana sini, dan bahasanya mengandung pasir.

PERHATIAN!!!

CERITA INI BERJENIS FICLET
SETIAP CHAPTER TIDAK LEBIH DARI 1000 KATA
JANGAN ADA YANG PELAGIAT!
COPY PASTE!
APALAGI NGE-REPOST!
DILARANG KERAS!

YANG NGGAK SUKA MINGGIR!
YANG SUKA SHARE+VOTE

~oOo~

PERHATIAN LAGI!
TOKOH ADALAH MURNI MILIK SANG PENCIPTA
SAYA HANYA MEMINJAM KARAKTER DAN SIFAT


~About Time~

"Siapa?"

"Eh!"

Sosok itu mematung ditempat, natap Bening dengan alis menukik.

"Masih belum sadar ya?" Wajah kaget itu berubah jadi ramah, ada senyum tampan yang menghias.

"Pusing?" tanya si tampan.

Bening menggeleng.

"Kepalanya sakit?"

Bening menggeleng lagi.

"Syukurlah, aku takut kamu gak bangun. Semalem kamu langsung tidur, aku kira kamu pingsan lama."

Senyum itu amat tampan. Bening sampe lupa dia mau nanya siapa dia.

"Kenapa?"

Sosok itu belai rambutnya. Tangannya berada ditengkuk, terus kepalanya di kecup.

Melongo.

Bening syok!

Barusan dia di cium?

Woah!

Mimpi kah?

Matanya yang bulat mengerjap, mengundang kekehan dari sosok tampan didepannya.

"Uh pagi-pagi udah gemesin!"

Akh! sakit!

Pipinya ditarik dan itu rasanya sakit.

Bening ngerjapin mata lagi, matanya natap—melotot ke arah si pelaku pencubitan.

"Si—siapa?"

Bening bingung, kok...

"Sayang jangan becanda..."

Sosok itu senyum manis.

Manis kaya biang gula.

Nyampe Bening mau diabetes aja rasanya.

"Siapa?"

Bening masih kekeh, sialnya dia bingung enggak kenal.

Alis si tampan agak mengerut, tapi bibirnya masih melengkung ke atas.

"Sama suami sendiri masa lupa?"












































































































"HAH!"
























Tuhan..  Beneran mati aja lah!

☆《ᴀʙᴏᴜᴛ ᴛɪᴍᴇ》☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang