Chapter 42 : Baikan🌚

46 3 0
                                    

Disclaimer!!!

Cerita ini hanya fiktif belaka, funfiction, humor, sedikit bumbu yang bikin esmosi, kegabutan yang nulis jadi pikirannya ngelantrah kesana sini, dan bahasanya mengandung pasir.

PERHATIAN!!!

CERITA INI BERJENIS FICLET
SETIAP CHAPTER TIDAK LEBIH DARI 1000 KATA
JANGAN ADA YANG PELAGIAT!
COPY PASTE!
APALAGI NGE-REPOST!
DILARANG KERAS!

YANG NGGAK SUKA MINGGIR!
YANG SUKA SHARE+VOTE

~oOo~

PERHATIAN LAGI!
TOKOH ADALAH MURNI MILIK SANG PENCIPTA
SAYA HANYA MEMINJAM KARAKTER DAN SIFAT

~About Time~

Bening udah jinak.

Masalah udah clear.

Agam nyampe mau nangis saking lucunya.

Istrinya cemburu.

Dan dia kapok di cemburuin.

Serius, ngeri liat istri cantiknya mode judes.

Tapi udah aman.

Agam meluruskan kesalah pahaman dengan baik dan benar.

Sesuai prosedur rumah tangga.

Tampa kekerasan.

Tanpa mengurangi uang belanja.

Poin utama.

Sip.

Bening masih ketus.

Kesel.

Oh, sekarang beda cerita.

Ini karena si tampan yang godain dia habis-habisan.

Mali lah.

Dia salah paham.

Ngamuk gak jelas.

Dan berakhir ditertawakan.

Siapa yang enggak bt.

Tapi, dia mengakui kalo sikapnya kurang bijak.

Masa sebelum dapet penjelasan udah marah gak jelas.

Ya, Bening akui dia juga salah.

Membiarkan suaminya tidur diluar.

Berdosa sekali kau ini.

Hm...

Mereka baikan.

Sekarang udah seperti biasa

Bangun pagi, gosok gigi cuci muka, siapin sarapan, pokoknya kaya di awal.

Melayani.

Jujur Bening kangen rengekan si tampan.

Kangen tubuh si bongsor dipelukan.

Kata-kata romantis.

Pelukan.

Ciuman.

Dan waktu kebersamaan.

Haduh!

Banyak pokonya.

"Mas..."

Panggil Bening. Dia meraih dasi diatas kasur.

Menghadap Agam yang lagi ngancingin baju.

Senyumin dulu.

Manis banget.

"Pulang jam berapa?"

Alis Agam naik satu.

Tumben.

"Gak tau, kenapa?"

"Aku mau makan malem diluar."

Agam senyum.

Jari lihai Bening berada di depan dada. Memasangkan dasi.

"Boleh."

"Serius, kamu lembur enggak?"

Nadanya merengek.

Manis.

Chuuu...

Bibir kena sasaran.

Bening memekik, agak kaget soalnya itu tiba-tiba.

Terakhir dicium sebelum ngambek.

Seminggu.

Wow. Bening menghitung hari, kapan terakhir dia di kecup di bibir.

Oke lupakan.

"Diusahain enggak, buat kamu."

Merona.

Parah!

Bening dongak setelah memasangkan dasi.

Tampannya suamiku.

Kira-kira itu yang dibenak Bening saat menatap suaminya.

Jidat sexy.

Mata bulat.

Hidung tinggi mancung.

Bibir plum tebal. Merah.

Uh!

"Mas..."

"Hm?"

Nah lemah.

"Jangan kerja aja lah."

Alis menukik, aneh.

"Aku—






































































Pengen ngulang malem pertama."








































ISTIGFAR YA NENG!🤣

☆《ᴀʙᴏᴜᴛ ᴛɪᴍᴇ》☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang