Chapter 27 : Perlahan..

37 5 0
                                    

Disclaimer!!!

Cerita ini hanya fiktif belaka, funfiction, humor, sedikit bumbu yang bikin esmosi, kegabutan yang nulis jadi pikirannya ngelantrah kesana sini, dan bahasanya mengandung pasir.

PERHATIAN!!!

CERITA INI BERJENIS FICLET
SETIAP CHAPTER TIDAK LEBIH DARI 1000 KATA
JANGAN ADA YANG PELAGIAT!
COPY PASTE!
APALAGI NGE-REPOST!
DILARANG KERAS!

YANG NGGAK SUKA MINGGIR!
YANG SUKA SHARE+VOTE

~oOo~

PERHATIAN LAGI!
TOKOH ADALAH MURNI MILIK SANG PENCIPTA
SAYA HANYA MEMINJAM KARAKTER DAN SIFAT


~About Time~

Bening jalan sendiri di trotoar, lagi mengingat jalananan yang dia lewati.

Banyak berubah.

Emang sih bangunannya ada yang Bening kenal, cuma udah beda aja. Banyak yang direnovasi.

Kaya bangunan yang Bening dulu selalu kunjungi.

Toko aksesoris langganan yang didalamnya ada berbagai macam barang, termasuk perintilan Kpop. Bangunannya sekarang makin tinggi tapi isinya sama aja.

Malah makin banyak.

Bening menyusuri setiap sudut toko, ada toko buku di dalem. Bening milih kesana, dan menghabiskan waktu berjam-jam buat baca.

Jadi inget kalo gak ada matkul dia suka ke sini, baca novel. Atau enggak mojok di cafe nya, cuma buat dengerin band cafe.

Kan jadi sedih.

Sekarang dia enggak bisa sebebas dulu.

Mau main kemana aja, sendiri juga oke oke aja. Kadang ngajak temennya, rame-rame...

Tapi sekarang ada Agam..

Agam...

Si tampan itu, posesif. Tapi anehnya Bening suka.

Uh!

Hhh...

Bening menghela napas, hampir 3 jam dia baca buku disana. Terus liatin orang, ada sekumpulan mahasiswi yang lagi nugas.

Emang tempatnya disediain gitu buat mahasiswi yang nugas. Kumpul bareng temen, sekedar nongki.

"Kangen Upa."

Temen sekelasnya.

"Kangen Deeva."

Temen se-club inggrisnya.

"Kangen PCY."

Suami halunya.

"Hhh.... Masa depan gue begini amat ya, suami aja kagak kenal."

Gumamnya.

Terus...

Drrrtt...

Hapenya bunyi.

"Hallo, mas?"

"Dimana?"

"Toko deket rumah."

"Oh, kirain udah pulang. Mas kesitu ya jemput. Tunggu jangan kemana-mana!"

"Iya, hati-hati."

Bukan kemauan Bening sih ngomong gitu, tapi kaya spontan aja. Emang deh Bening dimasa sekarang se-care itu sama suaminya.

Apa Bening yang ini cinta banget sama Agam?

"Ya sayang, Love you."

Bening membeku.

Suara Agam tuh lembut bikin candu. Bikin meleleh, terus bikin kangen tiap hari.

Apa Bening udah jatuh cinta?

Maybe, siapa yang enggak. Suaminya mirip PCY.

Lembut.

Perhatian.

Romantis.

Hhh...

Kangen lagi kan sama itu idol sejuta umat.

"Apa kabar ya, dia udah nikah belum ya?"

Abis itu Bening keluar toko, mutusin buat nunggu didepan aja.

Dan beberapa menit nunggu, Agam dateng pake mobil pajeronya.

"Nunggu lama?"

Bening geleng, "Enggak."

"Ya udah, cari makan dulu yuk. Mas laper."

Mereka berdua jalan, masuk ke cafe sebrang. Mobil Agam di parkir deket toko, untung ada parkiran.

"Pesen apa?"

"Eum, spaghetti aja."

"Oke, aku mau steak medium, kentang goreng, sama—"

"Jus lemon 2."

Bening inget kesukaan Agam.

"Eh!" Agam melotot, tapi sedetik kemudian senyum. Lebar banget.

"Udah inget ya aku suka jus lemon?"

Bening terpekur. Dia lagi-lagi spontan.

Gak nyangka aja...

Eh..

Masa ingatannya..

Sekelebat bayangan dia lagi makan sama Agam berputar, padahal seinget Bening dia baru kali ini makan diluar bareng Agam.

"Sayang malah bengong."

Agam ngeraih tangannya, dikecup jari-jarinya.

"Kenapa?"

Bening geleng, enggak jawab. Tapi alisnya bertaut, ko ingatannya makin banyak.

Jus lemon sama steak medium, tambah kentang goreng.

Makannya pelan-pelan, mas gak akan minta.

Aku mau disuapin.

Manjanya istriku.

Mas..

Apa sayang?

Abis ini ke taman deket rumah ya, mau main ayunan.

"Abis ini ketaman deket rumah ya, mau main ayunan."

Seketika Agam natap Bening dalam. Matanya berbinar, terus dia bangkit dan jongkok didepannya bikin Bening bingung.

















































































Chuu...

"Akhirnya istriku balik, ingatan kamu udah pulih hm? Aku seneng banget."

☆《ᴀʙᴏᴜᴛ ᴛɪᴍᴇ》☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang