Chapter 30 : Kilas Balik

27 4 0
                                    

Disclaimer!!!

Cerita ini hanya fiktif belaka, funfiction, humor, sedikit bumbu yang bikin esmosi, kegabutan yang nulis jadi pikirannya ngelantrah kesana sini, dan bahasanya mengandung pasir.

PERHATIAN!!!

CERITA INI BERJENIS FICLET
SETIAP CHAPTER TIDAK LEBIH DARI 1000 KATA
JANGAN ADA YANG PELAGIAT!
COPY PASTE!
APALAGI NGE-REPOST!
DILARANG KERAS!

YANG NGGAK SUKA MINGGIR!
YANG SUKA SHARE+VOTE

~oOo~

PERHATIAN LAGI!
TOKOH ADALAH MURNI MILIK SANG PENCIPTA
SAYA HANYA MEMINJAM KARAKTER DAN SIFAT


~About Time~

Bening duduk di sofa, tv dibiarin menyala sedangkan sang pemilik sibuk sama pikirannya.

Kemaren dia ketemu sama teman-teman kuliahnya. Dan keanehan emang udah dari awal.

Teman-temannya bilang dia sempet kecelakaan, sebelum ketemu sama Agam.

Aneh kan ya.

Kapan dia celaka?

Orang sebelum ketemu Agam dia baik-baik aja.

"Yang?"

Agam muncul dari dapur, shirtless. Duduk didepan Bening yang lagi cengo.

Terkesima sama tubuh suaminya.

Kalo diliat-liat sih Agam persis kaya PCY. Tinggi, putih, ganteng banget.

"Yang, hey?" Agam nyentuh bahu Bening. Si empunya kaget.

"Ko gak pake baju mas?"

"Gerah. Kenapa? Tergoda ya?"

Iya emang.

Bikin ngiler.

Apalagi itu abs minta di jamah.

Uh!

Anggap seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap seperti itu.

"Apaan sih!" balas Bening malu-malu.

Malu beneran dong.

"Mas?"

Agam ganti saluran tv, cuma berdeham doang pas Bening manggil.

"Aku pernah kecelakaan ya?"

"Eh!" Agam natapin istrinya terus senyum, ngangguk. "Pernah, kata ibu kamu pernah koma."

Bening coba inget-inget, kenapa dia bisa kecelakaan.

"Kenapa aku bisa kecelakaan?"

"Ehm itu.." Agam juga enggak terlalu tahu masalah itu, soalnya mereka ketemu setelah Bening kecelakaan. "Aku kurang tau, tapi mungkin ibu kamu tahu."

Agam natap Bening seksama, gak biasanya dia nanyain soal ini. Katanya sih kecelakaan itu cukup buruk jadi Bening kaya punya trauma gitu.

"Kenapa kamu mau tahu?"

"Aku, kemaren ketemu temen kuliah. Mereka bahas itu." Bening murung.

"Ingatan kamu belum sepenuhnya pulih, ah kalo mau kita periksa lagi, hum?"

"Enggak mas, aku baik-baik aja."

"Jangan bikin khawatir, sayang. Kalo ada yang bikin kamu gelisah bilang sama aku."

"Makasih tapi aku baik-baik aja."

Keduanya diem, Agam fokus sama tv tapi sesekali nengok istrinya.

Tentang ucapannya di villa waktu itu, keduabya sama-sama gak anggap serius.

Ya setidaknya biarin semuanya mengalir.

"Sayang?" Agam ngedeketin badan, terus meluk Bening dari samping nyampe perut tanpa baju itu nempel di lengan Bening.

"Jangan banyak pikiran, aku gak mau kamu sakit."

Bahunya kena sasaran berkali-kali. 

Jujur aja Bening ngerasa merinding.

Selama mereka berhubungan yang Bening rasain itu aneh. Nyaman? enggak terlalu soalnya dia enggak tau Agam.

Wong sampe sekarang belum ada jawaban kenapa bisa dia sampe disini, punya suami dan punya kehidupan lain. 

Hhhh..

"Mas?"

"Duh aku ko bergairah ya."

Agam menjauh, tangan besarnya menangkup pipi si cantik. Ngasih kecupan kupu-kupu. Terus berbisik.

"Let me enjoy your touch."

Let me enjoy your touch..

Yeah..

Aku ingin..

Mas sayang...

Bening, aku...

Uh...

"Hah!"

Ingatan itu...








































































































"Gak mungkin!"

☆《ᴀʙᴏᴜᴛ ᴛɪᴍᴇ》☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang