Chapter 14 : Manis Gula

31 3 0
                                    

Disclaimer!!!

Cerita ini hanya fiktif belaka, funfiction, humor, sedikit bumbu yang bikin esmosi, kegabutan yang nulis jadi pikirannya ngelantrah kesana sini, dan bahasanya mengandung pasir.

PERHATIAN!!!

CERITA INI BERJENIS FICLET
SETIAP CHAPTER TIDAK LEBIH DARI 1000 KATA
JANGAN ADA YANG PELAGIAT!
COPY PASTE!
APALAGI NGE-REPOST!
DILARANG KERAS!

YANG NGGAK SUKA MINGGIR!
YANG SUKA SHARE+VOTE

~oOo~

PERHATIAN LAGI!
TOKOH ADALAH MURNI MILIK SANG PENCIPTA
SAYA HANYA MEMINJAM KARAKTER DAN SIFAT


~About Time~

"Eh! Enggak bukan itu..."

Bening beringsut dari pelukannya Agam.

Duduk, benerin rambut.

Kikuk.

Natap Agam yang ngeliatin bingung.

"Oh mau women on top?"

Agam!

Mulutnya!

Ya Tuhan!!!

"Bukan!"

Nah kan di gas.

Oke Agam bungkam.

Dia diem, natapin Bening yang gelisah duduknya.

Nyuri-nyuri pandang.

"Kenapa sayang?"

Dilembutin.

Nah loh!

Bening mau melayang aja rasanya.

Agam itu..

Ah gimana ya, duh!

Gemesh!

"Aku cuma nanya."

"Hum, apa?"

"Itu, malam pertama kita—kapan?"

Agam menimbang.

Agak aneh soalnya Bening ngelupain moment bersejarah dalam kehiduoan rumah tangganya.

Malam pertama itu...

Momen paling....

Ehe!

"Besok kita ke dokter ya?"

Lah ko, nanya malem pertama malah diajak ke dokter.

Waras kah?

"Aku enggak sakit."

"Tapi kamu lupa sama moment berharga itu.. Aku aneh, semenjak bangun dari pingsan tingkah kamu aneh. Kamu gak kenal aku bahkan nolak buat dicium."

Agam bicaranya lembut ko.

Gak ngegas.

"Aku khawatir kamu ada masalah sama ingatan, bahkan kamu nanya siapa aku yang jelas-jelas suami kamu."

Si tampan sedih.

Bening ngerasa bersalah.

Dia nunduk... Hampir nangis.

Tapi..

"Aku beneran gak tau siapa kamu."

Agam menghela napas, narik tubuh Bening buat dipeluk.

Pucuk kepalanya jadi sasaran.

Berkali-kali.

"Gak apa-apa, mungkin efek jatuh kemarin. Makanya kita periksa ya. Harus mau, jangan protes dulu, aku cuma khawatir sama kamu."

Pelukannya makin erat.

Kecupanya makin banyak.

Uh!

Bening baru ngerasain sensasi luar biasa ini.

Menyenangkan.

Berasa ada kupu-kupu diperut.

Pengen lebih lama...

Kalo bisa...

"Hum?"

"Ya."

Bening nurut aja lah, dia juga butuh dokter. Siapa tau keadaannya ini emang akibat dari kecelakaan waktu itu. Kesamber petir mungkin. Atau kebentur jadi ingatannya agak ngeblank.

Atau otaknya geser.

Atau uratnya ada yang putus satu.


































































"Jadi, boleh kita ngulang malem pertama?"

☆《ᴀʙᴏᴜᴛ ᴛɪᴍᴇ》☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang