Chapter 44 : Bonus⚠️

75 3 0
                                    

Disclaimer!!!

Cerita ini hanya fiktif belaka, funfiction, humor, sedikit bumbu yang bikin esmosi, kegabutan yang nulis jadi pikirannya ngelantrah kesana sini, dan bahasanya mengandung pasir.

PERHATIAN!!!

CERITA INI BERJENIS FICLET
SETIAP CHAPTER TIDAK LEBIH DARI 1000 KATA
JANGAN ADA YANG PELAGIAT!
COPY PASTE!
APALAGI NGE-REPOST!
DILARANG KERAS!

YANG NGGAK SUKA MINGGIR!
YANG SUKA SHARE+VOTE

~oOo~

PERHATIAN LAGI!
TOKOH ADALAH MURNI MILIK SANG PENCIPTA
SAYA HANYA MEMINJAM KARAKTER DAN SIFAT

~About Time~

Entah ini hari apa...

Bening gak inget.

Dia gak ngitung hari selama ini.

Enggak lupa, atau gak peduli tapi...

Dia terlalu terlena sama dunianya sekarang.

Kehidupan yang sangat baik.

Juga suami yang begitu mencintainya.

Ahhh..

Bening benar-benar beruntung.

"Mas?"

Agam menoleh saat Bening memanggilnya.

Hm..

Adalah jawaban favoritenya (?)

"Aku pernah bilang belum kalo kamu itu ganteng?"

Senyum si tampan terbit, terkekeh.

"Aku kan emang tampan, gimana sih!"

Di jawilnya hidung Bening sampai si empu mengaduh.

"Sakit tau!"

Merajuk.

Agam gemas lalu menciumi pipi si cantik.

Berkali-kali, sampai ditekan saking gemasnya.

"Udah ih, uh!"

Hehe

Agam nyengir. Terlalu gemas sama istri cantiknya.

Mata bulan sabit yang kalo senyum itu menyipit.

Ah manis sekali.

Bibirnya tipis, merah, dan lembut.

Agam sampai ingin...

"Mau cium..."

Mata Bening melotot seperti puppy.

Uh makin lucu.

Agam menggigit pipi bagian dalam.

Lalu mendesis.

"Kayanya malem ini kita lembur deh."

Tubuh Bening di gendong ala bridal.

Bening menjerit, memukul punggung sitampan main-main.

Tertawa.

Dibawa ke kamar.

Dibaringkan dengan hati-hati.

Mata saling menatap.

Intens.

Teduh.

Memuja.

Menikmati.

Chuu..

Dahinya dikecup.

Hidungnya dikecup.

Bibirnya si pagut.

Lembut, hati-hati.

Penuh kasih sayang.

Gemas.

Aaahh luar biasa, begini rasanya di cintai oleh pasangan.

Bening merapalkan doa syukur dalam hatinya.

Gak nyangka.

Agamnya manis banget.

Jadi pengen maruk.

Agam miliknya seorang.

Agam suaminya.

Selamanya.

Rasanya, bahagia.

"Hhhh.. mas..."

"Ya sayang?"

"I love you, uh!"

Agam menyeringai.

Diciumnya lagi bibir si cantik, sungguh candu.

Seperti ekstasi, nagih.

Agam bahkan menggigit bibirnya main-main.

🙈

"Mas..."

"Ehm?"

"Uh—"

Pagutan terjalin mesra, makin lama semakin dalam.

Peluh membasahi.

Mereka sibuk mengejar nikmat dunia.

Rasa lelah tak dihiraukan.

Sibuk dengan rasa bahagia.

Letupan di dalam dada tidak ingin dibiarkan sirna begitu saja.

"Sayang..."

Agam melolong keras.

Rasanya lega.

Chuuu...

Dikecupnya lagi kening si cantik.

Lebih lama...

Mata sayunya ditatap seintens mungkin.

Jantung Bening berdebar ditatap demikian.

Tampan sekali suaminya.

"Terima kasih."

Bening senyum. Amat manis, sampai matanya membentuk kurva.

Wajah mereka dekat.

Hanya jarak hembusan napas.

Intim.

Hawa terasa panas, sampai pipi Bening merona.

Kebahagiaannya bukan hanya malam ini.

Tapi akan seterusnya...

Dan ciuman mereka terjalin kembali.













































































































"Aku harap kamu masih bisa jalan besok, hehe.. "

☆《ᴀʙᴏᴜᴛ ᴛɪᴍᴇ》☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang