THIRTY-FIRST - KEPUTUSAN

95 12 0
                                    

Thirty-first

        "---Gue harap kita hanya berteman, untuk selamanya!"

Hani termenung di kamarnya, sudah tidak terhitung banyaknya tisu yang dia gunakan untuk mengelap air mata dan ingusnya sendiri.

"Gue ngarepin apa dari dia?" Ucap gadis itu di sela-sela isak tangisnya.

Pintu di ketuk dari luar, Hani bisa langsung menebak kalau itu Neneknya yang sedari tadi khawatir karena Hani tidak juga keluar dari kamarnya.

Hani menghela napas panjang, gadis itu dengan malas membuka pintu kamarnya.

Terlihat wanita tua berdiri di depan kamar Hani dengan raut wajah sedihnya.

"Tidak apa-apa Nak kalau tidak lolos, tahun depan bisa di coba lagi---" ujur wanita itu.

Hani kembali menangis lebih histeris lagi, salah satu yang membuat hatinya sakit adalah mengecewakan wanita tua ini.

Nenek Hani yang telah mengurusnya dengan segala keterbatasan yang dia miliki. Hani memeluk wanita tua itu dan menyenderkan kepalanya di pudak Neneknya.

"Maafin Hani Nek!"

Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Nenek lihat kamu menjadi gadis yang baik pun sudah sangat senang. Ingat yah Nak, menjadi anak baik dan berjalan di jalan yang benar itu memang sulit. Tetapi itu adalah jalan yang lebih baik dari pada hidup senang tapi berjalan di jalan yang salah. Nenek sudah kehilangan Ibu mu, untuk kali ini Nenek tidak ingin kehilangan kamu---"

Hani terdiam, Neneknya benar. Meski sekarang dia merasa sangat rendah, tetapi Hani berjalan di jalan yang sesuai.

🧩🧩🧩

"Oke, kita temenan aja---"

Gheo menatap wajahnya yang penuh dengan keringat di depan kaca lemari kamarnya.

Dia baru saja berolahraga sampai tidak tahu waktu, Gheo tidak pernah melakukan olahraga selama itu dan hal tersebutlah yang membuat keringat di tubuhnya bercucuran.

"Arghhh....!" Laki-laki itu membanting semua barang yang ada di meja belajarnya sampai kamar itu menjadi berserakan.

Dia tidak pernah semarah itu, bahkan dia tidak pernah kecewa ketika di tolak oleh Nataline dulu. Lantas mengapa hari ini dia menjadi seperti orang gila.

Ketukan pintu membuat Gheo menatap tajam kearahnya.

"Masuk---"

Pintu di buka dan beberapa pelayan bersama Bi Asri terlihat berdiri di ambang pintu kamar Gheo.

"Den ada masalah apa?" Tanya Bi Asri terlihat terkejut melihat barang berserakan di lantai.

Gheo menggelengkan kepalanya. Laki-laki itu malah membuka lemarinya dan mengambil jaket hitam miliknya kemudian dia kenakan di badannya.

"Aku mau pergi, Bibi bereskan semua ini!" Tegas Gheo.

Laki-laki itu menyeka keringatnya dan buru-buru berjalan dengan tegap keluar dari kamarnya meninggalkan Bi Asri yang benar-benar merasa cemas dengan keadaan majikannya tersebut.

🧩🧩🧩

"---Ini pertama kalinya tuan muda datang ke sebuah Kelab malam. Ada apa?" Tanya Virgo penasaran.

Karena Gheo datang, tentu saja mereka menyewa tempat VIP di atas, ruang karoke yang tertutup itu di penuhi gemerlap lampu.

Di sana hanya ada mereka berempat, Gheo-Virgo-Dion dan Zian tengah duduk diatas Sofa.

It's alright, This is loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang