THIRTEENTH - KEMBALI SEKOLAH

109 16 1
                                    

Thirteenth

       Malam ini Gheo sama sekali tidak bisa tidur, meski laki-laki bernama Rio itu telah di peringati dan tidak akan mungkin lagi mengganggu Hani atau menghasut gadis yang sedang tersesat itu kembali berbuat hal nakal, Gheo tetap mencemaskan Hani.

Apa yang telah di lalui gadis itu, apa yang membuatnya seakan tidak layak mendapatkan hidup yang baik. Apa hari ini dia juga ada di pinggir warung sedang merokok lagi?

Tiba-tiba Gheo terbangun, dia tidak bisa menghilangkan pemikirannya terhadapa Hani. Akhirnya laki-laki itu pun turun kebawah keluar dari kamarnya.

"Bi...!" Gheo mengetok pintu kamar Bi Asri.

Ini memang sudah hampir tengah malam, pasti pembantunya itu juga sudah beristirahat.

Namun saat Gheo ingin mengurungkan niatnya pintu terbuka memperlihatkan wanita baruh baya itu sedang memakai mukenanya.

"Astaga--- bibi ngagetin tau!" Gheo langsung memegang dadanya terkejut karena mukena Bi Asri yang berwana putih.

"Maaf Den, lagian Aden malam-malam gini kenapa cari Bibi?"

Gheo menghela napasnya kasar. "Aku gak bisa tidur Bi!"

Bi Asri menaikan alisnya. "Apa karena gadis tadi?"

Gheo mengangguk-kan kepalanya. "Menurut Bibi dia akan amankan?"

Bi Asri termenung seolah menimbang jawaban yang akan dia berikan kepada Gheo. "Bibi tidak tau Den!"

"Ahk-- pokoknya malam ini aku mau tidur sama Bibi!" Putus Gheo.

Bi Asri menggelengkan kepalanya keras. "Tidak Den, Aden sudah besar nanti nyonya marah---" sebenarnya Ibu Gheo lebih iri kepada Bi Asri ketimbang marah karena Gheo lebih dekat dengan wanita itu.

"Kalau gitu Bibi temenin aku sampai tidur, habis itu Bibi boleh kembali ke kamar!"

Bi Asri mengangguk-kan kepalanya. Wanita itu buru-buru membuka mukenanya dan keluar berjalan pergi ke kamar Gheo.

🧩🧩🧩

Klikk...

Hani membuka pintu kamar Nataline canggung, hari mulai pagi dan gadis itu menyadari kalau dia sudah semalaman menginap di rumah Nataline.

"Han..., sudah bangun?" Ujur Nataline tersenyum cerah kearah gadis itu.

Hani mengangguk dan tersenyum canggung karena di meja makan sudah ada Ibu Nataline juga.

"Aku harus ke sekolah hari ini, gak papahkan sendirian dirumah?" Tanya Nataline.

Hani menghampiri keberadaan mereka dan duduk di samping Nataline. "Gak papah--"

"Tante maaf kemarin Hani ngerepotin!" Ujur gadis itu menatap wanita yang tengah menyodokan nasi goreng ke piring.

"Tidak papah sayang, kamu sudah seperti anak tante. Lain kali sering menginap yah!"

Hani menyunggingkan senyumnya, melihat reaksi dari Ibu Nataline--- Hani langsung menebak bahawa wanita itu tidak tau kejadian kemarin.

"Yaudah, ini untuk Hani. Makan yang banyak yah!" Wanita itu menyodorkan piring penuh nasi goreng kehadapan Hani.

Hani hanya mengangguk-kan kepalanya, jujur memang dia sudah kelaparang sekarang.

"Sayang Mamah harus berangkat sekarang, Hani tidak papah sendiri di rumah dulu?"

"Iyah tante. Hani juga mau pulang kok!"

"Loh katanya orang tua kamu di luar kota?"

Hani menatap kearah Nataline, apa yang gadis itu beritahu kepada Ibunya.

It's alright, This is loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang