Forty-fourth
•
Gheo berdiri dan menatap tajam kearah gadis itu yang ada di atas pohon. Apa maksudnya? Gheo merasa benar-benar di permainkan oleh Hani sejak dulu, dan apa yang dia dapatkan dari permainan itu, dia lebih banyak menangis setiap harinya.
Tanpa mengatakan apapun Gheo berjalan membalik-kan badannya pergi dari sana. Hani yang melihat itu buru-buru turun dari rumah pohon itu dan mengejar Gheo.
Tanpa basa-basi Hani memeluk tubuh itu dari belakang, seakan dejavu, hal ini pernah terjadi satu tahun lalu dengan kondisi yang terbalik.
"I miss you, i miss you so much---" ucapnya memeluk erat Gheo seakan tidak ingin kehilangan laki-laki itu lagi.
Gheo masih terdiam beberapa saat menatap kosong kedepan. Sampai akhirnya laki-laki itu melepaskan tangan Hani yang mempererat pelukannya.
"Apa gue cuma mainan buat lo? Apa perasaan gue dan perasaan laki-laki yang batal nikahin lo adalah hal spele bagi lo?" Tanya Gheo berat.
Hani menggelengkan kepalanya, wanita itu menatap wajah Gheo lama, dia sangat merindukan laki-laki itu.
"Kenapa diam saja? Lo gak mau jawab kenapa lo batalin pernikahan itu? Lo gak berkaca dari Nataline, lo gak liat seberapa hancurnya hidup seseorang yang batal menikah karena pasangan sepihaknya egois?"
Hani terdiam, dia sudah tau Gheo akan mengatakan hal itu kepadanya. "Gue ragu, dan gue gak ingin nyakitin Kak Revan seandainya kita jadi menikah---"
Gheo menggelengkan kepalanya. "Sekarang gue tau siapa yang kekanak-kanakan diantara kita!" Ucapnya hendak mengakhiri semua pembicaraan itu saat ini juga.
"Yo--- lo gak mau tanya sebab gue gak nyariin gue?" Teriak Hani.
Gheo menghentikan langkahnya. Laki-laki membalik-kan tubuhnya dan melihat kembali kearah Hani.
"Apa? Karena lo emang sebenarnya gak perdulu sama siapa pun bukan? Lo egois!"
Hani menggelengkan kepalanya dan air mata sekarang jatuh dari pelupuk matanya. "Bukan---"
"Gue sedang menghukum diri gue sendiri, gue sedang menebus dosa gue ke Kak Revan. Gue berjanji gak akan cariin lo kecuali lo sendiri yang datang cariin gue---"
Gheo terdiam. Dan apa yang dia lakukan selama ini tidak jaub berbeda dari apa yang Hani lakukan, tidak mencari tahu keberadaan wanita itu lagi.
"Lo kemana? Apa lo benar-benar mencintai gue selama ini? Lo bahkan tidak tinggal sampai acaranya selesai---"
Gheo terdiam merenungkan semua ucapan yang Hani lontarkan. Jika di pikir lagi, bukan tuhan yang menjauhkan keduanya, tetapi keduanya yang sok tahu dengan kebenaran di pikiran masing-masing.
"Gue nungguin lo Yo--- Gue sekarang paham, bahwa gue gak bisa mencari musim semi, gue hanya bisa menunggu sampai musim semi itu datang dengan sendirinya."
Gheo menjatuhkan air matanya. Laki-laki itu dengan cepat menghampiri Hani dan memeluknya erat.
"Sorry gue datang terlambat, terimakasih sudah hidup dengan baik selama ini---"
Hani menyambut pelukan laki-laki itu dengan terbuka. Sebenarnya kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi di masa depan, tetapi Hani yakin bahwa orang yang tepat akan sampai pada tujuannya meski menempuh jalan yang panjang.
🧩🧩🧩
"---Mentari jangan kesana Nak!" Suara teriakan Ditya terdengar terdengar kencang bahkan sampai membuat orang-orang melihat kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's alright, This is love
Teen Fiction[ L.O.V.E SERIES - FICTION DEWASA MUDA ] ONGOING • [ Aku tidak pernah merencanakan akan jatuh cinta kepada siapa. Tapi jika bisa memilih aku ingin mengubah takdir dengan tidak bertemu dengan mu di kehidupan ini--- Cleo Hanindya Mahesa.] [ Cinta itu...