THIRTY-SIXTH - MENGABAIKAN

115 12 2
                                    

Thirty-sixth

        Hani meneguk ludahnya kelu, apa yang dia pikirkan ternyata benar, wanita di hadapannya itu adalah Nenek Gheo.

Wanita tua itu mengetuk meja di hadapan Hani dan menatapnya tajam. "---Jadi seberapa jauh hubungan kalian? Apa Gheo pernah tidur dengan mu?"

Hani membulatkan matanya, tidak pernah berpikir bahwa ucapan wanita terasa tajam dan mengintimidasi.

"Saya tidak pernah melakukan hal tersebut, dan saya bukan wanita rendahan seperti yang ada di pikiran anda Nyonya." Tegas Hani.

Wanita itu berdecih. "Kalau tidak murahan kenapa cucu saya sampai ngeluarin uang banyak untuk setiap kebutuhan kamu---"

Napas Hani tercekat, dia tau Gheo melakukan banyak untuk dirinya. Dari mulai pergi ke Psikolog, mengurus kasus pembunuhan Ibu nya bahkan menjadi supir pribadi gadis itu tanpa di sengaja.

"Karena kita sahabat!"

Wanita itu tersenyum. "Sayangnya saya terlalu mengenal cucu saya itu."

Hani menutup matanya sebentar sambil menarik napas dalam-dalam. "Simple saja Nyonya, dengan tujuan apa anda kemari. Kalau hanya bicara basa-basi saya tidak punya waktu. Saya juga tidak ingin tidak sopan kepada Nyonya dan menimbulkan kesalah pahaman antara saya dan Gheo.

Srikandi bediri dari duduknya. Hari memang sudah malam, dia tidak ingin berlama-lama di sana.

"---Temui saya besok disana, berapapun uang yang kamu minta akan saya berikan. Tapi syaratnya kamu harus pergi dan tidak muncul lagi di hadapan Gheo, saya tahu kamu perlu uang untuk bertahan hidup di Singapure."

Deg.

Wanita tua itu bahkan tahu akan kepergian Hani keluar negri esok hari. Hani benar-benar merasakan betapa tertekannya Gheo dengan keberadaan wanita itu di rumahnya.

🧩🧩🧩

"---Berapa yang kamu minta?"

Hani menggelengkan kepalanya. "Saya bisa hidup tanpa uang itu sekali pun. Dan untuk Gheo, saya tidak akan meninggalkannya atau memutus hubungan dengan dirinya."

Terlihat mata yang memerah karena marah dari Srikandi yang menatap tajam kearah Hani.

"Kamu---"

"Tidak semua bisa di selesaikan dengan uang, dan tidak selamanya anda bisa mengontrol kehidupan Gheo."

"Dia cucu saya, di masa depan dia adalah penerus semua kekuasaan saya---"

Hani menghela napas. "Tanyakan dulu kepada cucu anda, apa dia siap menjadi penerus? Jangan sampai anda menyesal di kemudian hari karena kepergiannya."

Hani tersenyum tipis kemudian berjalan pergi meninggalkan wanita itu untuk segera pergi ke bandara.

"---Han? Han kok bengong?"

Ucapan ceria Gheo menyadarkan gadis itu bahwa sekarang mereka saling berhadapan dan baru saja melepaskan pelukan satu sama lain.

"Gue pergi dulu!" Hani menyunggingkan senyum tulusnya.

Gheo mengangguk. "Lo pasti akan berhasil, dan saat lo pulang nanti gue adalah orang pertama yang akan menyambut kedatangan lo---"

Hani mengangguk, gadis itu mengusap rambut Gheo tulus. "Kejar mimpi lo juga, gue mau pacar yang sukses dan bisa berdiri sendiri!" Ucap Hani penuh makna di dalamnya.

Gheo mengangguk. "Gue janji!"

Mereka saling melepaskan genggaman tangan dan pada akhirnya perlahan Hani berjalan pergi meninggalkan Gheo yang tetap berdiri disana menunggu Hani yang mulai menghilang dari pelupuk matanya.

It's alright, This is loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang