TWENTY-THIRD - PUTIH ABU

104 14 2
                                    

Twenty Third

12 Tahun lalu...

SMA ANTARIKSA 01 JAKARTA TIMUR

----

       Suara peluit berbunyi menandakan bahwa gerbang akhirnya tertutup. Anak-anak sedang bergegas untuk memasuki kelas mereka atau kalau tidak mungkin saja guru akan lebih dahulu memasukinya.

Gheo berlari, senyum liciknya mengembang saat melihat Hani sedang berjalan lebih dulu dari dirinya.

Tangan Gheo memegang ikat rambut yang mengikat rambut Hani yang sekarang sudah sebahu--- Gheo menariknya sehingga rambut itu tergerai mengembang membuat sang empu sontak menghentikan langkahnya.

"GHEO!!!" Suara teriak Hani sanggup membuat semua orang yang ada di sekitarannya melirik kearah kedua sejoli itu.

Gheo menyunggingkan senyumnya sambil menjulurkan lidahnya kemudian berlari lebih dulu dari pada Hani. Laki-laki itu tertawa dan juga tergesa-gesa memasuki kelas.

Tiga tahun seangkatan dan di kelas yang sama--- itulah mereka, best friend yang orang-orang kira sebagai couple.

Entah kebetulan atau apa, Hani dan Gheo masuk ke SMA yang sama, berbeda dengan Nataline yang masuk ke High school--- Sekolahnya anak-anak orang kaya dan pintar bersama dengan Ridwan. Berbeda lagi dengan Ditya yang pindah keluar negri.

Brukk...

Hani menabrak meja mereka dan dengan geram mencengkram tangan Gheo. "Balikin Bangs*t!" Kesal Hani.

Gheo langsung panik, bukan karena Hani tapi karena guru datang di saat yang bersamaan.

"Shutt...! Bu Risma datang." Gheo langsung melemparkan ikat rambut itu kearah Hani.

Gadis itu mendengus kesal sebelum akhirnya duduk di sebelah Gheo. "Awas lo yah! Gue gantung di tangkal toge tar!"

Gheo terkekeh. "Kalau bisa!" Ucap Gheo meremeh.

Ketukan meja di depan membuat mereka terdiam dan membuat semua murid disana mulai duduk dengan rapih. Siapa juga yang tidak takut dengan Bu Risma, guru yang meski sedang hamil besar itu masih mempunyai pasokan tenanga untuk memarahi murid nakal di sekolah.

Sementara di sisi lain Mira menatap tajam kearah Gheo dan Hani. Kadang gadis itu merasa heran dengan sikap Gheo--- Dia mengklaim dirinya sebagai kekasih tapi tetap saja berhubungan dengan Hani.

Sahabat? Memangnya ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan? Awalnya Mira menerima semua itu, tapi melihat hari ini bahkan Gheo tidak meliriknya membuat dia merasa sangat cemburu.

🧩🧩🧩

"Jam Tiga Sore---" Ucap Gheo.

Hani yang sedang mengemut es lilin kesukaannya yang bahkan dia tidak tau kalau di masa depan es itu sulit di jumpai, menengok kearah Gheo.

"Oke, lo yang jemput atau gue yang kerumah lo?" Tanya Hani.

"---Ehm, sebenarnya gue gak bisa antar Han!"

Hani menaikan alisnya. "Why?"

"Mira ngajak gue nge-date tar sore!"

"Ouh...!" Celos Hani. "Yaudah gak papah, kalau gitu gue duluan yah!" Hani menepuk pundak Gheo berlari menjauhi laki-laki itu.

"Han kalau sekarang gue bisa anterin lo pulang!" Teriak Gheo.

"Gak papah gue bisa sendiri!" Balas Hani berteriak.

It's alright, This is loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang