Happy reading all, jangan lupa vote dan comment nya. Thank you...
***
Setelah pagi luar biasa yang menegangkan, paling tidak Mentari bisa sedikit bernafas lega sekarang, hanya sedikit. Dari sekian banyak hal yang membuatnya ragu untuk melangkah bersama Melvin, satu sudah terselesaikan, tinggal yang lainnya.
Mentari baru saja sampai di rumahnya. Melvin sempat memaksa ikut, ingin menyambut Kai dan juga bertemu dengan Jagad, tapi Mentari larang. Dia sudah berjanji untuk mengatakan tentang hubungan mereka pada Kai, dan Mentari yang akan mengatakannya sendiri, tidak bersama dengan Melvin.
Dia juga belum siap mempertemukan Melvin dengan kakaknya, tidak sampai dia tahu kalau anaknya menerima keputusannya untuk menikah dengan Melvin. Kalau Kai juga memberikan lampu hijau, baru dia akan bergerak membicarakannya pada Jagad dan juga kedua orang tuanya.
Ah, ada satu lagi yang harus dia bereskan, yaitu Adrian. Dia sama sekali belum bicara lagi dengan Adrian. Bicara dalam artian serius, tentang Kai tentu saja. Mentari akan memberitahu Kai mengenai Adrian, tapi dia masih memikirkan bagaimana caranya. Bagaimana cara membuat putranya mengerti tentang semua yang terjadi, dan yang paling penting cara agar putranya tidak terluka ketika mengetahui kebenarannya.
Mentari melemparkan dirinya ke atas sofa. Baru disuruh berpikir saja dia sudah kelelahan, apalagi saat melakukannya nanti. Yuli datang membawakan segelas air dingin tanpa perlu disuruh. Dia sudah tahu kebiasaan Mentari yang selalu membutuhkan air dinginnya ketika sedang tidak baik-baik saja. Mentari yang terbujur lemas di atas sofa sambil memandangi langit-langit adalah pertanda kalau dia sedang tidak baik-baik saja.
"Diminum dulu bu.." Kata Yuli menyodorkan gelas tersebut semakin mendekat pada Mentari.
"Makasih, kamu memang tau banget kalau saya lagi butuh ini." Mentari menyambar gelas tersebut, meneguk air es nya hingga tandas dalam sekali tarikan nafas.
Menikmati sisa-sisa minumannya selama beberapa menit, Mentari kemudian beranjak membersihkan dirinya. Sebentar lagi putranya akan kembali, dan dia tidak ingin terlihat kucel seperti sekarang.
Selesai mandi, dia langsung menuju ke dapur. Bersama dengan Yuli mereka sibuk menyiapkan beberapa makanan yang sepertinya akan mereka santap untuk makan malam, mengingat sekarang sudah lewat jam makan siang dan mereka masih belum muncul juga.
"Yul, kamu lanjut goreng ayamnya ya..." Mentari meninggalkan Yuli di dapur bersama ayam goreng kuning yang tadi mereka masak, namun belum digoreng. Biar saja Yuli yang menyelesaikannya.
Mentari meraih ponselnya, niatnya ingin menghubungi Jagad, menanyakan mereka sudah ada di mana, tapi belum apa-apa pesan dari Melvin sudah bertengger manis disana.
From : Melvin
Yakin nggak mau aku temenin ngomong sama Kai? Bisa sendiri? Kalau mau sekarang juga aku ke tempat kamu nih....
Mentari mendengus sebal. Berkali-kali dia katakan tidak perlu juga percuma rasanya. Makin kesini Melvin makin susah diajak bicara dengan bahasa manusia sepertinya.
To : Melvin
Dibilang nggak usah, heran deh masih nanya terus. Urusan Kai biar aku aja yang bicara sama anakku. Kamu tenang aja udah...
Mentari menekan tombol kirim dengan sekuat tenaga sangking gemasnya dengan tingkah Melvin. Awas saja kalau sampai Melvin masih tidak mengerti arti kata 'Nggak usah'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Dipersimpangan Hati (Completed)
ChickLitHidup Mentari memang baik-baik saja sekarang. Dia seorang Pengacara yang cukup disegani, punya penghasilan sendiri, mandiri, cantik, pintar, pokoknya masih banyak lagi nilai plus lainnya. Mana ada yang menyangka kalau dulu dia pernah dicampakkan beg...