Happy reading all, jangan lupa vote dan comment nya. Thank you...
***
Adrian mengetuk-ngetukkan jari tangannya pada meja. Hari ini adalah sidang putusan perceraiannya dengan Natasha, namun dia memilih untuk tidak hadir. Ivan yang merupakan kuasa hukumnya yang akan mewakilkannya disana. Tanpa harus datang pun dia sudah tahu keputusannya akan seperti apa.
Ponselnya berdering, nama Ivan tertera di sana. Adrian mengangkat dengan enggan. Ivan berbicara di seberang sana, sementara Adrian hanya mendengarkan.
Tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.
"Ya, aku mengerti. Tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja." Hanya itu respon Adrian sebelum akhirnya sambungan mereka terputus.
Hakim mengabulkan seluruh gugatan Natasha. Itu artinya dia punya dua pilihan, merelakan perusahaannya jatuh ke tangan mantan istrinya atau mengambil alih perusahaan dengan membeli seluruh saham yang dimiliki oleh Natasha, dan jumlahnya tidak sedikit.
Beberapa hari yang lalu, baik Natasha maupun Adrian sudah sepakat mengenai hal ini apabila memang gugatan Natasha dikabulkan. Mantan istrinya mau menjual sahamnya di perusahaan pada Adrian, tentu saja dengan harga pasar.
Dia sudah menghitung-hitung berapa uang yang harus dikeluarkan untuk menjadikan perusahaan miliknya. Artinya dia harus menguras seluruh tabungan, deposito, uang di rekeningnya, termasuk menjual rumah yang dulu mereka tempati yang memang tidak masuk dalam tuntutan harta gono-gini Natasha. Itu saja kalau dihitung-hitung masih kurang.
Rasanya Adrian juga harus merelakan koleksi mobil mewahnya untuk dijual. Kalau masih tidak cukup juga, maka mau tidak mau dia akan mengajukan pinjaman ke bank. Adrian tidak akan membiarkan perusahaan yang sudah dijalankan dengan tangan dinginnya itu jatuh kepada Natasha. Demi mendirikan perusahaan ini dia rela membuang segalanya, jadi berapapun harga yang harus dibayar untuk mempertahankannya, Adrian akan lakukan itu.
Pikiran Adrian berkelana, kemana lagi kalau bukan Mentari. Perceraiannya dengan Natasha sudah selesai, dia tidak perlu lagi menjaga jarak dengan Mentari karena status Mentari bukan lagi sebagai kuasa hukum Natasha.
Adrian mengingat-ingat beberapa waktu lalu dia mendapati Mentari di sebuah mall, bersama seorang lelaki dan dua orang anak. Satu perempuan, dan satu laki-laki.
Sepertinya Mentari memang sudah menemukan kehidupannya sendiri.
Adrian pikir Mentari masih sendiri. Mengingat tatapan benci yang begitu kentara dari sorot mata Mentari, Adrian terlalu percaya diri untuk bilang kalau wanita itu masih mencintainya. Ternyata Mentari hanya membencinya saja, terbukti dari apa yang dia lihat kemarin. Mereka adalah gambaran sempurna keluarga bahagia yang dulu sempat Adrian mimpikan dia bangun bersama Mentari.
Ingin dia menyapa Mentari saat itu, tapi dia sedang buru-buru bertemu seseorang. Tender besar untuk perusahaannya, dan waktunya juga sudah mepet karena jalanan Ibukota yang padat. Adrian mengurungkan niatnya, berlalu begitu saja dari keluarga bahagia itu.
Ada perasaan sedih yang tiba-tiba saja menyusup ke hatinya ketika mengetahui kalau Mentari sudah berkeluarga. Adrian kira pertemuannya dengan Mentari kemarin adalah sebuah keajaiban. Adrian merindukan Mentari, sangat. Dia pikir Mentari sudah menghilang dari lubuk hatinya, ternyata wanita itu masih disana. Hanya saja selama ini Adrian sekuat tenaga mematikan perasaannya.
Dulu dia baik-baik saja, karena terlalu banyak hal yang dia kejar. Sosok Mentari jadi mudah untuk tergantikan. Berbeda dengan sekarang ketika dia sudah mendapatkan semuanya. Hidup tanpa Mentari ternyata begitu hampa. Uang yang dulu dia impi-impikan ternyata tidak bisa menggantikan Mentari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Dipersimpangan Hati (Completed)
ChickLitHidup Mentari memang baik-baik saja sekarang. Dia seorang Pengacara yang cukup disegani, punya penghasilan sendiri, mandiri, cantik, pintar, pokoknya masih banyak lagi nilai plus lainnya. Mana ada yang menyangka kalau dulu dia pernah dicampakkan beg...