34. Birthday Boy

19.2K 1.7K 23
                                    

Happy reading all, jangan lupa vote dan comment nya. Thank you...

***

Selamat ulang tahun...

Selamat ulang tahun...

Selamat ulang tahun Kai...

Selamat ulang tahun...

                  Lantunan lagu ulang tahun untuk Kai begitu menggema di ruang makan. Kai sudah bersiap ingin meniup lilinnya ketika lagu selesai dinyanyikan. Riuh tepuk tangan dan juga ucapan selamat didapatkan Kai dari seluruh keluarga.

                  Mentari hanya bisa tersenyum, bersyukur karena banyak orang yang menyayangi putranya. Dalam hati dia memanjatkan untaian doa semoga putranya bisa bahagia, apapun yang akan dilalui dalam hidupnya kedepan nanti.

                  Kai memotong kuenya dibantu oleh Gendis dan Aruni yang begitu nempel di samping Kai, takut kalau sepupunya itu menghilang barang sedetik saja. Sementara Melvin, dia mendadak jadi fotografer keluarga, jepret sana jepret sini menggunakan ponselnya.

                  "Kue pertama untuk mama," Kai menyodorkan piring kecil berisi sepotong kue pada Mentari dengan hati-hati. "Terima kasih mama karena udah baik pakai banget mau ijinin Kai ulang tahun disini." Kai setengah berdiri, mengecup pipi Mentari.

                  "Sama-sama, jadi anak baik dan selalu bahagia ya sayang..." Titah Mentari. Kai kembali memotong beberapa kuenya, kemudian meletakkannya pada beberapa piring kosong yang sudah disediakan.

                  "Nggak ada piring kedua dan ketiga. Soalnya Kai paling sayang sama mama, yang lainnya sayangnya sama semua. Jadi ini buat semuanya yaa." Semua orang hanya tertawa mendengar celotehan Kai.

                  Sebelum meniup lilin, mereka memang sudah makan malam terlebih dahulu dengan sayur sederhana yang mereka masak. Sedikit lebih banyak menunya dari pada hari biasa, tapi bukan makanan yang wah juga.

                  Mentari memang memanjakan Kai seperlunya, tidak berlebihan. Kai sudah diajarkan untuk mengerti kalau mencari uang itu susah, jadi mereka akan lebih hati-hati untuk menggunakannya. Untuk hari-hari tertentu, dia masih bisa memberikan toleransi. Seperti hari ini contohnya.

                  Kai menerima banyak kado di hari ulang tahunnya yang sudah tidak sabar ingin dia buka. Melvin sudah menyiapkan kadonya sendiri untuk Kai, begitu juga dengan Mentari. Bahkan bapak dan ibu juga memberikan kado mereka masing-masing. Ada juga dari Aruni, sementara Jagad dan Gendis memberikan kado sendiri, berbeda dari yang Aruni berikan. Mentari sampai geleng-geleng kepala sendiri, meriah yang sungguh memaksa.

                  Tidak perlu disuruh, setelah menikmati kuenya Kai langsung menggandeng Aruni ke ruang tamu. Membawa semua kadonya dan membukanya bersama dengan Aruni. Bukan kado yang luar biasa, hanya barang-barang yang anak itu perlukan dan butuhkan. Mentari memang melarang mereka memberikan sesuatu yang mahal untuk Kai, terutama Melvin.

                  Lelaki itu kekeh ingin memberikan sebuah gadget tablet supaya Kai mulai bisa belajar menggambar disana, tapi terang-terangan ditolak oleh Mentari. Dia sudah mewanti-wanti kalau tidak boleh ada benda seperti itu. Kai masih terlalu kecil kalau diberikan tanggung jawab memiliki benda elektronik seperti itu untuk dirinya sendiri.

                  Bukannya Mentari tidak tahu kesukaan putranya dalam menggambar, hanya untuk sekarang dia belum akan memberikannya. Hobi anak kecil berubah-ubah, nanti kalau memang Kai membutuhkannya, tentu dengan senang hati dia akan memberikan.

                  Melvin berjalan ke arah Mentari, kemudian berdiri di samping Mentari masih sambil memegang ponselnya dan merekam kegiatan Kai dan Aruni. Mereka berdiri berdampingan, persis seperti orang tua yang sedang menangkap lekat-lekat momen bahagia anaknya.

Mentari Dipersimpangan Hati (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang