"Kau ternyata mengerti banyak tentang musik," puji Hyun sembari memutar kursi komputernya. Memposisikan dirinya berhadapan dengan Kuroo yang terduduk di sofa tepat dibelakangnya.
Kuroo tersenyum mendengar pujian Hyun. Sudah hampir satu minggu ia menjalankan proyek Hyun bersama. Meskipun pada awalnya ia tertatih-tatih, namun setelah penjelasan dari Hyun, Kuroo dapat dengan cepat memahaminya.
"Aku juga belajar darimu," Kuroo berkata sembari membereskan kertas yang berserakan diatas meja.
Belakangan waktunya banyak dihabiskan dengan berada di studio. Pagi sebelum berangkat bekerja dan juga malam sepulang bekerja, ia sempatkan untuk datang menemui Hyun. Membantunya sedikit lalu berpamitan.
Hyun tidak pernah sadar bahwa Kuroo adalah salah satu dari perwujudan rekan idamannya. Kuroo bisa mengikuti ritme kerjanya yang cepat tanpa merasa kewalahan. Hyun sempat memiliki pemikiran untuk membawa Kuroo kembali ke kota besar.
Memulai hidup kedua Kuroo dengan mengajarkan padanya segala yang ia tahu mengenai musik. Namun Hyun harus berpikir dua kali karena kehadiran Tsukishima.
Lelaki berkacamata itu pernah sekali datang ke studio. Hanya duduk dan memperhatikan. Tidak berbicara kecuali jika ditanya. Dan nampaknya rekan idamannya itu sedang dimabuk oleh pesona lelaki pirang itu.
"Aku harus pulang," ungkap Kuroo sembari memakai jaketnya.
"Ya benar-benar," bayangan Hyun mengenai sosok Tsukishima terbuyarkan. "Besok kau bisa datang?"
Kuroo menimbang-nimbang sesaat, "tentu, akan kuusahakan."
Hyun tersenyum mendengar jawaban itu. Ia kemudian memutar kursi komputernya menghadap layar. Membiarkan Kuroo benar-benar pergi.
Sepanjang jalan Kuroo bersenandung ringan. Langkah kaki yang awalnya lambat dan berat, entah sejak kapan berubah menjadi ringan dan cepat. Tidak ingin ia berada diluar terlalu lama.
Membayangkan wajah Tsukishima yang selalu datar ketika melihat Kuroo pulang terlambat membuatnya merinding. Setelah kejadian ia tertidur di luar semalaman, akhirnya ia memutuskan untuk tidak membuat Tsukishima marah.
Langkahnya terhenti ketika melihat toko manisan buah masih buka. Tanpa berpikir panjang ia berjalan mendekat, melihat-lihat beberapa manisan yang tersimpan di dalam toples. Namun yang membuat matanya terpikat adalah tiga buah mochi stroberi yang terpajang di etalase toko.
"Aku ambil semua mochi itu," tunjuk Kuroo bersemangat pada pemilik toko.
Meskipun sudah larut namun beberapa toko buka lebih lama. Karena musim liburan yang sudah datang, sehingga banyak turis yang singgah atau sekedar lewat di jalan raya besar. Bahkan toko kelontong yang dijaga Kuroo buka sampai larut, tetapi sang pemilik lah yang menjaga toko tersebut.
Setelah mendapat bingkisannya, Kuroo membungkuk pada pemilik toko dan berjalan lebih cepat. Ia dapat membayangkan wajah berbinar Tsukishima ketika melihat bingkisan yang dibawanya.
"Tsukki!" Kuroo berteriak riang ketika masuk ke rumahnya. Namun tidak ada jawaban.
Ia berjinjit takut-takut Tsukishima sudah tertidur. Namun bahkan ranjangnya pun kosong. Barang-barang Tsukishima masih ada disana, tetapi sang pemilik tidak ada di manapun.
Kuroo memilih untuk menunggu sembari mengganti pakaiannya. Namun sampai ia menghabiskan makan malamnya, lelaki jangkung itu tak kunjung datang. Sesekali ia membuka pintu dan menengok keluar. Namun tiada siapapun disana.
Malam semakin larut dan bahkan toko-toko sudah mulai tutup. Tidak ada tanda Tsukishima sejauh Kuroo melemparkan pandangannya ke segala arah.
Apa dia di bawah ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangled (KuroTsuki Haikyuu Fanfic)
Fiksi PenggemarAku menyukai musik. Seluruh hidupku aku habiskan untuk mendengarkan, mengapresiasi, mendalami, dan memahami musik. Aku dapat memahami musik lebih baik daripada siapapun, itulah yang kukira. Namun hidupku tidak bisa berdampingan dengannya. Sekeras ap...