The News

110 19 6
                                    

Pagi itu Tsukishima membuka matanya dengan malas. Sedari malam hujan turun tak henti-hentinya. Padahal kemarin ia melihat ramalan cuaca yang mengatakan kalau seminggu kedepan akan cerah.

Dengan langkah gontai ia memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya. Pantulan di cermin membuat kegiatannya berhenti. Rambutnya memanjang dengan cepat belakangan ini. Sampai-sampai hampir menutupi telinganya. 

Ia kembali merangkak ke atas ranjang dan membawa laptop yang sudah menjadi teman hidupnya selama dua tahun kebelakang. Semenjak jadi pekerja harian lepas, laptop itu menjadi barang paling berharga yang pernah dimiliki Tsukishima.

Tidak ada keinginna untuk sekedar mengecek email yang masuk, ia hanya ingin tertidur saat ini. Hampir dua bulang setelah ia meninggalkan kota kecil di dekat laut itu. Kini ia berada di sebuah kota kecil yang berada di dekat peternakan. 

Baru dua hari ia berada disini. Setelah kabur dari perkampungan di kaki gunung. 

Ya, Tsukishima kabur dari sana. Setelah berhasil membuat seorang wanita yang bekerja di toko roti jatuh cinta padanya. Wanita itu sangat mencintai Tsukishima sampai ia bertindak diluar perkiraan lelaki pirang itu.

Karena hal tersebut lah Tsukishima memutuskan untuk pergi dari perkampungan tersebut. Pergi lebih jauh dari sebelumnya. Menghapus jejak dan eksistensinya. Tak peduli jika wanita itu benar-benar hancur saat ini.

Beberapa hari kebelakang ia dihantui oleh kehadiran seseorang dalam mimpinya. Sosok lelaki yang terlalu berat untuk di hapus dari ingatannya. 

Kuroo Tetsurou, entah bagaimana kabar dari lelaki itu. Bukan berarti Tsukishima peduli, hanya saja, Tsukishima benar-benar kehilangan segalanya sejak hari itu.

Pada awalnya, Tsukishima berpikir bahwa hidupnya akan baik-baik saja. Namun, rasa kehilangan itu hadir terlambat. Tepat setelah Tsukishima menerima ajakan si penjaga toko roti itu untuk makan malam, saat itulah nafasnya sesak karena memikirkan lelaki kucing itu.

Setelah itu, berkali-kali ia terpikir untuk menyusulnya ke Kota Besar atau mungkin kembali ke kota kecil di dekat laut itu. Setelah berkoar bahwa ia menemukan sesuatu yang membuatnya kembali hidup, nyatanya itu hanya sesaat.

Baru ia sadari kehidupannya bersama Kuroo lah yang membuatnya lebih hidup. Berpikir bahwa sebenarnya ia hanya kesepian, Tsukishima membiarkan seorang asing yang ia temui di toko roti hadir dalam hidupnya. Mengisi kesehariannya dengan tawa dan rasa sayang.

Tapi rasanya tak sama. Sekuat apapun kasih yang diberikan wanita itu, Tsukishima tak kunjung merasa hidup.

Setelah memaksakan dirinya untuk pergi lebih jauh, semakin tersiksa pula dirinya. Dua hari terasa seperti dua tahun. Ia melewati hari ke harinya dengan lambat. Penuh rasa bersalah dan penyesalan dalam dirinya. 

Jika boleh ia ingin kembali.

***

Di sisi lain, sebuah kota gemerlap yang tak pernah tidur. Membuat siapapun akan terjaga atau akan membuat siapapun terlelap selamanya jika ingin.

Kuroo, lelaki dengan kantong mata yang parah kembali tidak pulang dan memilih untuk mengunci dirinya di studio pribadinya. Berkutat dengan beberapa peralatan dan kembali menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan.

Hyun sudah berusaha menyeret rekannya itu untuk sekedar keluar dari studio sempit itu, tapi ditolak mentah-mentah. Ia senang dengan kinerja Kuroo yang benar-benar baik, tapi ia juga tidak bisa membenarkan sikap Kuroo yang memaksakan dirinya.

"Kau perlu pulang," Hyun berkata sembari melipat tangannya di depan dada. Berdiri di ambang pintu studio yang dibuka lebar-lebar.

"Aku ada pekerjaan," ujar Kuroo tak melepaskan pandangannya pada monitor di depannya. Seolah tersedot kedalamnya. 

Tangled (KuroTsuki Haikyuu Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang