Suara ketukan pintu membuat Tsukishima beranjak dengan langkah berat. Dibukanya pintu tersebut dan menampakkan seorang gadis dengan tas gitar yang di gendongnya.
Rei.
"Halo temannya guru," seru Rei heboh.
"Jika mencari Kuroo, dia ada di dalam," kali ini Tsukishima mempersilahkan Rei untuk masuk, sebelum anak gadis itu masuk seenaknya.
"Kudengar guru sedang sakit?" Rei tidak menanggapi ajakkan Tsukishima dan masih berdiri di depan pintu masuk.
Tsukishima mengangguk pelan, "demam."
"Apa parah?" tanya Rei sedikit khawatir.
Entah kenapa, namun setiap kali melihat Rei yang menunjukkan rasa sukanya pada Kuroo membuat Tsukishima tidak nyaman. Entah karena ia masih melihat Rei sebagai anak-anak, atau ada alasan lain yang membuatnya merasa risih.
"Tidak juga, dia sudah makan obat, lalu sekarang sedang tidur," jelas Tsukishima dingin. Tidak, ia tidak sengaja bersikap dingin. Namun itu bawaan lahir Tsukishima.
Rei mengangguk-angguk kecil. Ia sudah jarang bertemu dengan Kuroo belakangan ini. Itu karena Hyun melarang Rei untuk datang ke studio musiknya jika ada Kuroo disana. Meskipun sudah bersikeras tetap saja Rei dilarang datang.
Sebenarnya itu karena Kuroo sendiri yang meminta pada Hyun untuk tidak membiarkan Rei datang apalagi selama jam sekolah. Jangan biarkan Rei membolos terus, itulah kata Kuroo. Jadi mau tak mau Hyun menurut.
"Aku boleh masuk 'kan ya?" tanya Rei sedikit malu-malu.
"Aku sudah mengajakmu dari awal," Tsukishima sedikit menyingkir dari jalan masuk, memberi akses bagi Rei untuk masuk ke rumahnya itu.
Rei duduk di samping ranjang Kuroo. Menghadap pada lelaki yang lebih tua itu sekejap, lalu memilih untuk memfokuskan dirinya pada televisi.
Tsukishima datang dengan membawa air dan juga beberapa makanan kecil yang sering Kuroo bawa pulang dari toko kelontongnya. Menyodorkan kepada gadis itu yang duduk dengan tenang dan manis.
Rei itu tipikal gadis manis yang mudah bergaul. Meskipun tidak nampak jelas dari wajahnya, namun Rei itu juga seorang remaja yang memiliki rasa penasaran tinggi. Itu sebabnya Rei sering membuat kenakalan remaja kebanyakan.
"Kau baru pulang sekolah?" tanya Tsukishima yang kembali sibuk dengan pekerjaannya. Sesekali melirik ke arah Rei.
Rei mengangguk sebagai jawaban. "Tsukki-san sepertinya sibuk terus, ya?" kali ini Rei yang bertanya.
Sering kali ia datang ke rumah ini, tetapi kegiatan Tsukishima selalu sama. Mengetik dan sesekali memainkan kursornya kesana kemari.
"Tidak terlalu," jawab Tsukishima, "hanya saja kalau pagi hari aku sibuk dengan urusan rumah, jadi aku baru bisa bekerja kalau Kuroo sudah pergi ke toko."
Rei mengangguk-angguk kecil. Sekali lagi dia duduk menghadap ke arah Kuroo, menatap lamat-lamat lelaki yang terlelap dengan keringat yang membasahi dahi hingga pelipisnya.
"Tsukki-san, boleh aku pinjam handuk?" Rei meminta kepada Tsukishima. Lalu tak lama lelaki bulan itu memberikan handuk kecil yang lebih mirip waslap.
Dengan perlahan Rei menyeka keringat yang mulai mengucur dari dahi dan pelipis Kuroo. Tersenyum kecil setelah melakukan kegiatan itu.
"Kau nampaknya sangat menyukai dia ya?" goda Tsukishima yang melihat kegiatan Rei. Sedikit tersenyum miring tanda menggoda.
"Kelihatan ya?" Rei tersenyum malu-malu mendengar pertanyaan Tsukishima.
Tsukishima teringat saat pertama kalinya ia menyukai seseorang. Orang itu adalah temannya di sekolah menengah atas. Mereka bukan teman sekelas, namun sering bertemu. Awalnya Tsukishima dan lelaki itu sering bertengkar dan saling menghina, namun lama kelamaan Tsukishima menyadari bahwa dirinya mulai merasakan hal aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangled (KuroTsuki Haikyuu Fanfic)
FanfictionAku menyukai musik. Seluruh hidupku aku habiskan untuk mendengarkan, mengapresiasi, mendalami, dan memahami musik. Aku dapat memahami musik lebih baik daripada siapapun, itulah yang kukira. Namun hidupku tidak bisa berdampingan dengannya. Sekeras ap...