Part 03

518 26 2
                                    

Raisha POV
"Hmm, ada syaratnya!" Ucap Harry.

"Apa itu?"

"Ikuti aku" Ucapnya menuju lift, ia menekan angka 6.

"K-ita ma-u ke-mana kak?" Tanyaku ragu tapi ia tak menjawab. "Kak" tetap saja nihil tak ada jawaban.

Ting. Lift berhenti sempurna di lantai 6, tempat yang sangat sepi. Sekarang ini hanya ada aku dan Harry. Harry menuju kesebuah ruangan kosong yang sangat luas dan aku ikuti dibelakangnya. Ia mengunci pintu ruangan. "Ka-k, kit-a ma-u ngap-ain?" Tanya terbata bata tapi tak ada respon juga. Tak lama Harry mendekatiku, sontak mata kami bertemu, kulihat mata hijaunya dan jarak kami tinggal beberapa inci lagi. Harry memajukan wajahnya dan otomatis aku menutup wajahku dengan kedua tanganku, jantungku berdebar kencang.

"Kenapa? Kenapa kau menutup wajahmu 'jelek' mu seperti itu? Tak usah geer, aku hanya ingin mengambil kotoran dihidung mu, lagian kau bukan tipeku!" Ucapnya menekan kata 'jelek' dan membuatku sangat malu dan kesal.

"Lalu sekarang syaratnya apa kak?"

"Hmm, kau harus menghitung panjang lebar ruangan ini dengan jengkalan tanganmu! Kalau tidak ya jangan berharap apapun dariku" Ucapnya seraya meninggalkanku sendiri. 'What?! Are you fucking serious?!' Teriakku dan semoga saja ia mendengarnya.

Harry POV

Entah kenapa saat ku berada didekat Raisha, jantung ku terus berdebar. Apakah aku jatuh cinta padanya? 'Hey kau tak boleh mencintainya Harry. Kau bahkan baru bertemu dengannya kemarin! Kau juga belum mengenalnya lebih'

Ia sangat menggemaskan saat menutup wajahnya ketakutan! Memang sih aku berniat menciumnya, tapi kuurungkan niatku itu karena kalau dipikir pikir Raisha anak baik-baik dan sangat polos, kuyakin ia belum pernah ciuman, jadi aku tak tega mengambil first kiss nya padahal aku bukan siapa-siapanya.

Raisha POV

Tepat pukul 12 siang aku kembali ke kelasku. "Gimanaa? Sudah selesai tugas kalian?" Tanya Zayn tiba-tiba dari balik pintu sontak membuat seisi kelas kaget dan ia hanya cekikikan kecil.

"Sudah kak" Ucap kami.

"Kumpulkan!" Perintah Harry. 'Persetan dengan Harry! Dia telah membuat tanganku sangat sakit. Kuyakin ia sengaja! Liat aja kau nanti!'

"Oke, sekarang kalian boleh istirahat lalu pulang" Ucap Zayn ramah, beda sekali sifatnya dengan Harry. Aku pun segera menuju cafe bersama Karine, aku menceritakan kejadianku sejak pagi dan ia hanya cekikikan sekali kali tertawa terbahak bahak.

"Byee, Karine see u tomorrow!" Ucapku saat Karine pulang dan meninggalkan ku sendiri diloby. Sudah 30 menit aku menunggu taxi, tetapi nihil tak ada satu pun lewat. Tapi tiba-tiba pundakku di tepuk seseorang dan otomatis aku membalikan badanku.

"Eh, ada apa kak?"

"Sshh gausah pake kak" bisik Zayn ditelingaku. "Boleh kuantar kau pulang?" Lanjutnya.

"Eh, gausah Za-yn aku naik ta..." Ucapan ku terpotong saat Zayn menarik tanganku menuju mobilnya.

"Sudah masuk, jangan bawel" Tegasnya dan aku ikuti perintahnya. "Oh iya sebelum pulang, temani aku dulu yahh ke cafe, aku sangat lapar hiks.. pleaseee" Rengek Zayn.

"Hey, kau bahkan bukan anak kecil berumur 5 tahun yang suka merengek" Ucapku.

"Temanii yaahh" Rengeknya lagi dan kini aku hanya mengangguk kecil.

Zayn POV

"Kau ingin pesan apa?" Tanyaku.

"Aku hanya menemani mu saja, aku sudah makan tadi"

"Yasudah, saya pesan waffle dan strawberry juice" Ucapku kepada pelayan resto.

"Kau suka jus strawberry?" Tanya Raisha.

"Iya, kenapa? Pasti kau tak suka?" Tanya ku dan ia mengangguk. "Akan kubuat kau suka dengan Strawberry!" Lanjutku.

"Coba saja kalau bisa" Tantangnya.

"Nih cobain" Ucap ku sambil menyodorkan jus Strawberry.

"Never in your wildest dreams!" Ucapnya dan aku hanya terkekeh.

"Cobain, atau aku akan..." Ucapku sengaja tersenyum licik.

"Eh iya deh iya" Ucapnya lalu menutup hidungnya dan langsung meminum jus tersebut sedikit demi sedikit.

Aku yang melihat tingkahnya hanya tertawa kecil. Sungguh, ia sangat menggemaskan!.

"Sudah selesaikan? Ayo pulang" Ucapnya dan aku hanya mengangguk.

"Terimakasih sudah mengantarku Zayn, kau ingin berkunjung sebentar?" Tanya nya saat sampai didepan apartementnya.

"Iya sayaang, tak usah, aku ada janji dengan the boys" Ucapku dan kulihat ia kaget. "Eh maaf, aku lancang, maaf" Ucapku memelas, memang kulihat Raisha masih polos, tak wajah aku mengucapkan kata-kata itu untuknya.

"Tak apa" Ucapnya dengan pipi memerah seperti tomat.

"Tapi pipimu memerah!" Ucapku tertawa kecil tapi ia hanya menutup wajahnya. Dan segera ku pergi meninggalkannya.

Raisha POV

Aku segera menuju kamarku dengan lift dengan perasaan sangat senang!. 'WHAT? ZAYN NGOMONG SAYANG KE AKU?! AAAAAA APAKAH AKU MIMPI?!'  Teriakku didalam kamar sambil loncat loncat ditempat tidur. Oke sekarang aku sedang tak waras karena ulah Zayn yang meluluhkan hatiku. Segera kumenuju kamar mandi untuk membersihkan badanku lalu mengganti pakaian piyama yang lumayan tipis dan sedikit mengekspos belahan dadaku. Sebelum tidur, terus ku cubit pipiku hingga merah untuk memastikan aku tak bermimpi hari ini.

Kiss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang