part 12

805 100 9
                                    

Dua minggu kemudian

Sangwoo seperti biasa sedang duduk di balkon kamarnya sambil melihat sekitar.

"Apa yang kau fikirkan begitu dalam" Tanya choi yuna

"Bagaimana kalau ayah dan pria itu dulunya saling menyukai, tapi karena ayah menikah dengan ibuku mereka berpisah dan akhirnya membuat dia benci lalu ingin membunuhku"

"Fikiranmu sangat jauh tapi mungkin bisa saja terjadi"

"Tuan muda... maaf boleh saya memberi saran" sambung jay

"Katakan saja"

"Apa yang terjadi dimasa lalu tidak perlu difikirkan terlalu dalam dimasa sekarang, banyak hal pasti terjadi diantara mereka, bagaimana kalau tuan muda memikirkan diri sendiri"

Sangwoo menarik nafas panjang "kau benar, apapun alasannya itu sudah masa lalu, tapi aku tetap ingin tau kenapa dia ingin mencelakaiku"

"Bagaimana kalau alasan itu tidak bisa kau terima? Bukankah lebih menyakitkan untukmu, kali ini sudah cukup pencarian kita, dan 2 minggu terakhir ini kepala keamanan bilang padaku tidak ada lagi teror, dan mereka sudah menemukan siapa penculikmu 3 tahun lalu" jelas yuna

"Kenapa kau tidak bilang?! Siapa???"

"Kepala keamanan tidak menjelaskan siapa, sekarang mereka sudah dimasukkan kedalam penjara"

Dua minggu terakhir ini cha saebin mencari tau sendiri pelaku percobaan pembunuhan terhadap chu sangwoo dan juga penculikkannya. Cha saebin hanya menemukan pelaku penculikkan yang memang temannya dulu, lalu menyerahkan pada presdir chu beserta bukti-bukti untuk memenjarakan mereka. Rasa bersalah cha saebin membuat dia melakukan ini semua. Dia melakukan yang terbaik untuk menebus kesalahpahaman selama ini.

Malam itu seperti biasa chu sangwoo, jay dan yuna pergi ke bar error. Tanpa disangka cha saebin datang ke bar malam itu.

"Boss, target yang kau tunggu sudah datang" ucap manager lewat telepon kepada sangwoo

"Benarkah? Aku akan ganti baju dulu"

Sangwoo berganti pakaian pelayannya dan keluar langsung menemui cha saebin.

"Paman kau akhirnya datang"

"Iyaa, aku kebetulan sedang ada di seoul dan berjalan disekitar sini, lalu aku mampir"

"Kau bisa pesan apa saja paman, aku yang traktir"

Cha saebin hanya tersenyum. 

Sangwoo memberinya minuman yang cukup banyak agar mabuk, lalu dia memasukkan obat kedalam gelas selanjutnya yang akan diberikan, saat itu jay menahan sangwoo dan berkata "apa itu?? Bagaimana kalo ada apa-apa dengan dia?"

"Ini tidak berbahaya, dia hanya akan sedikit fly dan bicara jujur nanti" sangwoo sedikit kesal lalu meninggalkan jay.

Musik semakin keras, malam semakin larut, orang-orang semakin mabuk. Sangwoo menunggu waktu yang tepat untuk membawa cha saebin keluar dari bar dan menanyakan segala hal yang ingin dia tau.

Tapi hal yang tidak diinginkan terjadi. Seorang pria entah datang darimana membawa sebuah pisau berjalan dengan sangat cepat kearah chu sangwoo hendak menusuknya. Tapi jay lebih cepat, dia langsung memeluk sangwoo dan pisau itu mengenai punggungnya. Sangwoo awalnya hanya mengira bahwa jay mabuk dan tiba-tiba memeluk dirinya.  Tapi dia melihat darah menetes dilantai.

"Jangan lihat!!" Ucap jay sambil menutup mata sangwoo dengan tangannya.

Badan sangwoo gemetar dari ujung rambut sampai ujung kakinya.

"Ada apa ini?!! Kau berdarah? Kau terluka"Suara sangwoo tersengal ketakutan dan menangis

"Tidak apa-apa sangwoo-ya" suara jay lirih ditelinga sangwoo menenangkannya sambil terus menutupi mata sangwoo dengan tangannya.

Cha saebin yang melihat kejadian itu, langsung membekuk pria itu dan memukulinya sampai babak belur.

Choi yuna dengan cepat menelpon 119, 2 menit kemudian ambulans datang dan membawa jay kerumah sakit.

Sangwoo awalnya memaksa ingin ikut kedalam ambulans tapi yuna melarang, ditakutkan malah dia ikut pingsan didalam ambulans. Mereka menyusul dengan mobil pribadi.

Jay harus melakukan operasi karena luka tusuknya cukup dalam. Sangwoo menunggu dengan badan masih gemetaran didepan ruang operasi, dia terduduk lemas dan hanya bisa berdoa agar operasinya berjalan lancar.

Setelah hampir dua jam, akhirnya operasi selesai dan jay dibawa keluar ruangan, lalu dipindahkan keruang rawat inap.

"Dokter apa dia baik-baik saja?" Tanya sangwoo

"Tentu baik-baik saja, lukanya tidak terlalu parah, operasi berjalan lancar, jika istirahat dan ternutrisi dengan baik pasti dia akan cepat pulih"

Sangwoo menghela nafas dengan lega.

"Kau sudah lega? Mau ganti baju??" Tanya yuna

Sangwoo mengangguk lalu berganti pakaian.

"Aku akan menunggu disini, kau bisa pulang dan istirahat nuna"

"Tidak mungkin aku pulang, aku sudah meminta beberapa bodyguard untuk datang melakukan pengamanan dan membawa beberapa kebutuhan kita"

"Okay"

Pagi datang dan jay sudah sadar, dia melihat sangwoo tidur disampingnya. Tanpa dia sadari jay memegang wajah sangwoo. Dan itu membuatnya bangun.

"Hei kau sudah bangun, kau perlu apa? Atau ada yang sakit?"

Jay menggelengkan kepalanya

"Bicaralah, bukan pita suaramu yang ditusuk"

Jay tertawa dan membuat punggungnya sakit jay sedikit mengerang kesakitan

"Sakit? Kau jangan tertawa, maaf aku bukan bermaksud kasar, aku hanya......"

"Tuan muda" ucap jay lirih memotong ucapan sangwoo

"Kenapa?"

"Terima kasih"

"Aku yang harusnya berterima kasih padamu, lain kali jangan bahayakan dirimu untukku, gajimu tidak sepadan dengan nyawamu"

"Tapi nyawamu sepadan untuk nyawaku tuan muda"

Sangwoo tidak menjawabnya lagi. Dia hanya memberi jay air minum dan bubur untuk sarapan.

*tok tok* suara ketukan pintu, lalu seorang wanita dan pria masuk kekamar rawat inap jay membawa tas berisi barang sangwoo, yuna dan jay.

"Ryu jihye?! Apa yang kau lakukan disini?" Tanya sangwoo

"Paman menyuruhku membawakan barang" mu kesini, semalam beliau datang kesini tapi kalian sedang tertidur"

"Gyeong tak! Kau tau darimana?! Tanya jay

"Aku menelpon kantormu kemarin hyung, kau tidak ada kabar 1 bulan ini, dan sekarang kau sekarat dirumah sakit" Gyeong menangis dan memeluk jay

"Dia tidak sekarat! Dia baik-baik saja kata dokter, jangan sembarangan Bicara" jawab sangwoo

Yuna mendengar keributan itu pun terbangun, dia melihat ryu jihye dan tidak tau harus berbuat apa.

"Eonnie! Kau tau aku sangat khawatir mendengar penusukan ini! Kau ku telepon tidak menjawab, sangwoo apalagi,  tidak mungkin aku tengah malam pergi kerumah sakit sendirian" ucap jihye sambil berlari kearah yuna dan memeluknya. Yuna yang baru bangun masih bingung dengan situasi ini.

Tak berapa lama kepala keamanan datang juga. Dia menceritakan bahwa pelakunya sudah dibawa kekantor polisi, dan motifnya adalah balas dendam karena ayahnya di jebloskan kepenjara oleh presdir chu saat dia masih menjadi polisi. Akhirnya terungkap secara tidak sengaja kepada sangwoo bahwa ayahnya dulu memang polisi.

Menjelang siang presdir chu datang dan mengucapkan banyak terima kasih pada jay. Sebagai ucapan terimah kasih jay diberi hadiah uang yang cukup besar, tapi dia menolaknya, karena yang dilakukannya tulus bukan semata karena pekerjaan. Tapi karena cinta. Namun disisi lain jay berfikir uang itu bisa melunasi sebagian dari hutangnya, tapi karena sudah terlanjur ditolak mau bagaimana lagi.

Bersambung

TUAN MUDA (semantic error alternative universe) suamchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang