part 18

655 90 2
                                    

Sudah 10 jam namun belum bisa ditemukan dimana keberadaan sangwoo.
Semua tim bekerja keras untuk melacak nya bahkan presdir chu mengirimkan tim pencarian disetiap daerah terpencil secara random.

Sampai pada akhirnya sangwoo sadar kalau jam tangannya mati. Dia meminta jay untuk menyalakan, untung masih bisa menyala. Jay lalu menekan tombol 0 tanda sangwoo dalam bahaya. Sinyal itu diterima oleh komputer kepala keamanan dan langsung dilacak keberadaannya.

Jaraknya sekitar 100km dari kantor mereka.

Tim langsung bergerak, kelokasi yang sudah dikirimkan. Presdir chu memerintahkan seluruh  bodyguard yang dia punya sejumlah 50 orang kesana. Presdir chu ikut kelokasi untuk menyelamatkan anaknya.

Sekitar 2.5 jam perjalanan mereka sampai dititik lokasi, sebuah pabrik bekas yang sudah tak terpakai. Mereka semua mengepung pabrik itu dan tidak pakai lama langsung menyergap dan masuk kedalam.

Tidak ada siapapun disana, mereka naik kelantai dua juga tidak ada. Sampai diatap mereka melihat beberapa orang berbaju hitam sedang menyiram sangwoo dan jay dengan air dingin. Cuaca saat itu sedang dingin sekitar 17° derajat celcius.

Choi yuna melihat itu tanpa keraguan langsung berlari dan menseleding kepala pria yang menyiram sangwoo dan jay.

Presdir chu langsung membuka ikatan tangan dan kaki sangwoo lalu menggendongnya membawa kemobil. Choi yuna dan juno membantu memapah jay untuk keluar dari sana. Bodyguard yang lain membekuk orang-orang itu, lalu membawa mereka kemarkas.

Presdir chu membawa sangwoo dan jay kerumah sakit terdekat sebelum kembali keseoul.

Luka pada tubuh jay lumayan parah, bagian wajahnya sudah lebam dan biru, diperut juga lebam karena ditendang berkali-kali. Dan bekas setruman yang menghitam dipaha nya. Sedangkan sangwoo luka fisiknya tidak parah, namun traumanya benar-benar luar biasa.

Selama dirumah sakit sangwoo tidak bisa beristirahat sama sekali, dia selalu ketakutan bahkan harus diberi obat penenang. Trauma dan rasa bersalah dalam diri sangwoo yang membuatnya begini. Sangwoo bahkan tidak berani menemui jay.

Setelah keadaan sangwoo dan jay lebih baik mereka dipindahkan kerumah sakit diseoul.

Sangwoo sepertinya harus bertemu dengan psikolog nya lagi untuk trauma ini. Tanpa obat tidur dia tidak bisa tidur, jika tertidur dia akan mengalami mimpi buruk. Begitu terus berulang kali.

"Ayah temani tidur ya" ucap presdir chu

Sangwoo hanya mengangguk.
Presdir chu tidur disebelah sangwoo disatu tempat tidur.

"Ayah boleh peluk aku? Seperti ibu memelukku dulu"

Presdir chu memeluk sangwoo lalu berkata "kau sudah aman sekarang, tidak ada yang perlu ditakutkan lagi"

"Tapi ayah, aku membuatmu khawatir, yuna nuna khawatir, bahkan aku membuat jay terluka begitu parah"

"Kami khawatir karena kami sayang padamu, sekarang kau selamat tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dan jay sekarang sudah dalam tahap penyembuhan, kau tidak mau menjenguknya?"

"Aku tidak berani melihatnya, setiap melihat jay bayangan itu datang lagi, aku takut tidak akan bisa bertemu dengan jay lagi

"Semua akan lebih baik setelah rutin terapi dengan psikolog, dan kau bisa bertemu dengan jay lagi"

"Benarkah??"

"Benar, ayah yakin kau bisa menyembuhkan traumamu dan berani bertemu dengan jay"

Kalimat ini membuat sangwoo tenang.

Sudah hampir 2 minggu sejak kejadian itu terjadi. Sangwoo masih belum berani menemui jay, dan jay juga diminta untuk tidak menemui sangwoo sampai sangwoo siap. Padahal setiap hari jay selalu datang kekamar sangwoo 3x dalam sehari, jay hanya melihat dari depan jendela kamar. Saat kembali kekamarnya jay pasti menangis, dia ingin sekali memeluk dan menenangkan sangwoo tapi jay tidak bisa.

Suatu malam sangwoo berjalan sendirian dikoridor rumah sakit, langkah nya menuju kamar rawat inap jay.  Sangwoo melihay jay yang sedang tidur dari balik jendela. Sangwoo sedikit gemetar, ada bayangan² kejadian itu lagi, rasa bersalah sangwoo begitu besar pada jay. Sayup² terdengar suara langkah kaki mendekat dan berkata "kau tidak ingin masuk?" Ucap yuna

Sangwoo menoleh "aku tidak bisa, bayangan dia dipukuli dan disetrum tiba-tiba muncul dibenakku, lihat nuna bahkan seluruh tubuhku gemetar"

Yuna merangkul pundak sangwoo dan berkata "jangan kau paksakan, semua butuh proses, aku akan bilang pada jay untuk sabar menunggumu sampai sembuh"

.
.
.
.
.
Sebulan sudah sangwoo mendapatkan terapi tapi belum ada juga perubahan. Sebulan sudah jay hidup dalam kesedihan, dia hanya bisa menemui sangwoo saat sangwoo tidur. Jay hanya menatap dan tidak berani menyentuh takut sangwoo terbangun. 

Hari itu sangwoo akhirnya bisa pulang kerumah dan melakuka  rawat jalan, presdir chu datang menjemput.

"Ayah aku tidak mau pulang"

"Lalu?? Rumah baru?? Atau liburan?"

"Aku akan pergi ke US aku butuh suasana baru semua terapiku tidak memberikan hasil yang signifikan, mungkin kalau aku pergi ketempat baru aku bisa lebih baik"

"Kau yakin? Bagaimana dengan pengobatamu nanti"

"Aku yakin, aku bisa konsultasi via telepon"

"Oke nanti ayah bantu urus visamu ya"

Yuna benar-benar terkejut mendengar ini
"Kau yakin mau pergi?"

"Iya aku yakin, kau berikan surat ini pada jay dan bilang padanya jangan menungguku"

"Aku tidak tega memberikannya"

"Nuna, aku tidak berani benar-benar tidak berani bertemu dengannya bahkan mendengar suaranya saja aku tidak berani"

"Jadi kau mau putus dengannya?"

"Yaaaa"

"Sangwoo.... ini mungkin tidak terlalu membantu tapi semua ini kembali pada dirimu sendiri, pasti dokter juga sudah berkata begini padamu, kau harus memaafkan dirimu dulu baru bisa kau menyembuhkan rasa sakit dan rasa bersalahmu terhadap jay, jay tidak pernah menyalahkanmu sedikitpun, kau taukan dia sangat cinta padamu, selama ini dia selalu menemuimu saat kau tidur, setiap malam dia menangis, aku mendengar suara tangisnya dari kamarku, dan aku tau semua ini terjadi karena kau cinta padanya, aku harap kau fikirkan lagi untuk tidak mengambil keputusan secepat ini"

Mendengar ini tangis sangwoo pun pecah. Membayangkan bagaimana jay datang padanya ketika dia tidur, membayangkan bagaimana jay menangis setiap hari membuat hatinya teriris, sangwoo juga tidak ingin hubungan ini berakhir, sangwoo ingin trauma ini cepat hilang, dia selalu menekan dirinya setiap hari untuk segera kembali normal karena ingin bertemu jay, tapi tetap tidak bisa.


Bersambung.......

TUAN MUDA (semantic error alternative universe) suamchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang