extra 1

827 82 1
                                    


Chu sangwoo pov


Aku tidak tau kenapa tiba-tiba aku tidak ingin pulang ke seoul, aku berjuang selama ini untuk kembali hidup normal dan bertemu dengan hyung seperti dahulu. Dia sedang menungguku disana.

Aku sudah mengepack barang-barangku tinggal memesan tiket pulang ke seoul tapi aku hanya memandangi laptopku tanpa menekan pesan tiket sama sekali. Sudah dua hari aku begini, akhirnya ku putuskan untuk tidak pulang. Aku bertanya pada psikolog ku kenapa tiba-tiba aku merasa hampa dan tidak ingin pulang. Jawabannya kemungkinan karena aku sudah lama tidak terhubung dengan orang-orang yang kukenal selama setahun penuh, ini membuat diriku kehilangan koneksi dalam diriku dengan mereka, dan juga aku belum bisa memaafkan diriku sendiri.

Aku memutuskan untuk fokus berbenah diri dan menemukan apa yang diinginkan diriku ini. Selama di US aku ikut kelas musik dan memasak, sekarang karena aku memutuskan untuk menetap lebih lama jadi aku akan melanjutkan kuliahku disini. Aku sudah bisa bersosialisasi dengan baik disini, tidak takut bertemu orang baru dan mendapat teman baru meskipun bahasa inggrisku masih terbata-bata mereka selalu mengerti maksudku.

Hari-hari yang kulalui di US terasa lebih baik, aku mulai berfikir untuk memberitahu yuna agar hyung jangan menungguku lagi. Terasa egois tapi aku tidak ingin terus merasa bersalah pada hyung. Aku juga tidak tau apakah aku masih memiliki perasaan cinta padanya atau tidak.

Beberapa kali aku mengirim pesan pada yuna untuk menyampaikan pada hyung jangan menungguku lagi, hubungan kita sudah selesai. Jawaban yuna tetap sama jay hyung akan tetap menunggu. Atau jika benar-benar aku ingin putus maka hubungi jay langsung.

Aku biarkan semuanya, tidak kuhubungi ataupun kukirimkan surat. 3 tahun berlalu aku semakin suka tinggal disini, semua kegiatanku padat dan sudah tidak terfikirkan hyung lagi. Aku juga sering hang out dengan teman-temanku. Semua hal yang tidak kudapatkan di seoul aku dapatkan disini.

Hingga suatu hari aku pergi ke parade pride, semua orang datang dengan pasangannya aku hanya sendirian. Teman-temanku bukan bagian dari LGBT jadi mereka tidak datang.

Aku melihat sekeliling dan mataku tertuju pada pria asia tinggi besar sedang mengobrol dengan pacarnya. Awalnya aku kaget kukira dia adalah jay hyung karena sekilas mirip. Lalu semua kenangan kami hadir lagi dalam fikirkanku, air mataku tidak tertahan saat itu. Aku berlari dan kembali ke apartment lalu menangis.

Aku bingung kenapa aku menangis, sampai aku menelpon psikologku menanyakan kenapa aku menangis karena teringat hyung. Jawabannya karena aku merindukan dia tapi aku tidak menyadarinya. Saat itu aku langsung membuka surat balasan hyung 3 tahun lalu. Tangisku semakin kencang dan rasa nyeri didada ini semakin meningkat.

Aku berkata pada diriku sendiri, sangwoo kamu sudah lakukan yang terbaik, sangwoo kamu sudah maafkan dirimu, menangislah sampai kamu puas, lalu pulanglah ke seoul temui jay. Semua kebahagiaan disini, semua kebebasan disini memang terlihat begitu indah karena kamu belum pernah mendapatkan ini di seoul, tapi sekarang kamu sudah berubah kamu sudah bisa bebas dimanapun kamu berada. Jangan lari lagi.

Setelah 3 tahun pelarianku, aku kembali dan menemui cintaku lagi, hyung aku pulang.


TUAN MUDA (semantic error alternative universe) suamchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang