1

5K 197 10
                                    

"Cok!"

Alister langsung menoleh ketika merasa namanya terpanggil "?" Melihat siapa itu, ternyata Alvin temannya "Pa?" Tanyanya bingung.

"Aula sekolah yok, dengerin pidato kepsek."

"Dih ngapain. Lo mau ngelamar jadi murid baru lagi?" Tanya nya ngejek.

Yah seperti yang dikatakan, hari ini adalah hari pertama siswa menengah atas kelas awal menikmati masa putih abu abu mereka disekolah. Biasanya sebelum murid murid memulai pelajaran mereka, murid murid baru di haruskan berkumpul di Aula utama sekolah hanya sekedar untuk mendengar pidato selamat datang dan sepatah kata dari kepala sekolah dan beberapa guru guru yang memiliki posisi agak penting di sekolah.

Alister mengatakan itu karena dia sekarang kelas sebelas (XI) bukan murid kelas sepuluh (X) lagi. Ngapain anjrit buang buang tenaga buat denger pidato ngebosenin kek gitu? Otak si Alvin pasti abis kejedot pasti nih.

Ekspresi Alvin sedikit mengerut "Lo gatau ya? Katanya ada tamu yang agak spesial datang tahun ini buat ngepidato selamat datang pada murid baru"

Kali ini minat Alister agak tertarik "Oh? Siapa?" Dia jelas jelas agak kepo.

Melihat ini Alvin tersenyum miring "Mangkanya ayok ke Aula. Katanya tamu nya ganteng, banyak ciwi ciwi cantik yang juga ikutan buat nonton. Mayan kan cuci mata pagi pagi kiw kiw." Lalu tanpa persetujuan dari Alister dia menarik lengan ramping pria itu dan menyeretnya menuju Aula.

Alister kesal "Anjeng emang ada maksudnya lo kesana."

"Hehe.."

Di Aula keduanya benar benar terkejut karena tempat itu sekarang sangat padat akan siswa siswa yang saling berdesakan. Sangat berbeda dengan dengan tahun tahun kemarin yang Aula hanya terdiri dari murid murid baru di acara pidato ini. Untungnya kursi kursi yang disiapkan memang hanya terkusus bagi para murid baru untuk diduduki, untuk siswa kelas 11 hingga 12 yang datang hanya untuk melihat lihat akan berdesak desakan di samping jalanan untuk masuk.

Melihat ini Alister tidak bisa menahan pikirannya "Buset lah banyak baner orangnya, emang tamunya se spesial itu kah?" Ketika dia menoleh dia tidak menadapati keberadaan Alvin disampingnya. Lalu setelah celingak celinguk sementata waktu Alister akhirnya melihat pria itu tengah merangkul dua kakak kelas mereka yang bodinya kek abis disuntik balon. montok depan belakang coyy! Ditambah masih banyak gadis lain yang masih mengerumuninya. Wajah Alister tidak dapat dibaca "..."

Babik asu taik, ahlakless banget ni anjing dia ngajak gue dicampakin.

Alister menghela nafas dan diam diam bicara pada dirinya sendiri "Gue seharusnya udh tau kalau ni orang bakal kayak gini nantinya. Asem emang"

Setelah mengatakan ini Alister akhirnya memilih untuk mengurusi dirinya sendiri, di berjalan kesalah satu pojok dengan sedikit berdesak desakan. Ada terlalu banyak orang yang membuat nya agak sedikit kewalah melihat jalan untung aja badannya ramping dan tidak terlalu besar yang membuatnya sedikit dipermudah untuk menerobos kerumunan itu hingga dia akhirnya sampai di pinggir membuat Alister akhirnya dapat merasakan kelonggaran oksigen di pernafasannya. Akhirnya yee.

Alister menyandarkan tubuhnya yang mungil ke tembok merasa agak lelah. Anehnya tidak lama setelah itu Aula tiba tiba menajadi agak sunyi. Ketika Alister memandang jauh kedepan ternyata kepala sekolah telah tiba dan kini berdiri diatas panggung dibelakang podium hitam yang ujungnya berlapis emas. Palsu sih awokswokswoks.

Kepala sekolah ini.. udah berkepala empat, bau tanah, tetep aja mukanya masih nyeremin, batin Alister dalam hati.

Kepala sekolah menatap seisi Aula yang penuh dengan tenang. Dia mungkin telah menebak bahwa berita tentang tamu spesial yang datang hari ini telah menyebar ke penjuru sekolah. Itulah mengapa dia tidak terlalu terkejut dengan banyaknya siswa di sekolah yang dia pimpin hampir memenuhi Aula. Kecuali murid baru, para murid yang datang untuk menonton sebagian besar adalah murid perempuan.

ALEX [BL INDO] -slow update-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang