Reza menatap menu ditangannya sebentar sebelum memencet bel yang ada di dekatnya, tidak lama, seorang pelayan mengetuk pintu dan masuk setelah mendapat izin dari Reza.
"Apa yang tuan tuan sekalian pesan?" Pelayan itu bertanya dengan sopan.
Reza tersenyum "tolong menu yang ini dan ini, dua yang ini dan ini lalu.. ketiga dessert ini. Oh bisakah kamu membawakan salad sebagai hidangan pencuci mulut? dan.. dua botol anggur."
Pelayan itu mengangguk "Tentu." setelah mencatat seluruh pesanan pelayan itu kemudian undur diri dari sana.
Setelah pihak lain pergi, Alvin tidak bisa menahan diri untuk menatap Reza dan bertanya "lo minum?"
Reza mengangkat bahunya "Sekali kali, lagian anggur disini tidak terlalu memabukkan. Emang lu gak pernah minum?"
Alvin sedikit mengernyit "gue gak terlalu suka minum."
Kali ini Reza tertawa "Coba deh, kalau anggurnya dateng dijamin lu bakalan suka."
"....."
Sebelum Alvin sempat mengatakan sesuatu, suara ketukan pintu langsung mengalihkan perhatian mereka. Alvin dan Reza saling menatap sebelum Alvin mengambil inisiatif untuk membuka pintu itu sendiri.
"Selamat malam."
Alvin: "???"
Reza"???"
"Maaf telah mengganggu waktu kalian. Saya adalah manajer restaurant ini."
Tidak usah dipungkiri bahwa dua remaja itu begitu terkejut dengan identitas lelaki baya dihadapan mereka. Ekspresi tertegun tercetak diwajahnya namun Alvin buru buru menenangkan dirinya sebelum berkata "Kalau boleh tau, ada apa ya?"
Jejak rasa bersalah muncul pada wajah manajer itu "Saya merasa sangat bersalah tapi bisakah tuan muda ini mengosongkan ruang pribadi sekarang juga?" Manajer itu berkata dengan sopan.
"Kenapa?"
"Maaf mengganggu."
Seorang pria tinggi dengan berseragam tentara segera menyela. Pria itu telah lama berdiam diri di belakang pak manajer dan kali ini dia mendekat kearah Alvin sambil menunjukkan sesuatu kearahnya "Kami dari markas pusat tentara, kebetulan kami membutuhkan seluruh lantai dua agar dikosongkan untuk menjalankan tugas sekarang. Harap kerja sama Anda tuan."
Alvin menatap kartu tanda pengenal resmi yang memverifikasi identitas lelaki di hadapannya. Setelah diam sejenak, dia sedikit menoleh kebelakang untuk melihat reaksi Reza. Setelah itu berkata kepada pak manajer dan tentara itu. "Oke."
Kelegaan seolah menghampiri diri pak manajer "Terima kasih. Saya sudah mengatur ruang pribadi lain di lantai tiga untuk tuan muda sekalian. Mohon ikuti saya."
Tetapi tepat ketika mereka baru saja akan pergi, pintu di ruang pribadi yang berada tepat di samping ruang pribadi dua remaja tiba tiba terbuka. Pada saat itu, wajah sang tentara yang selalu terlihat serius seketika menjadi muram.
"Oh ada apa ramai ramai?"
Tentara itu berusaha mengontrol ekspresinya setenang mungkin dan tersenyum tipis pada orang orang yang baru saja keluar dari ruang sebelah. "Permisi kami harus pulang sekarang." Kemudian dia memberi kode agar yang lain segera mengikutinya dan mengambil jalan lain. Alvin seolah dapat melihat ada yang tidak beres, jadi dia hanya tetap diam dan diam diam mengikuti tentara itu dengan tenang. Tapi..
"Berhenti!"
Langkah tentara itu segera berhenti. Oh sial, sekarang firasatnya mengatakan bahwa semuanya sudah terlambat.
Orang orang asing itu tiba tiba mengeluarkan senjata api dari saku mereka. Orang yang memimpin kelompok tersebut adalah seorang pria gendut berjas merah, dia berkata dengan nada dingin "Tahan mereka di dalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEX [BL INDO] -slow update-
Short Story"Ayo Pacaran!" "Anjer Gay" "Bodo amat" "Lo gila." "Oke sekarang kita pacaran." "SINTING" ⚠️AREA KAUM PELANGI⚠️ Tdk untuk menyinggung siapapun, yang gasuka LGBT minggat gausah ngeribetin 《cerita gabutz, for fun aja》