Istirahat.
Tepat setelah dia selesai membereskan buku bukunya, sebuah bayangan hitam tiba tiba menyelimuti tubuhnya dari atas. Dia mendongak "?"
Alvin menatap Alister dengan wajah datar "ikut gue."
Alister "....?"
***
Alister melihat sekeliling nya. Dia sebenarnya agak tidak menyangka akan dibawa ke rooftop sekolah. Angin sepoi sepoi langsung menyapu wajah nya dengan lembut.
"Jujur sama gue."
Alister perlahan berbalik kebelakang, menghadap kemana Alvin berdiri. Mata persiknya yang cantik memandang tepat ke kedua mata tajam milik Alvin menunggu pria itu untuk melanjutkan perkataannya.
"Alister, sebenarnya apa hubungan lo sama senior itu?"
Hening.
Alvin menatap lekat lekat pada wajah tanpa ekspresi itu, tangannya diam diam mengepal.
Disisi lain Alister langsung dibuat terdiam oleh pertanyaan Alvin. Setelah hening sesaat dia akhirnya membuka suara "gak ada."
"Gak ada?" Alis Alvin mengerut, tentu saja dia tidak akan percaya begitu saja. "Beneran?" Kali ini dia maju satu langkah.
Alister memutar matanya malas "Iyalah. Gue ama dia cuman kenalan biasa. Emang lu berharap apaan?"
Kali ini Alvin yang terdiam.
Alister masih menunggu jawaban temannya itu selama beberapa saat namun si nakonda malah diem diem bae. Lah maksudnya gimane nih bang? Ngajak ngobrol tapi diem ae lah. Gaseru iss, Alister berdecak kesal "Ck, malah diam. Kalau gitu gue anggap pembicaraan kita selesai yah!" Selesai mengatakan itu, dia berniat untuk langsung pergi gitu aja meninggalkan Alvin yang masih diam ditempatnya tanpa berniat buat mengajaknya sama sekali.
Diam diam diam berpikir dalam hati, tuh anak makin lama makin aneh perasaan. Masa bodolah soal dia.
Dari pada itu, dia merasa lapar sekarang. Alister mengelus perutnya yang datar dengan prihatin. Sialan Alvin, buang buang waktu bae tuh anak, mana dia masih perlu diskusi tentang duit kelas yang ilang lagi.
Saat sibuk ngedumel dalam hati tiba tiba sakunya bergetar. Alister buru buru merogoh sakunya mengeluarkan handphonenya dari dalan sana. Seseorang menelfonnya.
Hanya saja..
Alister melihat nama si pemanggil dan langsung terdiam.
Pedo Cabul is Calling...
Ngapain nih orang nelfon gue?!
Bahkan tanpa pikir panjang pun dia langsung menolak panggilan itu tanpa rasa bersalah.
Dia kembali memasukkan handphone ke kantong celana dan kembali berjalan kekelasnya. Untung nya orang itu tidak menelfonnya untuk yang keduanya kalinya.
Tapi ketika dia tiba di kelasnya fokusnya langsung terhenti pada sebuah kotak bekal yang telah nangkring diatas mejanya dengan anteng "???"
Alister menoleh kesana kemari lalu menatap kearah Sherline yang asik membaca novel di bangkunya sendiri sambil menyender pada bahu Mahesa dengan malas. "Sher."
"Em?" Sherline mengangkat pandangannya.
"Lo tau ini punya siapa?" Tanya Alister sambil menunjuk kotak bekal diatas mejanya.
Sherline menatap bekal itu "Oh, punya elo lah. Siapa lagi?"
Alister semakin bingung "punya gue?" Dia menggaruk kepalanya semakin bingung, "Bukan punya gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEX [BL INDO] -slow update-
Короткий рассказ"Ayo Pacaran!" "Anjer Gay" "Bodo amat" "Lo gila." "Oke sekarang kita pacaran." "SINTING" ⚠️AREA KAUM PELANGI⚠️ Tdk untuk menyinggung siapapun, yang gasuka LGBT minggat gausah ngeribetin 《cerita gabutz, for fun aja》