Taman bermain Edelweis menjadi salah satu destinasi yang paling diminati belakangan. Taman bermain yang baru dibuka di tengah kota itu dibangun dengan kesan floral klasik dengan nuansa warna pastel dan dibuat dengan nuansa barat klasik. Permainan-permainan baru yang ada di sana membuat Edelweis menjadi pilihan utama dibandingkan taman bermain sejenis.
Saat ini seorang gadis bertubuh gempal tengah sibuk merias diri. Ia bekerja di rumah hantu di taman hiburan itu. Bersama rekannya yang lain dan juga sang adik yang kini mengenakan pakaian drakula. Gadis itu bernama Reisya Clemira Prameswari Raharjo, di sampingnya adik tirinya Vinendra Adhitama Raharjo yang biasa dipanggil Vhi.
Rei kini mengenakan pakaian putih dengan rok compang-camping. Gadis itu sebenarnya sedikit kesal karena hari ini ia harus mengenakan pakaian wewe gombel dan itu kostum yang paling tak ia sukai. Vhi tetap terlihat tampan, ia bahkan membuat rambutnya tertata klimis. Rei kemudian memakai kostum utama, ia menggantungkan dada boneka. Gadis itu menatap pada cermin, berdecak kesal disaat Vhi malah terkekeh karena sang kakak menaik turunkan benda besar berbentuk seperti dua guling panjang itu di depan tubuhnya.
Melihat kelakuan sang adik tiri membuat Rei kesal kemudian memilih duduk kembali. "Ketawa aja terus," kesal Rei.
"Ya habis lo goyang-goyang gitu." Vhi mengatakan.
Meskipun usia Rei lebih tua dua tahun dibandingkan Vhi, pria itu tak terbiasa memanggil sang kakak dengan panggilan kakak, Mbak atau sebagainya.
"Buruan pulang sana sih Vhi," ucap Rei mengingatkan.
Sudah hampir seminggu ini Vhi melarikan di dari rumah sang nenek dan memilih untuk tinggal bersama Rei.
Pria pemilik senyum kotak itu melirik kesal pada sang kakak. "Lo ikut kan kalau gue balik?"
Rei melirik kemudian tersenyum. "tentu saya ...," jawabnya menggantung.
Vhi tersenyum senang, ia memerhatikan kembali cermin di hadapannya. Senang ketika mendengar apa yang dikatakan sang kakak tiri. Rei kini merias wajahnya dengan darah palsu yang membuat riasannya semakin seram. Ia kemudian melirik ke arah Vhi.
"Tentu saja tidak," Rei melanjutkan ucapannya buat Vhi beringsut kecewa.
Rei kembali merapikan riasannya, ia kemudian menatap ke arah vhi yang menatap dengan tatapan memohon. "Inget, aku bukan keluarga kamu," ucap Re.
"Kamu masih bagian keluarga Raharjo," kata Vhi mencoba ingatkan.
"Ya, meski begitu nenek dan orang tua kita beda. " Lagi Rei mengingatkan pada Vhi yang sejujurnya tak peduli tentang itu.
"Ayo dong Rei, please." Vhi merengek.
Rei terdiam, ia meminta sang adik untuk diam, Vhi mendekatkan wajahnya. Keduanya mendengar suara anak kecil.
"Anak nangis ya?" tanya Rei.
Bukan hanya Rei, tapi beberapa orang yang berada di ruangan juga terdiam coba dengarkan suara yang berada di sana. Rei kemudian berdiri coba mencari asal suara yang sepertinya berasal dari belakang, sementara Vhi malah mendengar suara dari luar dan memilih berjalan ke luar.
Saat itu--
"Rei, tolong gue!!!"
Rei menoleh kemudian berlari mengejar saudaranya itu. Sementara yang lain terpaku dengan kejadian di hadapan mereka. Rei menarik tangan Vhi membuat rangkulan dan tarikan dua pria yang jelas adalah utusan sang nenek lepas. Membuat keduanya kini berlarian di luar taman bermain. Tak sedikit orang yang terkejut Apalagi rei menggunakan kostum dan make up yang menyeramkan.
Rei sadar diri tubuh gempalnya tak mungkin bisa berlari dengan cepat. Ia kemudian berlari ke bagian toko-toko bersembunyi di antara rak -rak boneka. Keduanya saling terengah-engah karena berlari sejak tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Maju Duda Mundur Jejaka (MYG//JK)
Любовные романыPerempuan gemuk sering dipandang sebelah mata, dibully sepertinya sudah jadi makanan mereka sehari-hari. Tapi bagaimana jadinya, jika si gendut cantik ini diperebutkan pria-pria tampan? Reisya Clemira Prameswari Raharjo, kehidupannya begitu rumit...