45

225 32 15
                                    

Rei dan Jimmy  berangkat menggunakan Vespa milik Jimmy menuju mall yang berada tak jauh dari rumah. Hari ini mereka berdua berencana untuk menonton bersama dan juga berjalan-jalan setelah menonton nanti. Lama sekali tak melakukan kegiatan seperti ini dan tentu saja ini menjadi hal menyenangkan bagi mereka berdua.

Perjalanan mengikis waktu sekitar dua puluh menit sampai akhirnya mereka tiba di tujuan. Bisalah perjalanan selalu ada obrolan, canda dan tawa di antara keduanya. Hal itu selalu menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi Jimmy.

Vespa tua itu berhenti kemudian Rei segera turun. Gadis itu berjalan mendekati Jimmy, meminta sahabatnya itu membukakan pengait pada helm yang dikenakannya. Pengaitnya agak rusak sehingga Rei selalu kesulitan untuk melepasnya. Dan Jimmy dengan sengaja tidak mengganti helm itu, agar bisa membuka pengaitnya. Saat melakukan itu membuat Jimmy bisa menatap Rei lebih dekat lagi. Bahkan sesekali tangannya tak sengaja menyentuh pipi Rei yang kemerahan akibat terkena panas.

"Kenapa sih nggak mau ganti helm?" Rei bertanya setelah Jimmy berhasil melepas helm miliknya.

Jimmy berdeham, sambil sibuk mengikatkan helm di pengait di bawah kursi. "Kenangan dari helm ini banyak banget loh." Jimmy kembali menatap ke arah Rei. "Helm ini dan nemenin kita berdua dari zaman SMA."

Kedua sisi bibir garis itu tertarik ke samping. Benar juga apa yang dikatakan oleh Jimmy bahwa helm itu memang memiliki banyak sekali kenangan bagi mereka berdua. Lagi pula, helm itu memang masih sangat bagus hanya pengaitnya saja sedikit rusak.

"Kita mau ke mana dulu?" Rei bertanya.

Jimmy turun dari Vespanya kemudian menggandeng tangan gadis yang ia sukai tanpa ingin ia miliki. "Mau makan es krim?"

Gadis itu mengangguk, keduanya kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam mall. Jimmy senang sekali setelah sekian lama ia harus menunggu bisa meluangkan waktu bersama dengan Rei. Yang hari ini jodohnya bisa bersama Jimmy menggenggam erat tangan Rei, seperti kebiasaan yang selalu mereka lakukan.

Tentu saja mengikis perasaan sangat sulit bagi Jimmy. Masalahnya, hatinya sudah menentukan dan memilih sejak lama. Bahkan pria itu lupa sejak kapan pertama kali jantungnya berdegug kencang ketika Rei berada di sampingnya. Jimmy lupa, sejak kapan senyuman terulas dengan tulus, setiap kali Rei berbicara. Bahkan jika Gadis itu hanya mengatakan hal yang sepele saja.

Hati Jimmy bukannya mengelak mengenai perasaan yang ia rasakan. Hanya saja sadar diri sejak awal kalau Rei pasti akan mendapatkan seseorang yang lebih baik dibandingkan dirinya.

"Mau rasa apa?" Jimmy bertanya ketika mereka kini telah berdiri di sebuah stand es krim yang belakangan menjadi viral.

Rei menatap, menurutnya ini terlalu mahal. "Nggak di tempat biasa aja?"

"Gue habis gajian. Hmm?" Jimmy tahu kalau Rei tak ingin dirinya mengeluarkan uang yang terlalu banyak.

"Di tempat biasa aja yuk? Mau yang rasa Oreo, tapi karena lo habis gajian ditambah potongan brownies kering ya?" Gadis itu meminta sambil tersenyum, tatapan matanya seolah memohon.

Pria bermata sayu itu ikut tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Ya udah kalau gitu kita ke tempat biasa aja."

Keduanya kemudian melangkahkan kaki Mereka lagi. Berjalan menuju sebuah restoran cepat saji di mana biasanya mereka membeli es krim vanila dengan taburan oreo. Menjadi langganan keduanya sejak SMA.

Setelah memesan es krim kesukaan, keduanya kemudian memilih duduk di  satu kursi di tempat itu. Jakarta hari itu mendung tapi mengapa hati Jimmy seolah berbunga-bunga dan bahagia sekali. Jika sedang dilanda Cinta Memang musim hujan pun terasa seperti musim semi.

Maju Duda Mundur Jejaka (MYG//JK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang