29. mencari pengganti

237 32 4
                                    

Yuga berjalan keluar mobil setelah ia melihat Kinan di sana. Pria itu tersenyum lalu berjalan menghampiri. Yuga jelas melihat kalau Kinan memiliki perasaan kepada Rei.

"Pak Kinan?" sapa Yuga seraya mengulurkan tangannya. Dan dengan cepat dijabat oleh Kinan.

"Makasih pak,' ucap Kuki kemudian.

"makasih untuk?" tanya Yuga bingung.

"Makasih udah anterin Rei," jawab Kuki menjelaskan maksudnya agar Yuga tak bingung lagi.

Si pucat tersenyum, semakin jelas kini kalau Kuki menaruh hati. "Oka Pak Kinan, saya kira kenapa. Kalau gitu saya permisi," pamit Yuga kemudian segera undur diri tak lupa berpamitan pada Rei.

Reis sendiri sejujurnya jadi tak mengerti, kenapa Kinan harus berterima kasih pada Yuga? Ia menatap pada pria pemilik senyum layaknya kelinci itu. Sementara belum bertanya karena mobil Yuga belum meninggalkan tempat itu.

"Kinan?"

Kuki menoleh sekaigus menyahut saapaan yang ia dengar. "Ya, Rei?"

"Kenapa kamu terima kasih?"

Kuki tersenyum, "Karena Vhi titip kamu ke aku, Aku terima kasih kerena Pak Yuga udah mau antar kamu dengan selamat," jawabnya.

Rei senang karena perhatian yang diberikan oleh Kuki. Sama sekali tak berpikiran kalau pria itu telah menaruh hati padanya.

"Masuk dulu yuk, udah ada iva kan?" rei mengajak kemudian keduanya berjalan masuk ke dalam bersama.

Rei mengajak Kuki untuk masuk ke dalam rumah. Di dalam sudah ada Iva yang kini tengah merapikan meja makan. Hari sudah cukup malam dan melewati waktu makan malam. Malam ini menunya cukup sederhana ikan kembung goreng, sambal dan juga lalapan.

"Ayo masuk masuk. Kita makan malam bareng-bareng."

"Aku ganti baju dan bersih-bersih dulu ya." Rei meminta izin pada Kinan yang segera dijawab dengan anggukan.

Kuki duduk menunggu. Sebenarnya melihat gadis itu pulang bersama Yuga tadi membuatnya sedikit merasa cemburu. Entahlah, padahal Ia tahu betul kalau pria itu adalah atasan Rei. Kamu tetap saja ia merasa aneh karena tiba-tiba saja pria itu mau mengantarkan Rei pulang.

Tak telah selesai. Ia duduk menghampiri Kinan di ruang tamu. Mengenalkan atasan bawahan batik berwarna orange membuat gadis itu terlihat segar sekali.

"Fresh banget kamu pakai warna orange." Kuki berkomentar.

"Iya, kayak jeruk ya bulet?" Rei kemudian terkekeh setelah mengatakan itu.

Melihat itu Kuki ingin mencubit  gadis di hadapannya. Jujur saja Rei menggemaskan sekali malam ini. Apalagi ia mengikat bagian poninya sehingga membuatnya terlihat seperti air mancur di tengah.

Kuki kemudian teringat bahwa ia ingin menanyakan sesuatu. "Kok tumben banget pak Yuga nganterin kamu pulang?"

"Iya, karena tadi aku bilang nggak ada yang jemput jadi dia mau nolongin aku dan nganterin aku." Rei menjawab.

Jawaban itu sebenarnya membuat cookie merasa lebih tenang. Karena terlihat kalau Rei memiliki perasaan khusus terhadap  Yuga. Dan itu membuat perasaannya menjadi lebih tenang saat ini.

"Oh iya, Aku mau kasih tahu ke kamu kemarin aku samperin Vhi. Dan dia memang lagi di gembleng sama nenek Ayu buat Jadi penerus. Belajar tentang bisnis dan juga perusahaan di rumah. Vhi, kelihatan tertekan sih tapi Semoga dia bisa bertahan karena dia satu-satunya orang yang bisa diandalkan buat jadi pewaris." Kuki mengatakan itu karena ia tahu kalau Rei juga cemas dengan keadaan Vhi.

"Dia kan Kalau dipaksa belajar jadi pusing? Jujur Aku cemas sama keadaannya. Vhi itu bukan orang yang bisa belajar dalam waktu singkat. Dia cenderung belajar secara bertahap untuk materi di bidang tertentu seperti bisnis, matematika atau sejenisnya. Tapi kalau bidang seni dia itu memang cepat banget belajarnya." Rei mengungkapkan apa yang ia ketahui mengenai adik tirinya itu.

Kuki juga mengetahui hal itu dan jujur saja melihat sahabatnya belajar seperti kemarin membuatnya jadi merasa Iba. Apalagi koki tahu kalau materi yang diberikan itu bukan materi yang mudah.

"Semoga dia bisa ngelewatin ini semua. Dan Vhi, minta untuk aku jagain kamu dan juga Iva."

"Makasih ya Kinan,"  ucap Rei.

"Sama-sama Rei." Sahut kuki.

***

Sementara  pagi ini nenek Ayu kembali pada rutinitasnya. Kondisinya sudah menjadi lebih baik Dan kini ia memutuskan untuk datang ke kantor ia sudah mengumpulkan beberapa direksi yang kemungkinan akan mendukungnya. Meskipun ia memegang saham terbanyak tetap saja akan sulit jika banyak yang menentang pergantiannya dengan cucu sementara wayangnya.

Sengaja wanita itu datang pagi-pagi sekali untuk menciptakan kesan yang baik. Dia ingin memberikan kesan terbaiknya demi mendapatkan jawaban yang ia inginkan. Satu persatu dari para direksi berkumpul sehingga kini keenam direksi yang selama ini mendukungnya telah berada di sana.

"Sebelumnya saya berterima kasih karena kalian mau datang di pertemuan kita kali ini." Ayo membuka percakapan, sebelum ia mengatakan mengenai apa yang akan ia bicarakan hari ini.

Para direksi menganggukkan kepalanya sejauh ini mereka tetap berada di samping dan mendukung Ayu karena kinerja dari Ayu sendiri yang sangat mumpuni dalam memimpin perusahaan. Padahal bisa dikatakan usianya saat ini cukup lanjut. Tetapi program-program yang dibuat oleh Ayu benar-benar meremajakan perusahaan. Dan hal itu yang disukai oleh para direksi.

"Saya meminta kepada para direksi untuk mendukung cucu saya menggantikan posisi saya saat ini."Ayu segera mengatakan keinginannya. Tak ingin menunda lagi apa yang ingin dibicarakan hari ini.

Para peserta pertemuan menggelengkan kepalanya. Mereka tak setuju jika perusahaan harus dipimpin oleh orang baru. Meskipun itu adalah cucu dari Ayu sendiri. Karena selama ini tak ada jejak yang menunjukkan kalau Vhi adalah orang yang potensial untuk memimpin perusahaan. Hal itu yang membuat semuanya menjadi ragu.

"Sejauh ini hanya Bu Ayu yang bisa memberikan kinerja terbaik bagi perusahaan. Bagaimana bisa saya dan kami semua mempercayakan posisi tersebut terhadap orang lain?" Seorang direksi yang duduk di sebelah kanan tak jauh dari Ayu buka suara.

"Cucu saya itu sudah menjalani pendidikan bisnis dan saya sendiri yang meminta Pak Jun untuk mengajari dia." Ayu berkata lagi mencoba memberitahu yang lain. Tentu saja Ini adalah usahanya untuk mendapatkan kepercayaan dari para direksi.

"Kami juga mencari tahu tentang Ibu. Dia bahkan lulus dengan nilai yang pas-pasan dan banyak gosip yang beredar kalau tak pernah mengerjakan tugas dan membayar joki untuk semua tugas yang diberikan oleh dosen. Bagaimana bisa kami menggantungkan harapan dengan personal yang seperti itu?" Kini salah seorang direksi yang duduk di sudut meja berkata.

Tentu saja Ayu juga sangat mengetahui hal itu. Dan memang Ayu menganggap kalau cucu semata wayang yaitu bisa mengerjakan dan memegang perusahaan. Namun kini rasanya semua jadi sulit karena kelakuan dari Vhi yang memang sedikit di luar nalar.

"Gini aja Bu. Kita kasih waktu Ibu sebelum pemilihan CEO baru selama 3 bulan. Jujur saja kalau cucu Ibu kami merasa sama sekali nggak ada kesempatan untuk jadi CEO. Karena kami semua juga sudah menyelidiki latar belakang dan apa saja yang dilakukan sama dia Bu. Dan menurut kami hasil penilaiannya adalah minus. Untuk itu, Ibu Ayu harus menunjuk orang lain yang bukan Vhi. Kamu nggak mau perusahaan hancur Karena orang yang nggak kompeten di bidangnya."

Maju Duda Mundur Jejaka (MYG//JK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang