20 || Makan lo

1.7K 56 0
                                    

HALO SEMUAAA!!!
APA KABAR? SMG KALIAN SEHAT YA!☁

Kngn bgt sama reader's nya AVARO...
maaf bgt ya aku baru bisa up cerita ini lagii😞

Ok ga pake lama, SELAMAT MEMBACA AVARO LG 🦋🦋🦋

*etss iklan dulu, jngn lupa ya follow dulu ig mereka:
@reracakes
@gioninoalvaro_
@aninaddison




HAPPY READING ☁


Angin malam yang sejuk ini membuat Varo keluar dari kamarnya. Ya, sekarang pria itu di balkon kamarnya sedang duduk dengan 1 batang rokok di tangannya.



Varo memang suka sekali posisi seperti ini, disaat ia sendiri ia akan lebih tenang, ia akan lebih bisa mengenali dirinya sendiri dan di saat seperti ini biasanya Varo akan mengingat sesuatu, ya seperti sekarang ini ia mengingat kejadian bagaimana terjadinya ini semua, pernikahan.

Ia mengingat betapa ceroboh nya menabrak Anin yang sedang berjalan di lorong, ia tak sengaja menyenggol Anin yang membuat baju segaramnya basah, ia mengingat betapa lucunya Anin di saat meminta tumpangan.

Itu semua membuat dirinya tersenyum sambil di temani langit malam.

"Al..." Panggil Anin.

"Alvaro?" Heran Anin karna melihat Varo tersenyum sendirian.

"Al, LO KESAMBET!?!" Ucapnya kencang yang membuat Varo tersadar.

"Apa si lo, siapa yang kesambet hah?!"

"Kirain lo kesambet..." Ucapnya pelan.

"Enggak lah." Jutek Varo.

"Lagian lo senyum-senyum sendiri." Ucap Anin pelan.

"Lo ngapain di luar? Anginnya kenceng nanti masuk angin." Lanjut Anin.

"Kalo masuk angin ada lo ini." 

"Hah? Ko jadi gue?" Heran Anin.

"Tinggal minta pijitin lo aja kalo gue masuk angin." Ucap Varo sambil menatap langit malam.

Anin pun langsung memelototkan matanya.

"Dih ogah." Tolaknya mentah-mentah.

"Kenapa? Ga bisa mijit ya kak?" Goda Varo sambil menatap lekat mata Anin.

"Bi-bisa ko!" Jawabnya gugup.

"Yakin dek?"

"Yakin lah, ish apa si ko lo jadi ngeselin begini." Kesal Anin, sebab malam ini entah mengapa ia merasa Varo lebih sering meledek nya.

"Ga boleh?" Tanya Varo.

"Boleh si, tapi heran aja."

"Dari pada heran, mending sini lo duduk, kasian dari tadi berdiri mulu." Ajak Varo sambil menepuk-nepuk bangku kosong agar Anin duduk.

Dan Anin pun duduk di sebelahnya sambil menatap pemandangan kota jakarta yang sedikit terlihat dari balkon kamarnya.

"Jakarta indah juga ya..." Kagum Anin tiba-tiba.

"Iya dong." Balas Varo.

"Ciptaan Tuhan yang ada di samping gue juga ga kalah indah..." Kagum Varo di dalam hatinya sambil melihat ke arah Anin.

AVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang