{Bisa yu follow dulu sebelum baca}
Mendapati takdir yang jauh dari kata baik, Zura dan Zeyn kakak beradik ini harus menjadi kan diri mereka mandiri tanpa orang tua nya semejak 3 tahun yang lalu hingga sekarang bahkan nanti.
🌼🌼🌼
" Saudara Aksa za...
Sangking sibuk dan serius nya Zura bekerja tanpa dia sadari sejak 10 menit yang lalu sang suami sudah memberi kan dia pesan melalui ponsel genggam nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sejak kapan mas Aksa foto profil nya pakai foto aku" gumam Zura sembari berfikir.
Tak membalas pesan terakhir dari sang suami, Zura bergegas menuju ruangan Aksa.
Toktok!
"MASUK" teriak Aksa yang tak terlalu keras.
munculah Zura dari balik pintu dan ternyata itu istrinya.
"Langsung Masuk aja sayang, kenapa pakek ketuk pintu dulu" ujar Aksa melihat istri nya melangkah ke arah ia duduk.
Aksa dengan sangat cekatan menarik pinggang istrinya guna ia peluk.
Aksa mengusap pinggang Zura dengan lembut.
Aksa mendongakan kepalanya melihat wajah sang istri.
"Sakit nggak perut nya?" Kini Aksa beralih mengusap perut Zura yang tentu saja terhalang baju.
"Engga kok " jawab Zura.
"Makan ya, kamu pasti laper..mas masih nitip, sebentar lagi sampe"
Aksa menuju sofa di ikuti Zura dibelakang nya.
Zura menyenderkan kepalanya pundak sang suami. Aksa dengan sangat lembut memijit pelipis sang istri.
Zura tampak duduk gelisah, ini efek hari pertama datang bulan terasa nyeri dan tidak nyaman di badan.
"Apanya yang sakit sayang? " Tanya Aksa yang sendari tadi diam.
Zura menggeleng, sungguh sebenarnya perutnya sangat sakit sekarang tapi enggan untuk memberi tahu Aksa.
Zura sedikit meremas ujung jas Aksa guna menahan rasa sakit diperutnya. Nyeri, mules, seperti di peras campur aduk rasanya.
Aksa dengan inisiatif mengelus perut Zura, mungkin itu bisa sedikit membuat rasa nyaman.
"Sakit banget ya?" Tanya Aksa dengan suara lembut
"Sedikit mas " jawab Zura
"Apanya sedikit, kamu aja Sampek remes baju mas" kata Aksa masih dengan mengusap perut Zura
"Dikit kok, biasanya nggak gini" jawab Zura lagi.
"Kamu Mau apa? Mas beliin, yu" ajak Aksa.
"Siapa tau beli apa gitu nanti sakitnya sedikit ilang " sambung nya.
"Atau mau beli obat? Biar nggak nyeri lagi " ujar Aksa lagi berturut turut.
"Engga mas, nggak usah disini aja.. mau makan, laper " dan setelah berucap itu ternyata makanannya sudah sampai.
Zura dan Aksa makan dengan tentram nya, ya walau Zura masih merasa sakit dibagian perutnya.
Aksa melihat laptop nya ada email yang harus ia cek.