Jangan lupa bersyukur ☘️
.
.
.Warning, adengan 18+ harap tidak dibaca oleh pembaca dibawah 18 tahun. Harap skip ya gais.
Hari ini merupakan salah satu hari paling menyebalkan selama aku menjadi mahasiswi. Gara-gara dosen ekonomi itu aku lagi-lagi harus mengerjakan essai karena lupa membawa flashdiskku yang berisi materi presentasi hari ini. Sebenarnya aku juga menyimpan salinannya di flashdisk pak Kemal. Tapi mana mungkin aku memintanya di depan mahasiswanya?
"Nih, biar ngga cemberut aja." Aku menoleh ke sumber suara dan mendapati tiga batang coklat yang disodorkan kepadaku.
"Mas kira Jule anak kecil?"
Dia tersenyum dan mengupas salah satu coklatnya. Mematahkannya sekotak dan menempelkannya di depan mulutku.
"Lanjut nanti aja, Mas ngga suka lihat kamu main sama laptop terus," ucapnya dengan mimik tak suka.
Aku menutup laptopku dan memutar tubuhku agar menghadapnya saat ini.
"Kan juga gara-gara Mas aku main laptop terus."
Dia tak menjawab, melainkan menarik tanganku dan berjalan menuju sofa.
"Nih, makan dulu," ucapnya memberikan semua coklat tadi kepadaku.
"Kamu inget ngga terakhir kali kamu ketemu Jamal?" tanya Pak Kemal tiba-tiba.
Aku mencoba mengingat pertemuan terakhir kami saat itu.
"Dia kasih anting ke Jule. Katanya buat kenang-kenangan sebelum dia pergi ikut bundanya," ucapku.
"Terus?"
"Sama kerudung bordiran nama frozen. Dan katanya nanti kalau Jule udah besar harus pake kerudung. Terus kita mau nonton film kesukaan Jule, tapi dia harus ikut bundanya karena udah dijemput," ucapku sedih jika mengingat kejadian itu.
Pasalnya kak Jamal adalah teman pertamaku di Bandung saat itu, sekaligus kakak keduaku yang selalu melindungiku dan menjagaku kemanapun aku pergi. Bahkan dia rela tidak main dengan teman-temanya supaya aku tidak kesepian. Tapi sayangnya saat aku memasuki SMP dia harus pindah karena ikut bundanya.
"Sebentar." Aku berdiri, mendekati meja belajarku. Mencari sesuatu yang sepertinya masih kusimpan.
Aku mengeluarkan kotak berwarna kuning agak lusuh karena sudah sangat lama kusimpan. Aku membukanya, mengambil dua pasang anting dengan gambar karakter Olaf di sana.
Aku kembali menuju sofa.
"Jule masih simpen antingnya, tapi kalau kerudungnya di rumah mama," ucapku menujukkan anting pemberian kak Jamal.
"Bagus kan?" tanya Pak Kemal penasaran.
"Iya, dulu emang Jule suka banget sama frozen, makanya kak Jamal kasih ini," ucapku terkekeh pelan.
"Tunggu, dari mana Mas kenal kak Jamal?"
"Coba kamu inget wajah bundanya si Jamal," perintahnya. Tentu saja aku sedikit lupa saking lamanya.
"Mas emang siapanya kak Jamal?" tanyanku akhirnya karena benar-benar lupa dengan wajah bundanya.
Dia menunjuk dirinya sendiri, "Jamal," ucapnya yang membuatku terkejut.
"Tapi 'kan nama Mas Kemal bukan Jamal?"
"Kan Jamal waktu itu nyebut dirinya Kak Mal, tapi kamu dengernya Jamal," elaknya.
"Jujur, iya. Tapi masa iya? Mas ngga bohong kan?" tanyaku yang tiba-tiba ditatap tanpa kedip oleh manusia di depanku.
"Kalau Mas bukan Jamal, apa untungnya Mas nikahin kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Coldest Dosen
RomanceWarning!!! Cerita ini bukan sequel, tapi spin of Julia sama dosennya yang harus menikah karena permintaan terakhir ibu dari dosennya. Kok bisa? Padahal baru kenal seminggu. Penasaran? Baca aja yu ... Peraturan membaca : •Readers wajib meninggalkan...