Jangan lupa bersyukur 🌻
Semakin hari hubunganku dengan pak Kemal semakin dek- baik. Walaupun memang terkadang masih terasa canggung.
Pak Kemal ternyata bukan orang yang dingin dan killer. Dia memiliki pribadi yang hangat. Katanya, dia bersikap seperti itu supaya mahasiswanya bisa lebih serius dalam belajar, padahal menurutku itu terkesan menakutkan. Akhir-akhir ini kami juga sering menghabiskan waktu bersama. Seperti belanja mingguan hingga masak dan makan bersama seperti saat ini. Terdengar alay memang, tapi siapa sangka kalau ide ini datang dari pria yang sedari tadi memegang mixer.
"Ini harus dimixer sampai kapan?" tanyanya yang sejak 5 menit yang lalu membantuku membuat brownies.
Hari ini hari pernikahan kami yang ke empat bulan, dan kami memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di akhir pekan dengan memasak kue kesukaan Pak Kemal. Terdengar alay memang. Tapi
"Udah cukup. Sekarang kita tuang lelehan coklatnya," ucapku mengambil mangkuk berisi coklat yang sudah kulelehkan sebelumnya.
Pak Kemal menaruh mixernya, kemudian mengambil spatula. Aku mulai menuang coklat ke dalam adonan tadi. Dia mulai mengaduk secara perlahan. Setelah dirasa tercampur rata, dia kemudian memasukkan adonan tersebut ke dalam loyang yang sudah dibalut dengan kertas roti dan menghentakkan secara perlahan.
"Bapak terlihat sangat berpengalaman," pujiku yang membuat dia menatapku aneh. Dia berjalan mendekati oven yang sudah kupanaskan sejak 10 menit yang lalu, dia memasukkan loyang berisi adonan ke dalam oven dengan hati-hati. Kemudian menutupnya dan kembali menghampiriku.
"Anda terlalu berlebihan nyonya," jawabnya.
"Bukan berlebihan, cuma Jule emang ngga pernah liat cowo bikin kue, Mas keliatan profesional," ucapku jujur.
"Kamu ngga pernah nonton acara masak di tv? Gini-gini Mas pernah bikin kue sama mama."
"Kan beda, kalau di tv ngga real. Emang kapan Mas bikin kue sama mama?" tanyaku penasaran, pasalnya kita ke sana cuma mampir dan paling lama hanya setengah hari. Dan selama itu aku tak pernah mendapati Pak Kemal ke dapur setelah kejadian makan malam beberapa bulan lalu.
"Bukan sama mama Nita."
"Terus mama siapa?"
"Kamu ngga tau?" tanya yang kemudian merogoh sakunya. Dia mengeluarkan ponselnya dan mulai mengutak-atiknya.
Dia menujukkanku sebuah vidio memasak dan,"yang ini," ucapnya yang saat itu juga aku menatapnya tak percaya.
"Bapak seriusan main itu?" tanyaku sambil menunjuk layar ponselnya.
Dia mengangguk sambil terkekeh pelan.
"Kukira semua cowo sukanya main game tembak-tembakan, ternyata game memasak juga?"
"Mas beda, Mas kadang cuma gabut dan ngerasa harus healing ditengah tumpukan kertas mahasiswa. Jadi, Mas belajar masak bareng mama aja. Kadang dia juga suka ngomel kalau Mas gosongin masakannya," jelasnya santai. Aku masih tak habis pikir dengan dosen ajaib di sampingku ini. Bagaimana jika mahasiswanya tau kalau dosen dinginnya ini ternyata suka bermain game anak perempuan?
Ting
Aku mengambil loyang menggunakan kain serbet, kemudian setelah cukup dingin, aku memindahkan brownies itu ke piring saji dengan menambahkan parutan keju di atasnya. Setelah itu aku memotongnya menjadi beberapa bagian.
Pak Kemal mengambil sepotong, kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya. Dia mulai mengunyah dan terlihat seperti memikirkan sesuatu.
"Rasanya ...."
"Kenapa? Ngga enak?" tanyaku penasaran.
"Bukan, Mas keinget brownies yang sering dibeli bunda pas Mas kecil," ucapnya mengambil sepotong lagi. Jadi, sebenarnya brownies buatanku enak atau dia yang kelaparan?
"Waktu kecil?"
"Iya, tapi sekarang tokonya udah tutup sejak 5 tahun lalu karena pemiliknya meninggal," ucapnya.
"Innalilahi wa innailaihi raji'un. Jule jadi inget sama nenek. "
"Kenapa?"
"Nenek juga dulu punya toko kue, tapi semenjak nenek meninggal, toko kuenya ditutup karena ngga ada yang lanjutin," tuturku mengingat toko kue nenek di Bandung.
"Kenapa?"
"Ngga ada yang nerusin. Nenek cuma punya satu anak, papa. Waktu itu papa mau lanjutin toko itu dengan kerjasama sama karyawan kepercayaan nenek, tapi beliau ngga bisa karena baru nikah dan ikut suaminya. Dan karyawan yang lain malah buka toko kue sendiri ngga lama setelah nenek meninggal. Jadi papa mutusin buat nunda sampe sekarang," jelasku panjang.
"Toko kue Arini?" tanya Pak Kemal tiba-tiba.
Aku menoleh, "Mas tau darimana?" Bukannya menjawab, dosen itu malah menarik tanganku dengan piring berisi brownies di tangan satunya.
Setelah sampai di depan tv, dia melepaskanku dan duduk.
"Mas belum jawab Jule, main narik-narik aja," protesku.
Dia menepuk sofa kosong di sampingnya.
"Kamu kira Mas ngga capek dari tadi berdiri?"
Aku duduk, dan mengulangi pertanyaanku di dapur tadi.
"Emm ..."
"Mas nebak aja, soalnya dulu bunda sering beli di situ." Aku mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu inget Jamal?" tanyanya menatapku yang sekarang menatapnya juga dengan tatapan bingung.
"Jamal siapa?" tanyaku bingung.
"Yang sering nemenin kamu nonton barbie," jawabnya membuatku semakin bertanya-tanya. Aku memutar otakku, mencoba mengingat sesuatu yang mungkin aku lupakan.
"Jule inget!" ucapku antusias yang menyebabkan Pak Kemal tersedak.
Aku buru-buru pergi ke dapur untuk mengambil minum.
Aku segera kembali dan memberinya segelas air. Dia segera meminum air itu hingga separuhnya.
"Untung Mas cuma kesedak brownies. Coba bakso? Mau kamu jadi janda?" omelnya padaku. Aku yang diomelinya hanya diam dan menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Maaf, 'kan Jule cuma mau ngasih tau aja," ucapku merasa bersalah.
Dia diam, kemudian menaruh airnya di atas meja dan mengambil sepotong brownis lagi.
"Udah inget?" tanyanya.
"Dia temen kecil Jule pas masih kelas ... kelas satu SD deh kayanya. Dia pertama kali jadi temen Jule karena beliin Jule coklat karena Jule nangis di pinggir jalan. Padahal waktu itu Jule nangis karena lupa jalan ke toko nenek," jelasku mengingat cerita potongan kecil masa kecilku itu.
Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama ❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Coldest Dosen
RomanceWarning!!! Cerita ini bukan sequel, tapi spin of Julia sama dosennya yang harus menikah karena permintaan terakhir ibu dari dosennya. Kok bisa? Padahal baru kenal seminggu. Penasaran? Baca aja yu ... Peraturan membaca : •Readers wajib meninggalkan...