bagian 4

1.2K 122 54
                                    

Selamat membaca.....







Typo bertebaran.....


.

.

Hari sudah semakin sore, jarum jam pun telah menunjuk pada pukul 04.30 wib, setelah selesai berkeliling mengecek seluruh ruang kelas telah terkunci atau belum, tidak lupa juga melihat ruangan guru yang di dalam banyak berkas-berkas penting serta uang yang memang sengaja para guru tinggalkan dalam ruangan tersebut.

Sebelum pulang Mahendra akan berjalan mengelilingi setiap sudut tempat kerjanya, karena itu sudah menjadi kewajiban Mahen untuk mengecek ruang demi ruang kelas sebelum benar-benar meninggalkan area sekolah, setelah merasa semuanya aman, Mahen kembali ke pos penjagaan, di dalam pos itu Mahen membenahi barang bawaannya, setelah selesai memakai jaket, topi serta ransel pada punggungnya, Mahen bergegas keluar pos lalu pergi keluar gerbang untuk mengunci gerbang utama sekolah dasar yang menjadi tempat dirinya mencari nafkah.

Entah kenapa perasaan Mahen sore hari ini begitu bahagia, biasanya waktu pulang dia akan mencari informasi tentang sekolah yang menyediakan beasiswa untuk adiknya Fitri, tapi sekarang Mahen telah mendapatkan informasi dari orang yang tepat, pak Radit, salah satu pengajar mengatakan pada Mahen untuk membawa Fitri esok hari untuk bertemu dengannya, pak Radit ingin membantu pendaftaran sekolah Fitri, tadinya Mahen tentu saja menolak, namun keinginan pak Radit tidak bisa di tentang, pak Radit mengatakan jika dia akan membantu Fitri untuk masuk ke dalam sekolah itu, SMA Nusa Bangsa, sebagai hadiah karena Mahen sudah giat bekerja.

Sebelum pulang Mahen menyempatkan diri pergi ke sebuah warung kecil yang berada di sekitaran rumah kontrakannya, di warung kecil itu Mahen ingin membeli sabun mandi dan sampo karena telah habis, Mahen dan Fitri baru menetap di kota metropolitan kurang lebih dua bulan, satu bulan Mahen gunakan untuk mencari kerja dan bersyukur Satu bulan kemudian Mahen mendapatkan pekerjaan menjadi penjaga sekolah dasar, walaupun penghasilannya minim tapi tidak apa, setidaknya gaji dari hasil penjaga sekolah bisa untuk membayar uang kontrakan sebesar 700 ribu dan kebutuhan Mahen dan Fitri untuk sehari-hari, total gaji yang Mahen dapatkan yaitu 2 juta rupiah.

Setelah selesai membeli kebutuhan yang Mahen inginkan, Mahen segera kembali melangkahkan kedua kakinya menuju tempat kontrakan yang telah dia sewa selama dua bulan.

" Assalammualaikum " Mahen menarik kenop pintu lalu membawa tubuhnya untuk masuk kedalam kontrakan itu.

" waalaikumsalam " ucap seseorang dari arah dapur, Mahen sudah hapal betul kebiasaan adiknya yang jam segini pasti sedang memasak untuk makan malam.

" mas udah pulang ?" ujar seorang gadis menghampiri Mahen yang sedang duduk, dengan membawa segelas air putih yang telah dia siapkan untuk Mahen.

" ini minum dulu mas " ucap gadis itu kembali, Mahen menerima gelas yang berada dalam genggaman tangan sang adik.

" terimakasih ya " gadis itu tersenyum melihat Mahen yang tengah meneguk habis air putih yang telah dia siapkan.

" lagi masak ?" Tanya Mahen pada adiknya.

" iya, udah selesai, mas gak beli makanan kan ?" Ujar gadis itu melirik kantong plastik kecil yang Mahen simpan di atas meja.

" enggak, plastik hitam itu isinya sabun sama sampo" ujar Mahen kemudian, gadis itu menganggukan kepalanya mengerti.

" mas mandi dulu, setelah itu kita makan bersama sekalian ada yang ingin mas bicarakan sama kamu fit" Mahen mengarahkan satu tangannya mengelus puncak kepala Fitri dengan lembut.

" ya udah, Fitri juga mau nyiapin makanan nya dulu" Firi menjawab lalu beranjak pergi meninggalkan Mahen dengan tidak lupa membawa kembali gelas  yang telah Mahen gunakan barusan.

My Seven Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang