33

426 47 59
                                    

Typo bertebarannnnnn

Seee youu buldep, dua ending chapterr


.


.


.


.



.






#sambungan telepon....





" bang...Jendra ada kelas tambahan, bisa minta tolong buat jemput Fitri bisa gak bang? Jendra takut Fitri nunggu kelamaan"

" Jevan sih kemana..?"

"Jevan juga sama ikut kelas tambahan bareng Jendra..."

" ya udah, mumpung abang lagi free, kebetulan juga abang lagi ada di sekitar sekolah kamu"

"Makasih bang, maaf ngerepotin..."

" santai aja, Fitri juga adeknya Abang.... "



#sambungan telpon terputus.....

Bagas baru saja mendapatkan telpon dari adiknya Jendra, si sulung kembar itu berkata kalau dia ada kelas tambahan yang mungkin memakan waktu yang tidak sedikit. Jendra meminta tolong pada Bagas untuk menjemput si bungsu Fitri di sekolah, Jendra takut Fitri bosan nunggu mereka sendirian di sekolah.

Untung saja Bagas memang sedang berada di sekitaran sekolah adik-adiknya. Bagas baru selesai Meeting di daerah sini, Jendra menghubunginya pada waktu yang sangat tepat. Dengan suka hati Bagas sedikit menginjak pedal gas untuk mempercepat laju mobil mercedes benz G-class yang baru kemarin dia beli.

Si sulung putra Pradifta itu pun melajukan mobilnya menuju sekolah untuk menjemput princess pradifta. Di tengah perjalanan, Bagas melihat sesosok gadis ber-seragam SMA sedang berjalan di atas trotoar. Posisi Bagas sekarang berada di sebrang jalan sebelah kanan, sedangkan gadis yang mirip adiknya itu berjalan di pinggir jalan arah sebaliknya. Bagas memicingkan matanya memastikan jika gadis itu benar-benar Fitri adiknya, dan memang benar, gadis itu adalah Fitri.

Bagas ingin menancap gas untuk memutar arah namun niatnya harus di urungkan setelah melihat ada mobil sedan hitam yang berhenti tidak jauh dari tempat adiknya berada. Bagas mengepal kuat ketika mengetahui siapa orang yang baru saja keluar dari dalam mobil hitam tersebut. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Bagas mematikan mesin mobilnya, keluar lalu menyebrangi jalan untuk menghampiri Fitri yang sedang berjalan mundur sampai pada akhirnya Fitri menghentikan tubuhnya karena terhalang tubuh tinggi Bagas.

" Fitri......."

" Masss........" Fitri melonjak bersyukur mendapatkan Bagas saudara sulungnya yang ternyata ada di belakang tubuhnya. Buru-buru Fitri pergi ke belakang tubuh Bagas serta memeluk pinggang Bagas dari belakang. "tenang, ada mas kamu gak perlu takut" ucap Bagas mencoba memberikan ketenangan pada Fitri yang mulai bergetar takut karena orang-orang yang ada di depannya.

"Fitri takut mas" bisik Fitri yang masih terdengar jelas oleh Bagas. Bagas ter-iris sakit mendengar suara Fitri yang terbata karena rasa takut yang teramat sangat.

"mas disini, mas bakalan lindungi kamu" ucap Bagas membalikan tubuhnya, melepaskan pelukan Fitri yang langsung di gantikan oleh tangkupan hangat telapak tangan besarnya yang pada wajah sang adik. "ada mas, kamu gak perlu khawatir" ucap Bagas menatap lembut kedua mata Fitri yang sudah berkaca-kaca menahan airmata yang pastinya sebentar lagi akan keluar.

My Seven Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang