bagian 5

986 111 53
                                    




Typo bertebaran.......



.

.

.

Kemana pun sang pujaan hati pergi pada saat itu juga Radika akan selalu memaksakan dirinya untuk terus mendekati Fitri sampai gadis itu luluh akan kehadirannya.

Sekarang di dalam kontrakan kecil itu terdapat tiga orang anak manusia yang masih enggan mengeluarkan suara, Mahendra yang duduk di samping tubuh sang adik, dan Radika yang memposisikan tubuhnya untuk duduk pada kursi lain.

" ngapain sih kamu pake kesini segala?" setelah hening beberapa waktu, Fitri menjadi orang pertama yang mengeluarkan suaranya, gadis bertubuh mungil itu bertanya pada anak laki-laki seusianya.

" bukannya aku udah bilang bakalan ikutin Fitri kemana pun Fitri pergi" dengan wajah tanpa ada rasa salah sedikitpun laki-laki itu menjawab pertanyaan dari gadis pujaan hatinya.

" mmmm, lebih baik mas pergi dulu ya, kalian berdua bisa ngobrol lebih bebas" ucap Mahen yang beranjak dari tempat duduknya.

" dik....... " panggil Mahen pada Dika.

" iya mas kenapa.?"

" titip ya, jangan buat mood Fitri ancur, mas pergi mandi dulu " Mahen memperingati Dika untuk menjaga sikap dan bisa mengontrol dirinya agar tidak membuat Fitri menjadi bete atau sejenisnya.

" iya mas gak akan, mas Mahen tenang aja " Radika mengacungkan kedua ibu jarinya pertanda jika dirinya menyanggupi permintaan dari saudara laki-laki gadisnya itu.

" aku tanya, ngapain kamu datang ke Jakarta ?" Fitri kembali mengulang pertanyaannya.

" harus berapa kali aku bilang Fit ?" Fitri memutar bola matanya dengan malas, gadis itu pun terlihat memijat pelan pelipis kanannya.

" kita udah gak ada hubungan lagi ka, bapak kamu benar aku gak pantas sama kamu, kamu orang terpandang sedangkan aku hanya orang rendahan" Radika ingin menghampiri tubuh Fitri yang mulai bergetar, tapi harus di urungkan karena Fitri yang menyuruhnya untuk tidak mendekat.

" Fitri.... aku gak peduli sama omongan bapak, yang aku peduliin itu hanya kamu, aku cinta kamu, aku sayang kamu dan aku cuma mau kamu, aku gak sanggup hidup jauh darimu Fit....." Dika mulai memohon pada Fitri agar gadis itu mau menerimanya kembali, jujur selama tiga bulan tidak ada Fitri disamping nya membuat hidup Dika jadi tidak karuan.

" tetap aja dik, aku bisa lagi balikan sama kamu, kamu juga berhak kok cari perempuan lain yang jauh lebih sempurna dariku " Radika menggelengkan kepalanya tidak setuju akan perkataan yang keluar dari mukut sang pujaan hati.

" mau sampai kapan pun aku akan tetap mencintaimu " Fitri menghembuskan nafas pelan, sedikit sebal karena sikap Dika yang keras kepala.

Radika Lintang Mahesa merupakan teman masa kecil, Fitri dan Dika pertama kali bertemu saat mereka berdua masuk sekolah dasar, waktu berjalan begitu cepat, sampai pada akhirnya Radika menyadari sesuatu yang berbeda ketika dirinya dekat dengan Fitri, perasaannya selalu bahagia walaupun itu hanya melihat Fitri dari kejauhan, dan Radika pun mengetahui jika perasaan itu disebut dengan Cinta, ternyata Radika mencintai sahabatnya sendiri.

Saat menginjak kelas sebelas, Dika pun memberanikan dirinya untuk menyatakan perasaan cintanya pada Fitri, dan sungguh sangat bersyukur jika Fitri menerima perasaannya.

Namun dewi kebucinan belum berpihak pada hubungan mereka berdua, menjalin hubungan selama lima bulan harus kandas karena larangan orang tua Dika, kedua orang tua tidak menyetujui sang putra sematawayang jatuh cinta pada sahabatnya yang hanya seorang gadis biasa, Radika orang berada sedangkan Fitri hanyalah seorang anak dari pedagang kecil, hal itu lah yang membuat Fitri memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Dika, dan pada saat itu juga Mahen ingin pergi ke Jakarta, membuat Fitri lebih memilih untuk ikut bersama dengan kakaknya merantau ke ibukota.

My Seven Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang