sembilan belas

544 81 83
                                    

Selamat mimbici :*



Jangan lupa komen ;)

Typo bertebaran...




.

.











Setelah selesai mengajar siswa sekolah dasar, Radit mempunyai rencana ingin memperkenalkan Ratna pada bundanya, jadi hari ini Radit ingin membawa Ratna ke rumahnya. Radit langsung keluar dari ruang guru berjalan menuju motornya yang terparkir di area parkir yang letaknya tidak jauh dari ruangan yang baru saja dia tinggalkan.

Dengan kecepatan santai Radit melajukan sepeda motornya, membelah jalanan kota yang tidak terlalu padat oleh kendaraan. Tidak lama kemudian Radit telah sampai di kedai milik kekasihnya, guru muda itu pun turun dari atas motornya kemudian berjalan menghampiri Ratna yang sedang sibuk melayani para pembeli yang mengantri. Sebagai calon pendamping yang siagap, tanpa di perintah Radit sudah mempunyai inisiatif sendiri untuk membantu Ratna menyiapkan minuman yang telah di pesan oleh mereka, bubble tea buatan Radit juga tidak kalah enak dengan buatan Ratna.

Karena semua pelanggan telah pergi meninggalkan kedai, Radit langsung meminta Ratna untuk segera menutup kedai bubble tea sebelum adalagi orang yang datang kemari, Ratna hanya bisa menuruti keinginan dari kekasihnya itu apalagi disaat Ratna mengetahui tujuan Radit yang ingin memperkenalkannya dengan bunda dari kekasihnya itu. Bukan hal itu adalah satu langkah baik bagi hubungan asmara mereka, pikir Ratna seperti itu.

" kamu beli motor baru lagi bang..?" Tanya Ratna pada Radit ketika dirinya telah siap untuk duduk di jok belakang motornya Radit.

" enggak " jawab Radit kemudian.

" kok beda...?"

" bukan aku yang beli, tapi Jendra " ujar Radit mulai menjelaskan tentang motor yang dipake olehnya.

" baik banget adek kamu " Radit hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan pelan.

" baik karena terpaksa lebih tepatnya" ucap Radit lalu mengambil helm dan langsung memasangkan pada Ratna.

" terpaksa...?" Ujar Ratna dengan bingung sambil memposisikan tubuhnya dengan nyaman.

" iya, motor aku yang dulu ilang dibawa orang, pas banget Jendra yang lagi pake motor aku, Jendra langsung beli motor buat ganti motor aku yang ilang " Radit kembali menjelaskan kronologi bagaimana dia mendapatkan motor baru dari Jendra, sedangkan Ratna hanya bisa menutup mulutnya mendengar penuturan dari kekasihnya itu.

" kok bisa ....?"

" lupa cabut kunci motor... kata Jendra itu juga " setelah mengucapkan kalimat itu Radit langsung menyalakan mesin sepeda motor barunya, lalu menolehkan kepalanya kearah Ratna sambil berkata......

" udah siap, pegangan yang kenceng aku mau ngebut ..." Ratna langsung melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Radit, Radit yang merasakan pinggangnya di peluk erat oleh Ratna pun hanya bisa tertawa di balik helm full face yang sedang dia kenakan.

.

.

Mungkin ini merupakan kali pertama Ratna menginjakan kedua kakinya di atas keramik marmer dan pintu kayu besar yang berdiri kokoh tepat di depan matanya. Dengan pelan Ratna menolehkan kepalanya kearah Radit yang baru saja berdiri di samping tubuhnya, tadi memang Radit minta izin pergi sebentar untuk menyimpan sepeda motornya di garasi rumah.

" bang.....?"

" apa sayang " Ratna langsung memutar tubuhnya agar berhadapan dengan Radit.

" ini beneran rumah kamu..?" Ratna menyeritkan keningnnya bingung ketika melihat Radit yang menggelengkan kepalanya secara perlahan.

My Seven Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang